Paguyuban Tunggal Rahayu
Paguyuban Tunggal Rahayu di Majalengka Sudah Dibubarkan Sejak Februari 2020
Saat ditemui di sela-sela aktivitasnya di Setda Majalengka, Iman tak menampik bahwa paguyuban yang dimaksud pernah ada di Majalengka.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Ramainya pemberitaan terkait Paguyuban Tunggal Rahayu yang mirip kerajaan Sunda Empire, ditanggapi dingin oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Majalengka, Iman Pramudya, Kamis (10/9/2020).
Saat ditemui di sela-sela aktivitasnya di Setda Majalengka, Iman tak menampik bahwa paguyuban yang dimaksud pernah ada di Majalengka.
Namun, sudah beberapa bulan yang lalu tak lagi beroperasi alias bubar.
"Saya jelaskan, sebelum saat ini ramai bahwa ada Paguyuban di Garut dan di daerah Jabar lainnya termasuk Majalengka, itu kebalik. Sebenarnya ramai itu Majalengka dulu, tapi terlanjur diredam oleh kami," ujar Iman kepada Tribuncirebon.com, Kamis (10/9/2020).
Masih dijelaskan Iman, bahwa saat itu ketika sedang ramai-ramainya muncul kerajaan Sunda Empire di Bandung, di Majalengka juga ramai terkait hal tersebut.
Namun, Paguyuban yang dinamakan Kandang Wesi Tunggal Rahayu Ampera yang terletak di Blok Babakan Cilimus, RT.01/05, Desa Banyusari, Kecamatan Malausma itu bukan kerajaan.
Melainkan, hanya Paguyuban biasa yang aktivitasnya berbagai macam pengajian biasa.
"Jadi, sejak bulan Februari 2020 atau sedang ramai-ramainya Sunda Empire kita langsung bertindak, tujuannya menjaga kondusifitas. Setelah itu, paguyuban itu juga langsung membubarkan diri dan kini telah off," ucapnya.
• Pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu Tak Merasa Ubah Lambang Negara,Garuda Itu Menghadap Ke Depan
• Pengikut Paguyuban Tunggal Rahayu Garut Tersebar di Kampung Halaman Bupati Majalengka Karna Sobahi
Dirinya juga tidak menampik, bahwa saat masih beroperasi ada semacam aktivitas perekrutan yang dijalani oleh paguyuban tersebut.
Sehingga, setiap harinya jumlah anggota semakin bertambah.
"Tapi tidak sampai ribuan seperti yang disebutkan, memang ada perekrutan," jelas dia.
Terkait adanya pengajuan perizinan organisasi, pihaknya juga mengakui hal itu pernah dilakukan.
Namun, bukan pimpinannya yang mengajukan melainkan salah satu anggotanya.
"Jelas waktu itu kami tolak, Pernah Ngajukan, tapi tidak memenuhi syarat, salah satunya Ketuanya tidak pernah datang langsung," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Jabar Bergerak tersebut.
Kini, untuk menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya akan menghadiri undangan dari Pemerintah Provinsi besok, Jumat (11/9/2020) untuk membahas adanya kerajaan atau paguyuban di sejumlah daerah.
Sementara, menurut informasi, selain Kabupaten Majalengka, ada tiga daerah lainnya, yakni Kabupaten Garut, Bandung dan Tasikmalaya.
• 4 Keutamaan Sholat Tahajud Lengkap dengan Bacaan Niat dan Doa Setelah Sholat Tahajud
• Lesti Kejora Tanyakan Tanggal Pernikahan, Begini Jawaban Ayah Rizky Billar yang Bikin Gemes
Tak Merasa Ubah Lambang Negara
Sutarman (43), pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu, tak merasa mengubah lambang negara, Garuda Pancasila. Ia beralibi penggunaan Garuda yang kepalanya menghadap ke depan itu untuk meluruskan lambang negara.
"Saya tidak mengganti. Kalau diganti pasti diubah. Pada dasarnya ini untuk meluruskan (Garuda Pancasila," kata Sutarman, Kamis (10/9/2020).
Ia mengibaratkan pelurusan burung Garuda itu seperti bacaa iftitah saat salat. Secara kenegaraan, di masa kritis ini Sutarman mengambil sikap menelaah dan menghayati.
Hasilnya ia mengambil sikap untuk meluruskan bagian kepala Garuda Pancasila. Ia menyebut, Garuda Pancasila yang saat ini menjadi lambang negara pada awalnya dibuat menghadap ke depan.
"Awalnya Garuda Pancasila itu memang menghadap ke depan. Digantikan sampai tiga kali hingga kepalanya menghadap ke kanan. Kalau bola dunia (lambang Garuda dengan bola dunia di tengahnya) itu perjanjian,” ujarnya.
Mengenai penambahan kalimat Soenata Legawa di bagian pita yang bertuliskan Bhineka Tunggal Ika, menurutnya hal itu sesuai tatanan awal.
"Soenata legawa itu kembali pada asal. Susunan, nata tatanan, dari bawah ke atas kita bersatu," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu, Cakraningrat alias Sutarman akan diperiksa polisi hari ini.
Sutarman baru diperiksa sebagai saksi dalam kasus penipuan dan terkait paguyuban.
Kasatreskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng, mengatakan, sejak beberapa hari lalu pihaknya sudah mengirim surat pemanggilan kepada Sutarman.
Sutarman pun disebut akan hadir ke Mapolres Garut.
"Sutarman akan kami periksa hari ini. Informasinya dia sedang dalam perjalanan ke sini (Polres Garut) untuk diperiksa sebagai saksi," ucap Maradona, Kamis (10/9/2020).
Di pemeriksaan awal ini, Maradona menyebut akan meminta keterangan terkait aktivitas Paguyuban Tunggal Rahayu.
Pihaknya pun ingin mengonfirmasi sejumlah isu soal paguyuban.
"Untuk soal dugaan penipuan, faktanya sudah kami temukan. Nanti akan kami dalami lagi," katanya.
Polisi juga akan memeriksa Sutarman terkait perubahan lambang negara, pembuatan dan penggunaan mata uang, serta soal penggunaan titel dalam nama pimpinan paguyuban.
Saat ini Sutarman belum ditetapkan sebagai tersangka.
Persoalan paguyuban ini akan ditindak secepat mungkin.
Jika keterangan dari Sutarman dan alat bukti cukup, maka akan segera dilakukan gelar perkara.
"Biar jelas status hukumnya seperti apa. Untuk sekarang masih berstatus sebagai saksi," ujarnya.
Fakta yang sudah terungkap saat ini baru seputar kasus penipuan.
Sutarman disebut menipu anggotanya dengan menjanjikan uang dari Bank Swiss.

Bikin Heboh
Sebelumnya diberitakan, Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut selatan membuat heboh.
Mereka membuat logo mirip lambang negara Indonesia, Burung Garuda.
Tak hanya itu, mereka juga mencetak uang sendiri.
Ini pengakuan beberapa mantan pengikut Paguyuban Tunggal Rahayu.
Hari Rabu (9/9/2020) kemarin, para pengikut paguyuban membuat surat pengunduran diri.
Surat itu akan diserahkan kepada ketua Paguyuban Tunggal Rahayu Kecamatan Cisewu.
Mereka beralasan, misi organisasi tidak sejalan dengan pemahaman warga yang jadi pengikut.
"Saya dan anggota yang lain hari ini membuat surat pengunduran diri. Sudah banyak hal yang menyimpang dari paguyuban ini," kata Ai Laela.
Salah satu yang dinilai menyimpang oleh Ai adalah perubahan ayat Alquran.
Kalimat Bismillah diganti menjadi Al-Bismillah oleh pimpinan paguyuban.
Ai yang masuk jadi anggota sejak bulan Agustus 2020 menilai ada kejanggalan dari paguyuban itu. Selama menjadi anggota, Ai belum dipungut bayaran.
Namun dari informasi anggota lain, ada biaya pendaftaran sebesar Rp 100 ribu untuk membuat kartu anggota. Selain itu, ada juga biaya pembuatan sertifikat pendanaan sebesar Rp 600 ribu.
Ai sempat tertarik karena dijanjikan mendapat sejumlah keuntungan berupa uang. Namun janji itu tidak terbukti hingga kini.
"Yang masuknya duluan itu ada pungutan untuk jadi anggota. Alasannya buat dipakai kartu anggota terus ada juga untuk jaminan bantuan," ucapnya.
Aktivitas Paguyuban Tunggal Rahayu di Kecamatan Cisewu disebut sudah sepi.
Kantor Paguyuban Tunggal Rahayu berada di Kampung Cigentur, Desa/Kecamatan Cisewu.
\Menurut mantan anggotanya, sudah tak ada aktivitas yang dilakukan. Pimpinan paguyuban pun tak diketahui keberadaannya
"Saya enggak tahu di mana sekarang Cakraningrat itu. Di Cisewu katanya juga sudah tak ada aktivitas," ujar Amas (37), warga Cisewu, Rabu kemarin.
Terkait adanya perubahan lambang negara, Amas tak mengetahuinya.
Ia menyebut hanya pimpinan Prof Dr Ir Cakraningrat yang mengetahui soal lambang paguyuban.
"Enggak tahu soal lambang negara yang diubah. Saya juga baru dengar pas ramai sekarang," katanya yang sudah bergabung sekitar satu tahun.
Ia tertarik bergabung karena dijanjikan medapat deposito emas.
Untuk menjadi anggota, Amas dikenakan iuran sebesar Rp 100 ribu.
Robiah (40), mantan anggota lainnya menyebut jika aktivitas di paguyuban biasanya sering membahas soal peningkatan ekonomi.
Pimpinan paguyuban juga kerap membicarakan soal bantuan sosial dan pengajian.
"Paling suka tawasulan. Kalau pertemuan rutin yang ngomongin soal ekonomi biar lebih baik," ujarnya.
• Pengakuan Mantan Pengikut Paguyuban Tunggal Rahayu, Ubah Bismillah dan Dijanjikan Deposito Emas
• Ini Alasan Para Anggota Paguyuban Tunggal Rahayu Mengundurkan Diri, Muspika Bubarkan Kegiatan