Pelaku Vandalisme Mushola Menangis Sesenggukan di Depan Polisi, Dinyatakan Alami Depresi Berat

Tangis sesenggukannya makin kencang hingga harus ditenangkan oleh Wakapolresta Tangerang AKBP Dedy Tabrani

Editor: Machmud Mubarok
(Dok. Istimewa)
Warga Perumahan Villa Tangerang Elok, Kelurahan Kuta Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang dihebohkan dengan aksi vandalisme yang dilakukan orang tidak dikenal di Mushala Darussalam, Selasa (29/9/2020) sore. 

TRIBUNCIREBON.COM - Satrio Katon Nugroho (18) pelaku vandalisme mushala menangis saat konferensi pers di Mapolresta Tangerang pada Rabu (30/9/2020). 

Belakangan diketahui, Satrio mengalami depresi hingga tidak bisa mengendalikan emosi.

Pantauan Kompas.com, Satrio yang mengenakan baju tahanan warna hitam, menangis sesenggukan saat Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ary Syam Indardi menjelaskan kronologi terjadi aksi vandalisme yang dilakukan Satrio.

Sejumlah RW di Sembilan Kelurahan di Bandung akan Terapkan Pembatasan Sosial Berskala Kampung

7 Bulan Pandemi, Kasus Covid-19 di Indonesia Kini Mencapai 295.499 Orang, Hari Ini Tambah 4.317

Kadisnaker Tegaskan Tak Ada Buruh di Majalengka yang Ikuti Mogok Massal Selama 3 Hari

Suara tangis Satrio perlahan terdengar saat Kapolresta menjelaskan melalui pengeras suara.  Tangis sesenggukannya makin kencang hingga harus ditenangkan oleh Wakapolresta Tangerang AKBP Dedy Tabrani dam juga Kasat Reskrim Polresta Tangerang AKP Ivan Adhitira.

Dedy yang berada di samping pelaku tampak menenangkan dengan cara mengusap punggung. Hal serupa juga dilakukan oleh Ivan.

Di sana juga ada Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar yang sesekali menengok ke arah pelaku yang tengah menangis. Satrio menangis sekitar lima menit. 

Depresi, sulit kendalikan emosi

Belakangan diketahui, kondisi kejiwaan Satrio saat itu sedang depresi. Dikatakan Ade, Satrio dalam kondisi yang sulit mengendalikan emosi.

Hal tersebut juga diperkuat dari pemeriksaan oleh Psikolog yang menyatakan Satrio tengah depresi.

"Tersangka menyesali apa yang dilakukan, namun sulit untuk mengendalikan emosi, apa yang dilakukan merupakan pelampiasan kekesalan terhadap orang-orang di sekitar yang mengucilkan, menghindarinya," Penjelasan Ade kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (2/10/2020).

Dari penjelasan orangtuanya, kondisi tersebut sudah terlihat sejak pelaku kelas tiga SMP dimana sering mengeluh sulit tidur hingga muncul dorongan melakukan kekerasan dan perkelahian.

Fakta Terbaru

Polisi terus melakukan pemeriksaan terhadap SKN (18) pelaku vandalisme di mushala yang berada di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terbaru, diketahui bahwa pelaku melakukan aksi vandalisme lantaran tertekan dilarang keluar rumah oleh orangtua.

"Tersangka melakukan perbuatannya tersebut karena tertekan, dilarang keluar rumah oleh orangtua tersangka setiap hari, sehingga tersangka emosi dan melampiaskan kekesalan dengan cara perbuatan tersebut," kata Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ary Syam Indardi kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (2/10/2020).

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved