Gempa Goyang Sukabumi, Jemaah yang Mau Sholat Jumat pun Langsung Berlarian
Bahkan sejumlah warga yang sudah berada di dalam masjid untik menunaikan solat jumat pun sempat berhamburan keluar masjid.
"Ini konsekuensi logis daerah dengan sumber gempa sangat aktif dan kompleks. Kita memang memiliki banyak sumber gempa sehingga jika terjadi gempa di tempat yang relatif berdekatan lokasinya dan terjadi dalam waktunya yang relatif berdekatan maka itu hanya kebetulan saja," katanya melalui pesan elektronik.
Mengenai kemungkinan rentetan gempa ini sebagai pertanda akan terjadi gempa besar, Rahmat mengatakan hal ini sulit diprediksi. Tetapi dengan adanya rentetan aktivitas gempa ini tentu patut diwaspadai.
Dalam ilmu gempa atau seismologi, katanya, khususnya pada teori tipe gempa, ada tipe gempa besar yang kejadiannya diawali dengan gempa pendahuluan atau gempa pembuka. Setiap gempa besar hampir dipastikan didahului dengan rentetan aktivitas gempa pembuka.
"Tetapi rentetan gempa yang terjadi di suatu wilayah juga belum tentu berakhir dengan munculnya gempa besar. Inilah karakteristik ilmu gempa yang memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi yang penting juga untuk kita pahami," ujarnya.
• Analisis BMKG tentang Empat Kali Gempa dalam Satu Hari Ini
Banyak pertanyaan masyarakat yang menayakan apakah gempa yang terjadi di Banten selatan dan selatan Garut bersumber dari sumber gempa yang sama. Rahmat menjelaskan, kedua gempa tersebut bersumber dari sumber gempa yang berbeda.
Gempa Banten selatan terjadi akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Benioff di kedalaman 87 kilometer, sementara gempa selatan Garut dan selatan Selat Sunda dipicu oleh adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Megathrust.
Sedangkan, guncangan gempa magnitudo 5,1 yang bersumber di Lebak sangat dirasakan di Jakarta karena adanya fenomena efek tapak (local site effect) di mana efek soft sedimen/tanah lunak yang tebal di Kota Jakarta memicu terjadinya resonansi gelombang gempa sehingga guncangan gempa diamplifikasi diperbesar guncangannya sehingga wilayah Jakarta sangat merasakan gempa tersebut.
"Dalam teori gempa disebutkan bahwa dampak gempa tidak saja akibat magnitudo gempa dan jaraknya dari sumber gempa, tetapi kondisi geologi setempat sangat menentukan dampak gempa," ujarnya. (*)