Tahun Ajaran Baru
Guru SDN Rajagaluh II Datangi Rumah Murid, Buat Kelompok Belajar Kecil untuk Belajar Tatap Muka
Guru kelas 4 di SDN Rajagaluh II bersama para guru lainnya, langsung bergegas menerapkan proses belajar secara door to door.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON, MAJALENGKA- Sudah hampir 4 bulan pemerintah menutup sementara seluruh sekolah lantaran pandemi Covid-19.
Imbasnya, kegiatan belajar mengajar beralih menggunakan sistem daring atau online.
Terlebih, di masa tahun ajaran baru 2020-2021, pemerintah kembali memperpanjang masa pembelajaran daring seiring masih merebaknya virus corona di masyarakat.
• Lowongan Kerja Terbaru Nih, Alfamidi sedang Cari Karyawan Baru, Ada Penempatan di Bandung, Berminat?
Hal itu, tampaknya disesalkan sebagian para orangtua, karena sistem pembelajaran secara daring dinilai kurang efektif.
Untuk memenuhi para keinginan orangtua agar anaknya tetap belajar secara tatap muka, tampaknya dikabulkan oleh para guru di SDN Rajagaluh II Kabupaten Majalengka.
Nanis Regina Khaerunisa, salah satu guru kelas 4 di SDN Rajagaluh II bersama para guru lainnya, langsung bergegas menerapkan proses belajar secara door to door.
• Unit Laka Lantas Polres Kuningan Tangani Kasus Tabrakan Adu Banteng yang Menewaskan Warga Sukamukti
Sesuai instruksi pimpinan, mereka langsung mendatangi salah satu rumah murid dengan menerapkan proses belajar secara Pokjar atau kelompok belajar skala kecil.
Kelompok belajar skala kecil yang baru dimulai sejak Senin kemarin itu diikuti oleh 5 sampai 6 murid yang rumahnya berdekatan.
"Saya datang langsung ke rumah untuk mengajar, dikarenakan sistem pembelajaran belum bisa dilaksanakan seperti sedia kala," ujar Nanis saat ditemui di rumah Safira, salah satu murid kelas 4, Rabu (15/7/2020).

• TKW Asal Cianjur Disekap, Sang Anak Kaget Lihat Foto Ibunya Mengeluarkan Darah dari Mulut dan Hidung
Nanis menjelaskan, sebelum memberlakukan Pokjar ke rumah-rumah murid, pihaknya bersama kepala sekolah dan guru lainnya telah memilah seluruh murid yang rumahnya berdekatan.
Pihak sekolah juga telah mengumpulkan para orangtua yang mana kegiatan tersebut disambut baik oleh para wali murid tersebut.
"Jadi, kami para guru SDN Rajagaluh II berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan belajar ke rumah-rumah. Jadi anak-anak itu kami kumpulkan menurut lokasi terdekat, setelah itu kami lakukan door to door, kami mampir ke rumah masing-masing dengan mengumpulkan 5 sampai 6 murid," ucapnya.
• INI Lima Cara Hindari Virus Corona di Ruang Tertutup dan Menggunakan AC, Menurut dr Reisa Broto
Menurut Nanis, selain memang menjalankan program yang telah ditetapkan pihak sekolah, dirinya menyatakan para murid di tingkat SD dianggap belum sepenuhnya mengikuti proses belajar denagan sistem daring.
Oleh karena itu, ia juga sangat berantusias ketika diadakan program tersebut terhadap para anak didiknya.
"Menurut saya, para murid tingkat SD ini dirasa masih susah untuk mengikuti proses belajar dengan sistem daring, oleh karena itu harus tetap bertatap muka langsung, meski tetap melakukan sesuai protokol kesehatan," jelas dia.
"Saya sangat senang melakukan pekerjaan mulia ini dengan datang langsung ke rumah-rumah murid, selain memang senang dengan anak-anak, ini panggilan hati dan konsekuensi saya sebagai seorang pendidik," kata sosok yang menjadi guru selama 7 tahun tersebut.
• INI Lima Cara Hindari Virus Corona di Ruang Tertutup dan Menggunakan AC, Menurut dr Reisa Broto
Sementara, salah satu orangtua murid, Baban Sobana (48) mengaku menyambut baik dengan sistem pembelajaran yang mulai diterapkan oleh pihak SD Rajagaluh II dalam mencerdaskan anak bangsa.
Ia mengatakan, pembelajaran secara door to door oleh para guru dinilai sangat membantu dan memberikan pembelajaran yang baik untuk anak-anak.
"Saya selaku orangtua murid merasa senang dengan kegiatan Pokjar tersebut, karena sudah 4 bulan lamanya, anak-anak tidak belajar secara tatap muka."
"Hal itu, sangat membantu bagi kami selaku orangtua, ini memberikan pembelajaran yang baik untuk anak-anak karena walau bagaimanapun, belajar secara tatap muka sangat diperlukan sekali," tutur Baban yang rumahnya dijadikan tempat Pokjar di Blok Bojong, Rajagaluh Majalengka.