Gempa Goyang Sukabumi, Jemaah yang Mau Sholat Jumat pun Langsung Berlarian

Bahkan sejumlah warga yang sudah berada di dalam masjid untik menunaikan solat jumat pun sempat berhamburan keluar masjid.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
Shutterstock
Ilustrasi gempa 

"Episenter terletak pada koordinat 7.74 LS dan 106.86 BT, atau tepatnya berlokasi di Laut pada jarak 90 km Tenggara KAB-SUKABUMI-JABAR pada kedalaman 21 kilometer," tulis keterangan dari BMKG atas nama Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Selatan, Hendro Nugroho.

Lebih lanjut BMKG menjelaskan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal.

ILUSTRASI - Gempa bumi.
ILUSTRASI - Gempa bumi. (abcnews.com)

Gempa terjadi akibat aktivitas Zona Subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam kebawah Lempeng Eurasia.

Hal itu dianalisis berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter.

Adapun beberapa wilayah yang merasakan getaran akibat gempa ini adalah di wilayah Ciambar, Kebonpedes, Cidadap, Lengkong dengan Skala Intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk lewat).

Lalu, gempa bumi terasa juga di Pelabuhan Ratu dengan Skala Intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

 Gempa Bumi Berkali-kali di Jawa, Termasuk Pangandaran, Ini Penjelasan Penyebab Gempa dari BMKG

"Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut," tulis BMKG.

Hingga pukul 12.23 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Kendati demikian, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," tulis BMKG.

Gempa Terjadi Berurutan Kemarin Apakah Berkaitan? Ini Penjelasan dari Ahlinya

Gempa yang terjadi secara beruntun pada Selasa 7 Juli 2020 ternyata tidak memiliki kaitan dengan gempa yang terjadi sebelumnya.

Baik gempa di Laut Jawa di utara Jepara berkekuatan magnitudo 6,1 yang terjadi pagi pukul 05.54.44 WIB, gempa selatan Banten magnitudo 5,1 pukul 11.44.14 WIB, gempa selatan Garut magnitudo 5,0 pukul 12.17.51 WIB, dan gempa selatan Selat Sunda magnitudo 5,2 pada 13.16.22 WIB berada pada sumber gempa yang berbeda, kedalaman yang berbeda, dan juga berbeda mekanismenya.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono, mengatakan, sebenarnya yang terjadi di beberapa wilayah gempa tersebut adalah manifestasi pelepasan medan tegangan pada sumber gempa masing-masing.

Setelah Banten, gempa terjadi di Pangandaran, Jawa Barat.
Setelah Banten, gempa terjadi di Pangandaran, Jawa Barat. (Twitter BMKG)

Masing-masing sumber gempa mengalami akumulasi medan tegangan sendiri-sendiri, mencapai stres maksimum sendiri-sendiri, hingga selanjutnya mengalami rilis energi sebagai gempa juga sendiri-sendiri.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved