Ada 9 Kota/Kabupaten di Pantai Selatan Jawa Berpotensi Terdampak Apabila Tsunami Besar Menerjang
Semua pemerintah daerah (Pemda) di jalur pantai Selatan pulau Jawa diminta terus meningkatkan kewaspadaan untuk merespons potensi tsunami.
Pihaknya memastikan saat ini telah meningkatkan kewaspadaan dengan menjalin komunikasi relawan dan masyarakat pesisir.
"Jadi gini kalau pantai selatan semua berisiko mulai Banyuwangi-Pangandaran.
• 31 Seismograf dan 18 WRS NG Sudah Terpasang di Jabar untuk Deteksi Tsunami dan Gempa
Dengan ada statement di Kabupaten Lumajang, kami memastikan sudah membentuk desa tangguh bencana, jadi jika ada ombak besar (tusnami di Jawa Timur) langkah penanganannya kami sudah siap," kata Wawan saat dihubungi, Sabtu (26/9/2020).
Kabupaten Lumajang memiliki panjang pantai sepanjang 70 KM. Semua pantai berada di sisi selatan. Seluruhnya, kawasan pantai tersebut telah terpasang rambu penanda arah jalur evakusi
"Mulai Yosowilangun-Tempursari daerah situ semua flat tidak ada penghalang ombak. Tapi di titik-titik tertentu sudah kami pasang rambu-rambu evakuasi," ucapnya.
• INILAH Sejumlah Wilayah di Jawa Barat yang Terdampak Gempa Magnitudo 9.1 & Potensi Tsunami 20 Meter
Sebagai langkah lanjutan, kata Wawan, pihaknya berencana menggelar simulasi bencana tsunami bagi warga pesisir.
"Antisipasi semua kita lakukan sehingga andai kata terjadi kita bisa meminimalisir korban," ujarnya.
Warga Sukabumi Diminta Tak Panik
Ramainya perbincangan mengenai gempa megathrust belakangan ini membuat beberapa ahli kebumian bertanya-tanya.
Apakah masyarakat sudah benar dalam memaknai arti gempa megathrust?
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Dr Daryono mengatakan, masih banyak yang belum tepat dalam memahaminya.
Menurutnya, pemahaman gempa megathrust dipahami sebagai sesuatu yang baru dan segera akan terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan dan tsunami dahsyat, adalah pemahanan yang kurang tepat.
"Zona megathrust sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stres) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa," ujar Daryono kepada Tribunjabar.id, Sabtu (26/9/2020).
"Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting)," katanya.
• Ini Penjelasan Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa yang Diungkap Riset ITB
Ia menjelaskan, jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng.
"Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai (patahan naik yang besar) yang kini populer disebut sebagai zona megathrust," ujarnya.
