Masuki Musim Kemarau, Stok Air di Pesawahan Wilayah Utara Majalengka Menipis, Ini Curhatan Petani

Pasalnya, stok ketersediaan air untuk area pesawahan menipis dan berharap adanya pasokan dari Bendung Rentang tersebut.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Bendung Rentang yang berada di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Memasuki musim kemarau tahun ini, para petani di wilayah utara atau di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka meminta Bendung Rentang yang berada di areanya bisa lebih bermanfaat baginya.

//

Pasalnya, stok ketersediaan air untuk area pesawahan menipis dan berharap adanya pasokan dari Bendung Rentang tersebut.

Kritisnya ketersediaan air melalui irigiasi dari hulu sungai disinyalir para petani selalu kesulitan.

Bahkan, tidak sedikit biaya produksi yang dikeluarkan cukup besar, agar tanaman padi tetap dapat tumbuh subur hingga masa panen nanti.

Kepala Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Ahmad Umbara menjelaskan persoalan ini terus mengemuka setiap tahunnya saat musim kemarau terjadi.

Beruntung, tahun ini masih ada curah hujan yang turun meski intensitasnya tidak terlalu tinggi.

Sehingga air tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi para petani.

"Banyak petani memanfaatkan mesin pompa penyedot dari sejumlah sungai yang masih memiliki air. Itupun jaraknya sangat jauh dari area persawahan. Sehingga membutuhkan biaya produksi cukup besar karena harus menggunakan bahan bakar," ujar Ahmad kepada Tribuncirebon.com, Sabtu (4/7/2020).

Umbara mengungkapkan, perlu adanya upaya untuk meminimalisir terjadinya pemborosan keuangan para petani.

Salah satunya, memanfaatkan adanya Bendung Rentang di wilayahnya dapat di optimalkan.

Selama ini kehadiran Bendung yang ratusan tahun berdiri kondisi airnya hanya melintasi wilayah Jatitujuh saja.

Tetapi, tidak bisa dimanfaatkan secara baik atau bisa disalurkan ke areal pertanian tanpa menggunakan prasarana lainnya.

"Semua kepala desa di wilayah Jatitujuh mengeluhkan soal ini. Seharusnya keberadaan Bendung Rentang ini dapat dimanfaatkan oleh semua masyarakat Jatitujuh tanpa harus di sedot melalui pompanisasi. Sementara kalau terus pakai pompa biayanya sangat besar," ucapnya.

Pihaknya berharap instansi terkait dapat memberikan solusi yang cerdas dalam mengairi lahan pertanian di wilayah Jatitujuh.

Sebab, Pemdes maupun Pemcam tidak bisa berbuat banyak karena ini kewenangan BBWS.

"Keberadaan Bendung Rentang seharusnya menjadi salah satu andalan bagi para petani tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar," jelas dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved