Petugas Medis Alami Kekerasan Saat Melacak Pasien Covid-19, Dipukuli dan Digigit Keluarga Pasien
Mereka mengaku kesulitan menghadapi masyarakat yang masih menentang keberadaan Covid-19.
Dengan hampir tidak ada perlindungan, mereka siap dipanggil siang dan malam dengan gaji bulanan sekitar £ 50 (Rp 950.000) termasuk £ 11 (Rp 211.000) untuk pekerjaan COVID-19 mereka.
Bahkan di beberapa negara bagian gajinya hampir setengahnya karena mereka dianggap sukarelawan, tanpa status hukum dan tergantung pada belas kasihan pemerintah.
Seema, seorang pekerja ASHA selama tujuh tahun, mengaku mempertaruhkan nyawanya saat melakukan pekerjaan ini.
• Kakak Beradik Asal Indramayu Punya 12 Jari Tangan & 12 Jari Kaki, Banyak Orang Penasaran Ingin Lihat
'Kami adalah pekerja garis depan, kami mempertaruhkan nyawa kami dan nyawa anak-anak kami."
"Anak-anak kami ingin memeluk kami segera setelah kami kembali, terkadang kami bahkan tidak punya waktu untuk mandi," katanya.
Kini, India masih menempati peringkat kedua dengan kasus virus corona terbanyak di dunia.
Mereka memiliki 6.553.027 kasus yang terkonfirmasi hingga Minggu (4/10/2020).
Dengan 101.841 pasien meninggal dunia dan 5.509.966 pasien yang dinyatakan sembuh.
(Tribunnews.com/Maliana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Pilu Petugas Medis India Alami Kekerasan Saat Melacak Pasien Corona: Dipukuli Keluarga Pasien