Ternyata Hadi Pranoto Penemu Obat Covid-19 Itu Anak Asuh Surya Atmadja yang Mengundang Rhoma Irama

Dalam wawancara yang berlangsung sekitar 30 menit itu, Hadi juga memperkenalkan dirinya sebagai profesor sekaligus kepala Tim Riset Formula

Editor: Machmud Mubarok
SHUTTERSTOCK
vaksin 

"Beliau itu adalah sahabat orang yang pernah besar bersama ayahanda kami. Jadi diundang untuk ikut tasyakuran oleh abah dan kemudian diminta menyumbangkan satu dua lagu, untuk menghibur saudara-saudara kita yang ada di kampung," ungkap dia, Rabu (1/7/2020).

"Masyarakat Pamijahan senang dan kembali merasakan betapa rindunya mereka bisa melihat seorang bintang nasional yang datang ke sini," imbuhnya.

Sebagai tokoh kasepuhan, menurut Hadi, sang ayah berharap dengan terselenggaranya acara tersebut, pihaknya bisa mengenalkan Pamijahan sebagai wilayah yang memiliki kebudayaan dan sumber daya alam yang bisa dieksplor.

"Jadi Rhoma Irama dan abah adalah sahabat yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena keduanya besar bersama-sama dan soneta pun didirikan oleh abah. Selain pendiri abah juga sebagai pencipta lagu juga masa itu," kata dia.

"Tadinya kalau memang tidak ada wabah, kami ingin gelar budaya yang kami adakan di pegunungan (Pamijahan) kemudian kami akan eksplor kebudayaan yang ada sehingga sempat ada hiburan wayang golek," tambah dia mengakhiri.

Minta maaf dan siap tanggung jawab

Setelah acara tersebut dikecam oleh berbagai pihak, keluarga Surya Atmaja menyatakan permintaan maaf kepada pemerintah dan masyarakat. 

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Hadi Pranoto anak pertama Surya Atmaja. Ia mengatakan hajatan sunatan tersebut dikemas dengan sederhana.

Namun pihak keluarga menilai acara tersebut boleh digelar setelah mereka mendapatkan informasi jika Maklumat Kapolri tentang larangan berkumpul telah dicabit.

"Kami berharap Covid-19 ini sudah berlalu, ternyata belum. Namun setelah kami dapat informasi pencabutan (Maklumat Kapolri) pelarangan untuk berkumpul, maka acara tetap kami laksanakan," ujar Hadi di Dramaga, Rabu (1/7/2020).

Meski demikian, Hadi mengakui bahwa secara resmi izin acara belum didapatkan.

"Tapi dalam konteks aturan UU, kalau kepolisian sudah mencabut larangan untuk berkumpul, berarti kita sudah diperbolehkan," kata Hadi.

"Karena ini sifatnya bukan pesta, tapi tasyakuran, silaturahim bertemu sahabat lama," lanjut dia.

Hadi juga menyatakan pihaknya siap bertanggungjawab jika ada warga yang terpapar virus Covid-19.

"Kalau memang ada yang dikatakan positif di acara itu, kami akan membantu bertanggung jawab mengobati sampai sembuh," ucap Hadi.

Siap Tanggung Jawab

Kompas.com menghubungi Hadi Pranoto lewat sambungan telepon Senin (3/8/2020). Hadi membenarkan bahwa apa yang dia jelaskan di YouTube tersebut memang benar adanya.

Ia pun mengaku siap bertanggung jawab bila harus membuktikan uji klinis obat herbal yang dia namakan antibodi Covid-19.

Hadi menyebut saat ini ia bersama timnya mengembangkan riset dan akhirnya menemukan ramuan herbal itu. Sedikitnya dalam tim itu terdiri dari 10 orang dan riset itu telah dikerjakan di luar negeri.

"Sangat siap sekali bertanggung jawab, kita itu kan anak bangsa, bukan penjahat yang mengambil uang negara. Kita juga tidak ada sedikit pun niat untuk merugikan orang lain, lah wong ini kita memberikan gratis kok dan mereka semua sembuh kok, jadi jangan punya persepsi dan prasangka di mana ini adalah untuk kepentingan pribadi saya dengan tim saya, bukan begitulah," ungkap dia.

Dia menjelaskan bahwa anggota tim risetnya itu salah satunya adalah Abah Surya Atmaja. Hadi pun mengaku bahwa di video YouTube itu tak ada bedanya dengan dirinya saat menjadi perwakilan keluarga Surya Atmadja yang belum lama ini terlibat mengundang Rhoma Irama dalam acara hajatan pada Minggu (28/6/2020).

Selain Surya Atmaja, Hadi mengaku, ada juga beberapa profesor yang terlibat di dalamnya. Mereka adalah para profesor yang bergerak secara kemanusiaan dan memiliki empati terhadap bangsa.

"Jadi kita berkumpul bersama melakukan riset dan kemudian kita kembangkan, alhamdulillah hasilnya sudah ada, tapi tidak semuanya kita buka, baru herbal Covid-19 ini saja yang kita buka," bebernya.

Hadi mengaku ia adalah anak asuh Abah Surya Atmaja. Namun ia tinggal di Jakarta. Sedangkan Abah Surya tinggal di Bogor. "Tapi seminggu sekali saya datang ke sana untuk itu. Saya kebetulan memang anak asuhnya saja," imbuh Hadi membenarkan keterlibatannya beberapa waktu lalu.

Uji klinis bersama

Tak sampai di situ, pria disebut-sebut profesor dan pakar mikrobiologi itu berharap seharusnya pemerintah pusat khususnya lembaga terkait bisa bekerja sama dalam pengembangan herbal tersebut.

Bukan sibuk mempertanyakan jurnal ilmiah sambil mencibir hasil penelitian tim risetnya tersebut.

