Covid-19 Mengganas, SMA dan SMK di Jabar yang Diperbolehkan Belajar Tatap Muka Tinggal 50 Sekolah

Dari awalnya 228 kecamatan masuk zona hijau, kini tinggal sekitar 190 kecamatan zona hijau di Jabar.

Editor: Machmud Mubarok
Eki Yulianto/Tribuncirebon.com
Ilustrasi - KBM Tatap Muka di salah satu sekolah di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Jumlah sekolah tingkat SMA dan SMK yang diperbolehkan menggelar kegiatan belajar secara tatap muka kembali di Jawa Barat terus berkurang akibat penyebaran Covid-19.

Dari 71 sekolah yang berada di zona hijau, kini tinggal 50 sekolah lagi yang masih diperbolehkan melaksanakan kegiatan belajar secara tatap muka.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar), Dedi Supandi, mengatakan pengurangan ini berkaitan dengan penambahan angka kasus positif Covid-19 di tingkat kecamatan di kabupaten dan kota di Jawa Barat, sehingga memengaruhi kestabilan pemetaan zona hijau atau kawasan risiko rendah penularan Covid-19 yang menjadi syarat utama pemberlakuan kembali belajar secara tatap muka.

"Per kemarin kita sudah daftar kembali untuk sekolah yang tatap muka itu turun menjadi 50 dalam dua pekan kemarin saja. Terus memang kalau pun tidak terjadi tatap muka, sebetulnya mereka sering berkumpul karena konektivitas internetnya rendah," katanua di Gedung Pakuan, Rabu (2/9).

Dedi mengatakan kestabilan jumlah zona hijau di tingkat kecamatan pun, katanya, terus tergerus penyebaran Covid-19. Dari awalnya 228 kecamatan masuk zona hijau, kini tinggal sekitar 190 kecamatan zona hijau di Jabar.

Awalnya, katanya, belajar secara tatap muka mulai dibuka kembali pada 18 Agustus di wilayah kecamatan zona hijau dan konektivitas internet rendah.

Pembukaan sekolah pun dilakukan secara bertahap dengan menimbang penyediaan fasilitas pencegahan Covid-19 dan konektivitas internet.

"Kemarin itu kan ada 71 sekolah, dari 71 sekolah itu ada yang sudah mendapatkan rekomendasi gugus tugas dan dari pemerintah setempat. Ada juga yang belum mendapatkan rekomendasi, ada juga yang sudah melaksanakan swab test bagi pengajarnya, dan ada juga yang belum. Jadi 71 yang diizinkan itu, pembukaannya paralel," ujar Dedi.

Subsidi Gaji Rp 600 Ribu untuk Karyawan Swasta Tahap 2 Cair Kamis, Jangan Lupa Cek Rekening Anda!

Kasus Pembunuhan Lansia di Kuningan Terungkap Berkat Kecermatan Anak Korban

Download Lagu Kalia Siska Full Album ft SKA 86 dan DJ Kentrung, Mulai Ku Puja Puja hingga Banyu Moto

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, awalnya pun terdapat sejumlah sekolah di Kota Cimahi dan Kabupaten Majalengka yang sudah siap menggelar belajar secara tatap muka.

Namun hal itu urung dilakukan karena terdapat guru yang terkonfirmasi positif Covid-19 lewat swab test.

"Contoh Cimahi melaporkan dari 3 ribu yang akan dites, baru 200-an sekian yang dites. Dan sudah ada 13 guru yang terpapar positif Covid-19. Maka rencana Cimahi di zona hijaunya itu kita batalkan. Nah inilah yang kami maksud, semua keputusan harus berdasarkan parameter yang terukur, pada saat keterukurannya gagal maka risiko itu kita berhentikan, dan kita tidak izinkan tapi kepada yang masih mungkin kita akan monitor terus," ujarnya.

Dengan demikian, pembelajaran dioptimalkan secara daring. Untuk membantunya, masing-masing pelajar dan guru di SMA, SMK, dan SLB, di Jawa Barat akan mendapat kartu sim card gratis berisi data internet sebesar 10 GB untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Program Merdeka Belajar Jarak Jauh ini terselenggara dari hasil kerja sama antara Telkomsel dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Ridwan Kamil mengatakan selain untuk pelajar dan guru di SMA, SMK, dan SLB, di Jawa Barat, program ini pun dapat dinikmati oleh para santri, pelajar aliyah, sampai mahasiswa, yang kesulitan mendapat kuota internet untuk PJJ. Totalnya, kartu yang akan dibagikan ini mencapai 3,25 juta kartu.

"Itu siswanya dan guru-gurunya akan mendapatkan kartu kuota, kartu perdana Telkomsel Merdeka Belajar Jarak Jauh yang isinya 10 GB ini. Penyalurannya akan dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jabar untuk dibagikan secara gratis kepada seluruh siswa tadi, yang kalau kita total dengan guru-gurunya ada 1,9 juta," katanya di Gedung Pakuan, Rabu (2/9).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved