Nelayan Pantura Protes Kapal Trawl

ABK di Kapal Trawl Sebagian Adalah Orang China, Nelayan Pantura Minta Kebijakan Seperti Menteri Susi

Badan kapal itu terbuat dari besi, bentuknya pun menyerupai kapal-kapal asing namun berbendera Indonesia

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Handhika Rahman
Para nelayan Pantura saat berunjuk rasa di Sekitaran Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangsong Indramayu, Sabtu (18/7/2020). 

Rusaknya jaring tersebut diakibatkan ulah kapal-kapal trawl yang mulai marak beroperasi kembali sejak sebulan terakhir.

Kapal trawl itu menggunakan alat tangkap pukat harimau yang memutus jaring milik nelayan tradisional.

Alat tangkap berupa jaring gillnet milik nelayan tradisional seketika putus saat pukat harimau menguras habis biota laut mulai dari bibit ikan yang masih kecil hingga dewasa di lautan.

Selain itu, alat tangkap tersebut juga turut menguras terumbu karang di dasar laut hingga membuatnya hancur.

"Nelayan kita jaringnya ilang (rusak) semua, siapa yang mau ganti? Pemerintah kah?" ujar salah seorang nelayan, Jumedi (45) saat melakukan aksi unjuk rasa di sekitaran Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangsong Indramayu, Sabtu (18/7/2020).

• Ini Alasan Pelaku Mengeroyok Anggota Polisi di Indramayu hingga Terluka Parah di Bagian Kepala

• Lama Tak Nongol di TV, Diana Pungky Bikin Geleng-geleng Kepala, Tetap Cantik & Seksi di Usia 40an

• Punya Duit Rp 3 Jutaan Sudah Bisa Beli Sepeda Kualitas Oke, Simak Daftar Harga Lengkap Sepeda Ini

Ia juga menegaskan, akibat beroperasinya kapal trawl para nelayan tradisional sudah sebulan terakhir kehilangan setengah dari hasil tangkapnya.

"Kalau biasanya dapat 200 ton sekarang cuma 100 ton, yang 100 ton cuma 50 ton. Yang jelas para nelayan sangat dirugikan karena kapal trawl itu," ujarnya.

Oleh karena itu, para nelayan tegas meminta pemerintah segera memberhentikan aktivitas kapal trawl beroperasi kembali di Indonesia.

"Kalau beroperasinya kapal trawl itu karena ulah oknum, berantas oknum tersebut, nelayan di sini sudah capek melaut ditambah adanya trawl ini maka akan semakin susah bagi nelayan," ujar dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved