H Usep Romli Dikenal Juga Sebagai Wartawan Perang, Pengalaman Meliput Perang Afganistan & Bosnia
Rencananya jenazah Usep Romli akan dibawa ke rumah duka di Kampung Kiaralawang, Kecamatan Limbangan.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNCIREBON.COM, GARUT - Kabar duka datang dari Wartawan senior dan budayawan, Usep Romli. Setelah sempat dirawat karena sakit, Usep Romli meninggal dunia.
Kabar Usep Romli meninggal dunia tersebar dari sejumlah wartawan di Kabupaten Garut. Usep Romli meninggal di Klinik Al Yamin, Kecamatan Limbangan pukul 09.45 WIB.
Kepastian meninggalnya Usep Romli dibenarkan mantan Ketua PWI Garut, Aep Hendy.
"Tadi sudah saya telepon ke istrinya. Beliau sudah meninggal dunia setelah sempat dirawat," ujar Aep, Rabu (8/7/2020).
Rencananya jenazah Usep Romli akan dibawa ke rumah duka di Kampung Kiaralawang, Kecamatan Limbangan. Ucapan duka pun mengalir dari sejumlah awak media di Garut.
Ridwan Mustopa, salah seorang wartawan TV sebelumnya mengabarkan pada Rabu pagi jika almarhum Usep Romli menjalani perawatan di Limbangan. Namun selang satu jam kemudian, kabar duka datang.
Usep Romli dikenal giat menulis di sejumlah media meski usianya sudah sepuh. Ia juga kerap menjadi pemateri dan kerap diundang dalam acara kebudayaan.
Semasa hidupnya, Usep Romli aktif sebagai seorang wartawan.
Ia juga dikenal sebagai sastrawan Sunda dan kerap mengirim tulisan ke berbagai media.
Usep Romli meninggal di usia 71 Tahun. Ia lahir di Limbangan pada 16 April 1979. Sebelum jadi seorang wartawan, Usep Romli merupakan seorang PNS dan menjadi guru SD di Limbangan.
• Cerita Penjual Sepeda di Cimindi, Bersaing dengan Pembeli Langsung ke Toko Langganan di Bandung
• Kisah Janda dengan Seorang Anak di Garut, Tujuh Tahun Tinggal di Gubuk Reyot Tak Layak Huni
Meski menjadi guru, hasratnya untuk menulis tak terbendung. Dis ela menjadi guru, Usep Romli juga menjadi koresponden mingguan Fusi (1972), Giwangkara (1972-197676), surat kabar Pelita (1977-1979), dan surat kabar Sipatahunan (1979-1980).
Saat dipindahkan ke kantor P&K Bandung, kini Dinas Pendidikan, ia memilih keluar sebagai PNS dan bekerja sebagai wartawan di Pikiran Rakyat.
Sebagai wartawan ia pernah dikirim ke Afganistan untuk membuat laporan tentang perlawanan kaum mujahidin melawan pendudukan Soviet-Rusia, Palestina, dan Bosnia.
Kemampuannya berbahasa Arab yang dipelajarinya di pesantren, membantunya dalam tugas tersebut. Sejak masih menimba ilmu di Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Usep sudah sering menulis sajak dan cerita pendek dalam bahasa Sunda dan dimuat dalam berbagai media.
Banyak karyanya yang telah dibukukan. Ia pun banyak menulis buku bacaan kanak-kanak, baik dalam bahasa Sunda maupun bahasa Indonesia. (*)