"Ini kan harusnya pemerintah atau lembaga terkait, BPOM, Kemenkes. IDI terutama ya sebagai pelaksana pengayom dari dokter-dokter seluruh Indonesia, kalau memang menanyakan jurnal ilmiahnya dan uji klinis sama saja, ya ujungnya kalau kita melakukan sendiri, tetap saja kami itu kan swasta bukan lembaga itu dan ujungnya juga akan dipertanyakan kembali, mana kredibilitasnya, kan jadi repot," ungkapnya.

Hadi menyindir lembaga yang memiliki banyak profesor di dalamnya. Menurutnya, lembaga tersebut seharusnya berpikir lebih efektif dan sportif. Misalnya, ketika ada temuan obat Covid-19, lembaga itu mengajak untuk melakukan uji klinis bersama.

"Sedangkan hasil vaksin impor yang belum pasti bisa sembuhkan Covid-19, itu pun perlu melakukan uji klinis. Padahal kan itu pembeliannya cukup mahal sekali. Sedangkan kita itu melakukan kegiatan riset tidak meminta anggaran negara," bebernya.

Kendati demikian, Hadi mengakui bahwa memang dirinya bukan anggota Ikatan Dokter Indonesia atau IDI.

Dia menegaskan bahwa memang benar tidak ada nama apalagi timnya di dalam database IDI.

"Karena saya bukan dokter tapi saya adalah kelompok kecil dari masyarakat yang punya kegiatan melakukan riset. Kami bukan orang yang masuk dalam organisasi IDI, jadi kita tidak ada hubungannya dengan IDI. Kalau menanyakan perihal database nama saya ya betul memang enggak ada," kata Hadi.

Bukan lulusan IPB

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi IPB University Yatri Indah Kusumastuti melalui rilis ke Kompas.com membantah jika Hadi Pranoto lulusan S3 IPB.

"Menurut penelusuran di internal institusi kami, sosok Hadi Pranoto yang dimaksud Kompas.com adalah orang yang berbeda dengan Hadi Pranoto yang merupakan alumnus IPB (saat ini dosen Universitas Mulawarman). Nama sama, tetapi beda orang," tulis Yatri dalam rilis, Senin (3/8/2020).

IPB melalui Yatri keberatan jika Hadi Pranoto yang ada di YouTube musisi Anji dikaitkan sebagai alumnus IPB.

"Oleh karena itu kami sampaikan keberatan atas pemberitaan yang menyebutkan bahwa Hadi Pranoto yang dimaksud adalah alumni IPB," pungkas Yatri.

Penjelasan Universitas Mulawarman

Dihubungi secara terpisah, Hadi Pranoto yang juga dosen di Universitas Mulawarman menegaskan jika ia bukanlah Hadi Pranoto yang tampil di YouTube musisi Anji.

"Iya jadi data di Dikti itu memang saya," kata Hadi melalui telepon kepada Kompas.com, Senin (03/8/2020).

Hadi yang saat ini berada di Kalimantan meminta perhatian dan kerjasama agar informasi mengenai dirinya segera diluruskan.

"Dari fotonya juga bukan saya, terus bidang keahliannya juga bukan saya, dia (Hadi yang viral di YouTube musisi Anji) itu kan ngomongnya profesor dan bidang keahliannya Mikrobiologi, sedangkan saya bidangnya Agroforestri dan dosen Fakultas Pertanian dan saya alumni IPB S3, S1 UMM Malang, S2 Mulawarman Samarinda," bebernya.

Hadi Pranoto yang saat ini Dosen Universitas Mulawarman menerima permintaan maaf Kompas.com yang sempat mengira dirinya adalah orang yang sama dengan Hadi Pranoto yang tampil di YouTube musisi Anji.

Dengan begitu, ia menyampaikan agar pemberitaan diluruskan saja dan menyarankan untuk konfirmasi ke Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas, Universitas Mulawarman. "Disampaikan apa adanya saja di berita bahwa memang Hadi (viral YouTube) itu bukan saya," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas, Universitas Mulawarman, Dr. Bohari Yusuf menyampaikan hal yang sama bahwa sosok Hadi Pranoto yang dimaksud di pemberitaan adalah orang yang berbeda dengan Hadi Pranoto yang saat ini mengampu sebagai Dosen Universitas Mulawarman.

"Namanya ada di website itu dan memang Hadi yang di sini alumni IPB. Yang penting ditulis saja bahwa Hadi Pranoto yang viral itu tidak ada kaitannya dengan Universitas Mulawarman," kata Bohari ke Kompas.com, Senin (03/8/2020).

Bohari juga memberi maaf dan menganggap kekeliruan ini bisa menjadi pembelajaran ke depannya.

"Enggak ada masalah (dengan berita itu) yang penting jelaskan saja kalau Hadi Pranoto itu enggak ada kaitannya dengan kita (Universitas Mulawarman)," tegasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor: Aprillia Ika)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Hadi Pranoto yang Ciptakan Obat Covid-19, Mengaku Profesor dan Punya Tim Riset", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/08/03/12591211/mengenal-hadi-pranoto-yang-ciptakan-obat-covid-19-mengaku-profesor-dan-punya?page=all#page2.
Penulis : Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan
Editor : Farid Assifa

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sosok Abah Surya Pengundang Rhoma Irama di Acara Khitanan, Pendiri Soneta dan Pencipta Lagu".

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ini Sosok Abah Surya Atmaja yang Undang Rhoma Irama Nyanyi di Acara Sunatan, https://wartakota.tribunnews.com/2020/07/03/ini-sosok-abah-surya-atmaja-yang-undang-rhoma-irama-nyanyi-di-acara-sunatan?page=all.

Editor: Theo Yonathan Simon Laturiuw

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved