Orang Tua Hukum Anak Sampai Mati, Disuruh Lompat Berjam-jam Saat Cuaca Panas Tak Boleh Makan & Minum

Lebih tragis lagi, si anak tak diberi makan dan minum. Korban dipaksa lompat di trampoline berjam-jam tanpa henti

Istimewa
FOTO ILUSTRASI 

Parahnya. hukuman tersebut berlangsung saat cuaca tengah panas-panasnya.
Suhu saat kejadian terjadi, menurut Accuweather.com, diperkirakan sekira 43 derajat celcius.

Sementara, suhu tanah sekira 68 derajat celcius, sebagaimana dilansir dari People, Minggu (18/10/2020).

Tindakan autopsi kemudian dilakukan terhadap jenazah Jaylin.

Baca juga: Ajaib, Al-Quran Tidak Hangus Terbakar Saat Kebakaran Hebat Lalap Rumah di Tanjungsari Sumedang

Hasilnya, Jaylin meninggal karena dehidrasi.

Polisi akhirnya memutuskan meninggalnya Jaylin adalah sebuah pembunuhan.

Diberitakan media setempat, Jaylin gemar beraktivitas di luar rumah.

"Ia menyukai menunggang kuda, seluncur es, dan semua hal di luar ruangan. Dia mencintai semua orang dan hewan, dan sangat tertarik pada sejarah dan sains," ujar salah satu tetangga.

Anggota keluarga, menjelaskan pasangan suami istri tersebut bukanlah orang tua kandung Jaylin, melainkan hanya wali.

tribunnews
Ilustrasi kekerasan anak dan perempuan (pixabay)

Sementara itu, ibu kandung Jaylin, Alysha Anderton, mengungkapkan telah mencoba mendapatkan akses ke putrinya dan saudara perempuan Jaylin.

"Saya tidak pernah mendapat kesempatan untuk memberitahu dia betapa kerasnya saya berusaha dalam hidupnya dan saya begitu dekat," tulis Anderton di laman Facebook-nya.

Baca juga: KPU Masih Tunggu Hasil Rekap Jumlah Pendaftar Petugas KPPS Untuk Pilkada Indramayu 2020

"Hanya beberapa bulan lagi bisa melihat mereka," lanjutnya.

Anderton merasa sedih tidak bisa merasakan kebahagiaan dengan Jaylin.

"Tapi aku sudah terlambat. Dan yang bisa kupikirkan hanyalah dia meninggalkan dunia ini tanpa mengetahui betapa aku mencintainya dan betapa aku menginginkannya," ucapnya dalam Facebook pribadinya.

"Tidak adil kalau mereka punya begitu banyak kenangan bersamanya dan semua yang tersisa denganku adalah lubang di hati saya yang begitu besar sehingga saya benar-benar mati rasa dan merasa hampa.

Baca juga: Profil Wapres ke-9 RI, Hamzah Haz, Pernah Jadi Wartawan, Ketua Parpol Sebelum Jadi Wakil Presiden

Sebagian dari jiwa saya telah mati dan saya tidak akan pernah sama lagi," lanjutnya.

Sumber: Surya
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved