RSUD Cibabat Bakal Ditutup Gegara 12 Tenaga Medis Terpapar Virus Corona
Adanya penambahan kasus, maka Pemerintah Kota Cimahi sudah menutup poliklinik dan bagian rawat jalan di RSUD Cibabat, Cimahi.
Laporan Wartawan Tribun Jabar Daniel Andreand Damanik
TRIBUNCIREBON.COM, CIMAHI - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat Kota Cimahi akan ditutup menyusul adanya penambahan 12 tenaga medis yang terpapar virus Corona, pada Senin (10/8/2020).
Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna di kediamannya pada Senin, 10 Agustus 2020.
"Hingga saat ini, ada 12 orang tenaga medis di RSUD Cibabat yang terpapar virus Corona," kata Ajay M Priatna (10/8/2020).
Hal tersebut mengalami penambahan jumlah sebanyak 7 orang jika dibandingkan pada tanggal 7 Agustus 2020 saat Ajay mengumumkan 5 tenaga medis RSUD Cibabat positif Corona.
12 tenaga medis tersebut terdiri dari 3 perawat, 8 nutrisionis dan 1 orang Bidan.
Adanya penambahan kasus, maka Pemerintah Kota Cimahi sudah menutup poliklinik dan bagian rawat jalan di RSUD Cibabat, Cimahi.
Penutupan poliklinik dan bagian rawat jalan di RSUD Cibabat, sudah ditutup total selama dua hari terakhir.
"Rencananya, semua bagian akan kami tutup. Tapi untuk pasien yang sedang dirawat, tetap dirawat," kata Ajay.
Diberitakan sebelumnya, Kota Cimahi mengalami penambahan jumlah orang terkonfirmasi positif Covid-19 secara signifikan, Jumat (07/8/2020). Saat ini jumlah orang yang positif aktif sebanyak 28 orang. Padahal pada Rabu (5/8/2020), jumlah pasien positif aktif baru 16 orang.
Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna, menjelaskan bahwa hari ini (07/8/2020) total orang yang terkonfirmasi positif ialah 145 orang. Rinciannya, 113 orang sembuh , 28 orang positif aktif, dan 4 orang meninggal dunia.
Sementara, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) ialah 879 orang. Rinciannya, 155 orang masih dalam proses ODP, dan 715 sudah selesai dilakukan pemantauan.
Angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kota Cimahi iakah 137 orang, 8 orang masih diawasi, dan 129 orang sudah selesai diawasi.
Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) di Cimahi ialah 4.582 dengan rincian 974 masih dalam proses dan 3.608 sudah selesai diperiksa.
• Ini 3 Kecamatan di Indramayu yang Diwaspadai Sebagai Klaster Penyebaran Covid-19
• Wilayah Zona Kuning Covid-19 Boleh Menggelar Belajar Tatap Muka, Ada 163 Daerah Zona Kuning
• Susi Bilang Si Pelempar Bom Molotov ke Kantor DPC PDIP Cianjur Pengecut: Anti Ketuhanan-Kemanusiaan
Terkait dengan tingkat kesembuhan, Ajay mengatakan bahwa tingkat kesembuhan semakin membaik di Kota Cimahi. Semua pasien yang terpapar Corona dikatakannya ditangani secara baik dan maksimal.
Adanya 4 orang ASN di Kota Cimahi yang terpapar Corona, Ajay mengatakan bahwa keempat orang tersebut bukanlah Klaster Pemkot Cimahi. Karena penularannya diduga kuat dari keluarga, dari luar Kota Cimahi, dan berkas-berkas.
5 Tenaga Kesehatan Positif
Sebanyak lima tenaga medis di Rumah Sakit Umum Cibabat, Kota Cimahi positif Covid-19.
Plt. Direktur RSUD Cibabat, dr Reri Marliah MM. membenarkan bahwa ada 5 orang tenaga medis yang terpapar corona.
"Tenaga medis yang terpapar tersebut ialah 3 Perawat ,1 Bidan, dan 1 Nutrisionis. Dampaknya, poliklinik kami tutup sementara," kata Reri di kediaman Wali Kota Cimahi, Jumat (07/8/2020).
• Kumpulan Puisi dan Pantun Hari Kemerdekaan Indonesia, Cocok Dibagikan pada 17 Agustus
Setelah dinyatakan lima orang positif Covid-19, pihaknya langsung mendata orang-orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien tersebut.
Ada 110 orang sudah diswab pasca ditemukannya 5 kasus dari RSUD Cibabat, Cimahi. Menunggu hasil Swab, 110 orang tersebut sedang menjalani isolasi mandiri.
Reri mengatakan bahwa, hasil dari Swab bisa diketahui pada Senin (10/8/2020).
Hingga saat ini, pihak RSUD Cibabat, Kota Cimahi telah melakuka Swab kepada 600 karyawannya.
Dari lima orang yang dinyatakan positif Covid-19, 4 orang diisolasi di RSUD Cibabat dan 1 orang di BPSDM yang ada di Kota Cimahi.
• Update Klaster Secapa AD 7 Agustus: 1216 Orang Sembuh, Pasien Positif Covid-19 Tinggal 92 Orang
Beberapa waktu yang lalu, ada 3 orang karyawan di RSUD Cibabat yang juga terpapar Corona. Namun, Reri mengatakan bahwa ketiga orang tersebut sudah dinyatakan negatif dan sembuh.
Ditutupnya pelayanan Poliklinik di RSUD Cibabat, dikatakannya tidak akan menganggi pelayanan kepada masyarakat karena masih bisa dilayani melalui IGD.
Hingga saat ini, ada 8 orang yang bekerja di RSUD Cibabat Cimahi yang terpapar Covid-19. Tiga orang sudah sembuh.
Tes Swab
Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kesehatan Kota Cimahi, menggelar Rapid tes di tempat perbelanjaan Borma yang ada di Leuwigajah, Kota Cimahi, Rabu (05/8/2020).
Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Pratiwi dan jajaran Pemerintahan Kota Cimahi secara langsung meninjau kegiatan rapid tes tersebut.
Di lokasi, sebelum ikut menjalani rapid tes, Ajay mengatakan bahwa target rapid tes di lokasi perbelanjaan tersebut ialah 200 hingga 250 orang.
"Ini merupakan program rutin Gugus Tugas Covid 19 Kota Cimahi. Kami kirim Tim kesehatan dan mengutamakan melakukan tes kepada karyawan disini dan berikutnya kepada pengunjung yang setiap harinya bisa mencapai ribuan orang," kata Ajay M Priatna.
• Kisah Pahit Cewek PL Karaoke di Bandung: Tak Punya Uang untuk Makan, Anak Kelaparan, Diusir dari Kos
• BOCORAN Harga dan Spesifikasi Oppo Reno 4 dan Reno 4 Pro, Akan Rilis Kamis 6 Agustus 2020
• Hari Jumat Mau Nikah, Pengantin Pria Asal Siantar Malah Gantung Diri, Diduga Stres Soal Biaya Nikah
Ajay menyampaikan, bahwa tren penyebaran Covid 19 di beberapa wilayah mengalami peningkatan , sama halnya dengan di wilayah Kota Cimahi. Upaya yang dilakukan ialah untuk menekan angka penyebaran.
Saat dihubungi, Kadinkes Kota Cimahi menjelaskan bahwa ada sekira 184 orang yang ikut menjalani rapid tes.
"Hampir 200 orang tadi, ada 184 yang mengikuti tes Rapid dan semuanya hasilnya non reaktif," kata Pratiwi.
184 orang tersebut berasal dari karyawan Borma, pengunjung, anggota TNI, Polri, dan Wali Kota Cimahi.
Berkaitan dengan standar protokol kesehatan di tengah Covid 19 di tempat perbelanjaan tersebut, Ajay menilai bahwa lokasi tersebut sudah mengikuti protokol kesehatan.
"Harapan kami, agar penyebaran Corona tidak semakin tinggi, agar masyarakat terus meningkatkan kedisipilnannya," katanya.
TONTON VIDEO DI SINI
Pandemi Covid-19 di Indonesia dan Kota Cimahi secara khususnya masih berlangsung dan masih menunjukkan tren kenaikan.
Namun aktivitas perekonomian dan aktivitas lainnya masyarakat di Kota Cimahi juga sudah berlangsung normal sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah berakhir.
"Ini yang kami khawatirkan, masyarakat beraktivitas seolah-olah tidak sedang terjadi apa. Padahal, tren di Nasional dan Provinsi Jawa Barat setiap hari semakin bertambah," kata Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna, Selasa (28/7/2020).
Saat ini, ada 14 warga Kota Cimahi terpapar Covid-19 (positif aktif). Status Kota Cimahi hingga saat ini ialah masuk zona oranye.
"Saya sempat bercanda dengan Bu Kadis Kesehatan, supaya Cimahi status zona merah. Karena kalau status zona hijau, masyarakat langsung sebebas-bebasnya beraktivitas. Padahal zona hijau bisa jadi berubah lagi hanya dalam hitungan hari. Ini kami khawatirkan," kata Ajay.
• Daftar Harga HP Oppo Edisi Terbaru, Termasuk yang Baru Rilis, Paling Murah Harga Mulai Rp 1 Jutaan
• Bayi yang Dilahirkan Remaja di Indramayu di Toilet Masih Hidup, Baru Berusia 7 Bulan Kandungan
• Puasa Tarwiyah dan Arafah, Rabu dan Kamis, Ini Bacaan Niat Puasa Sunnah Jelang Idul Adha
Sejak 27 Juli 2020, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan denda masker bagi warga yang tidak menggunakan masker.
Beberapa waktu lalu, Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna mengatakan setuju tentang kebijakan denda terhadap warga yang tidak memakai masker.
Namun, hari kedua penerapan denda jika tidak menggunakan masker, Ajay mengatakan lebih memilih secara terus menerus memberikan imbauan dan memberikan masker kepada masyarakat yang tidak menggunakan masker.
Wali Kota Cimahi menginginkan, selama satu bulan dilakukan sosialisasi secara terus menerus terkait penggunaan masker di Kota Cimahi.
Jhon WP (31), Warga Kota Cimahi saat dihubungi Tribun Jabar (28/7/2020) mengatakan sangat setuju penerapan denda tersebut.
"Sebenarnya, tanpa ada Corona pun harusnya tetap pake masker. Kita ini kan tidak mungkin "lock down" atau PSBB terus menerus, jadi "New Normal" ini memang solusi yang tepat saat ini agar roda perekonomian bisa berputar. Bagaimana orang bisa patuh? Ya melalui denda, diharapkan orang bisa patuh menggunakan masker," katanya.
Warga lainnya, Ekawati (26) saat ditemui di sekitar Jl Sangkuriang Cimahi juga mengaku sangat setuju tentang penarapan denda tersebut.
"Itu wajib, sekarang di media-media sudah banyak imbauan, tapi tetap masih banyak yang tidak patuh, mungkin cara paling efektif ialah denda, agar orang terbiasa. Karena, kalau tidak menggunakan masker, bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain," kata Ekawati.