Info Gempa Bumi Hari Ini

Gempa Bumi M 4,2 Guncang Kawasan Pangandaran, Tak Berpotensi Tsunami, Begini Kata BMKG

BMKG meminta kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Editor: Machmud Mubarok
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Seismograf mencatat setiap gempa yang terjadi. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Gempa bumi tektonik terjadi di barat daya Pangandaran, Senin (28/9) pukul 10:49:00 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), menunjukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan M=4.2. Episenter terletak pada koordinat 8.27 LS dan 108.23 BT, atau tepatnya berlokasi di laut, pada jarak 69.53 km barat daya Kabupaten Pangandaran, pada kedalaman 10 kilometer.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas penyesaran dalam Lempeng Eurasia.

Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Pangandaran dengan Skala Intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut. Hingga pukul 11:06 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

BMKG meminta kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @bmkgwilayah2 atau @infoBMKG), website (http://balai2.bmkg.go.id/ atau http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id).), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.

Isu Tsunami 20 Meter

 Isu tsunami setinggi 20 meter di selatan Pulau Jawa, nampaknya membuat masyarakat panik.

Walaupun tidak sedikit masyarakat yang masih menganggap hoaks soal isu tersebut.

 INI Bocoran Spesifikasi Vivo V20 dan Vivo V20 SE, Bakal Dirilis di Indonesia Dua Hari Lagi

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami dr. Daryono mengatakan, kecemasan dan kepanikan publik yang sering muncul akibat adanya informasi potensi gempa megathrust itu terjadi karena adanya kesalahpahaman.

"Para ahli dalam menciptakan model potensi bencana sebenarnya ditujukan untuk acuan upaya mitigasi. Tetapi sebagian masyarakat memahaminya kurang tepat, seolah bencana akan terjadi dalam waktu dekat," ujar Daryono kepada Tribunjabar.id, Minggu (27/9/2020).

 7 Jenderal TNI Pernah Diculik dan Dibantai Pada Tragedi G30S PKI, Ini Proses Penemuan Jasad Mereka

"Ini masalah sains komunikasi yang masih terus saja terjadi, karena hingga saat ini masih ada gap atau jurang pemisah antara kalangan para ahli dengan konsep ilmiahnya, dan masyarakat yang memiliki latar belakang dan tingkat pengetahuan yang sangat beragam. Kasus semacam ini tampaknya masih akan terus berulang, dan pastinya harus kita perbaiki dan akhiri," lanjut dia.

Ia mengakui, kepanikan masyarakat akibat informasi potensi gempa megathrust sering terjadi.

 Daftar Harga HP Oppo Akhir September 2020: Lengkap Mulai A1K, A92, Find X, Hingga Reno 4

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved