Sejarah Apem, Makanan Khas Saat Tradisi Rebo Wekasan di Situs Makam Pangeran Pasarean Cirebon
Selama bulan Safar hampir setiap rumah di Cirebon membuat apem dan membagikannya kepada tetangganya.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mutiara Suci Erlanti
"Maksudnya melalui Isim Kala Caka itu menjadi media tawasul datangnya cahaya atau rahmat Allah Swt," ujar R Hasan Ashari.
Di Situs Makam Pangeran Pasarean sendiri kegiatan ngirab atau mandi bersama dimulai sejak enam tahun lalu.
Namun, mandi bersama itu tidak dilaksanakan di Sungai Drajat, tetapi di Sungai Cipager yang berada di belakang situs.
Dalam tradisi rebo wekasan di Situs Makam Pangeran Pasarean, warga yang mandi bersama juga langsung doa bersama setelahnya.

Doa bersama itu tentunya dipanjatkan untuk menolak bala dan malapetaka yang turun di bulan Safar.
Setelah seluruh rangkaian tradisi rebo wekasan dilaksanakan, para pengurus tampak membagikan makanan khas Cirebon, apem.
Sejumlah tamu undangan juga terlihat duduk santai sambil menyantap apem yang dibuat pengurus situs.
Hasan menyampaikan, apem sendiri mengandung filosofis agar ucapan dan tingkah laku sehari-hari selalu manis sesuai rasa gula merah cair yang disantap bersama apem.
"Inti dari tradisi ini adalah meningkatkan silaturahmi, mengharap keberkahan dunia dan akhirat, serta menjaga warisan budaya," kata R Hasan Ashari.