Info Kesehatan

Erep-erep Atau Ketindihan Saat Tidur Disebabkan Karena Ditindih Hantu? Ini Penjelasan Secara Medis

Banyak orang yang menganggap ketika seseorang tidak bisa bangun dari tidur itu karena ditindih oleh hantu atau makhluk halus.

Shutterstock
Ilustrasi Ketindihan 

TRIBUNCIREBON.COM- Pernahkah anda sulit bangun dari tidur seperti tertindih?

Masyarakat pada umumnya sering menyebut kejadian tersebut sebagai ketindihan.

Banyak juga yang menyebutnya dengan erep-erep.

Fenomena ketindihan sering dikaitkan dengan hal-hal mitos.

Banyak orang yang menganggap ketika seseorang tidak bisa bangun dari tidur itu karena ditindih oleh hantu atau makhluk halus.

 Ini Gejala Asam Urat yang Jarang Diketahui, Bisa Hilang, Lalu Beberapa Bulan Kemudian Muncul Lagi

Nah, ternyata fenomena ketindihan ini ada penjelasannya secara medis.

 Sering Pusing Kepala Hebat? Hati-hati Mungkin Anda Alami Vertigo, Begini Gejala & Cara Mengobatinya

Dilansir tribuncirebon.com dari alodokter.com, ketindihan secara medis disebut dengan sleep paralysis, adalah peristiwa ini biasanya ditandai dengan ketidakmampuan untuk berbicara atau bergerak saat terbangun dari tidur atau ketika akan tidur, berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Ilustrasi tidur
Ilustrasi tidur (Legal Beagle)

Berikut ini penyebab ketindihan :

Dipicu Kelumpuhan Otot
Otot menjadi tidak aktif saat tidur, merupakan hal yang normal. Pada waktu ketindihan terjadi, ketidakaktifan otot berlanjut untuk beberapa saat dari masa tidur ke masa sadar.

Saat mengalami ketindihan, ada kemungkinan juga mengakibatkan seseorang merasa sulit bernapas.

 Masker Alpukat Bisa Atasi Kulit Kering & Cegah Penuaan, Begini Cara Mudah Membuat Masker Alpukat

Selain itu, tidak jarang ada yang merasakan sensasi lain, misalnya merasa ada sosok lain bersamanya. Ini merupakan jenis halusinasi yang umum terjadi.

Jenis Sleep Paralysis 

Ada dua jenis Sleep Paralysis yaitu :

Hypnagogic Sleep Paralysis
Kelumpuhan atau Paralysis jenis ini terjadi sebelum seseorang tertidur sepenuhnya. Umumnya ketika menjelang tidur, tubuh akan terasa makin rileks dan perlahan-lahan kehilangan kesadaran.

Bagi seseorang yang mengalami hypnagogic sleep paralysis, dirinya tetap tersadar, tapi dia tidak dapat berbicara atau menggerakkan tubuh.

 Masker Kunyit Ternyata Banyak Manfaatnya, Ampuh Hilangkan Bekas Jerawat Hingga Kurangi Kerutan Wajah

Hypnopompic Sleep Paralysis.
Kelumpuhan semacam ini berlangsung ketika seseorang tersadar pada akhir masa tidur.

Umumnya, masa tidur terbagi menjadi dua, yaitu NREM (non-rapid eye movement) dan REM (rapid eye movement). 

Porsi NREM adalah sekitar 75 persen dari masa tidur, sementara sisanya menjadi masa tidur REM.

Ketika seseorang tersadar sebelum masa REM berakhir, maka pada saat itulah bisa terjadi hypnopompic Sleep Paralysis.

Menelusuri Faktor Risiko Ketindihan atau Sleep Paralysis
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami fenomena ini adalah ketika mengalami kurang tidur atau pola tidur yang tidak teratur.

Faktor usia juga berpengaruh, remaja dan dewasa muda merupakan kalangan yang lebih berisiko.

 Cara Ampuh untuk Mengontrol Gula Darah, Jangan Sampai Anda Terkena Diabetes !

Selain itu ada faktor risiko lain, seperti faktor keturunan, tidur dalam posisi terlentang, mengalami stres, menderita gangguan bipolar, kram kaki pada malam hari, serta penyalahgunaan obat-obatan.

Meski jarang terjadi, kelumpuhan masa tidur ini juga bisa menjadi gejala narkolepsi, yaitu gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk tetap terjaga lebih dari 3-4 jam.

Mencukupi Kebutuhan Tidur
Tiap orang memiliki kemungkinan mengalami ketindihan. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita.

Ada yang mengalami ketindihan satu hingga dua kali saja seumur hidup, namun ada juga yang menghadapi beberapa kali dalam satu bulan atau lebih sering lagi.

Beberapa perubahan kebiasaan, sering kali efektif mengatasi fenomena ketindihan

Misalnya memastikan terpenuhinya waktu yang dibutuhkan untuk tidur, yaitu sekitar 6-8 jam tiap malam, memperbaiki lingkungan tempat tidur, atau mulai tidur dan bangun pada jam yang sama secara teratur.

Pola hidup sehat lain juga dapat mengurangi kemungkinan sleep paralysis, seperti olahraga secara teratur, mengurangi konsumsi kafein, menghindari konsumsi minuman beralkohol dan berhenti merokok.

 Ichsan Limpo Meninggal Karena Sakit Kanker Paru-paru, Inilah Gejala & Pencegahan Kanker Paru-paru

Tanda-tanda Perlu Diwaspadai
Kelumpuhan pada masa tidur sering kali tidak membutuhkan penanganan khusus, namun segera periksakan diri Anda jika kemudian mengalami hal-hal berikut:

-Rasa cemas atau khawatir berlebihan.
-Merasa lelah seharian.
-Tidak dapat tidur semalaman.
-Penggunaan obat-obatan hanya boleh dilakukan berdasarkan saran dokter. Kemungkinan dokter akan memberi obat antidepresan untuk membantu mengatasi hal tersebut.

 LINK LIVE STREAMING Persib Bandung vs Borneo FC, Mario Gomez Kembali ke Kandang Maung Bandung

Mengalami peristiwa ketindihan pada umumnya membuat seseorang merasa takut, namun tidak perlu khawatir berlebihan.

Dengan memperbaiki pola tidur dan menerapkan gaya hidup sehat, sering kali efektif dalam mengurangi risiko terulangnya peristiwa tersebut.

Jika gejala berlanjut dan mulai mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik. (Tribuncirebon.com/Mutiara Erlanti)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved