Tangkap Denny Siregar Jadi Trending di Twitter, Ini Tulisan Lengkap Denny Siregar Soal Calon Teroris

Setelah ramai diprotes, Denny menghapus unggahan tersebut. Namun unggahan sudah keburu menyebar dan disimpan netizen.

Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
Kolase
Surat dari Pondok Pesantren Daarul Ilmi Tasikmalaya untuk memperkarakan Denny Siregar (kiri) dan tangkapan layar unggahan Denny Siregar di Facebook. 

TRIBUNCIREBON.COM - Tagar TangkapDennySiregar melejit menjadi trending topic di Jumat (3/7/2020) pagi. Tagar itu berkaitan dengan laporan dari Forum Mujahid Tasikmalaya kepada Polresta Tasikmalaya gegara postingan Denny Siregar di akun Facebook.

Pada 27 Juni 2020, Denny mengunggah sebuah tulisan berjudul Adekku Calon Teroris yang Abang Sayang. Tulisan 10 paragraf itu dilengkapi dengan foto ilustrasi sekumpulan anak-anak yang mengenakan sorban bertuliskan kalimat tauhid. Walau hanya ilustrasi, tapi foto itu yang diceritakan dalam unggahannya. 

"Dan lihatlah diri kalian sekarang. Coba pandangi foto kalian. Menyedihkan, bukan? Sibuk dengan bendera2 yang kalian juga gak tahu artinya apa," tulis Denny.

Belakangan diketahui, foto anak-anak itu adalah santri Daarul Ilmi Tasikmalaya. Foto itu dijepret saat mereka akan ikut aksi 212.

Setelah ramai diprotes, Denny menghapus unggahan tersebut. Namun unggahan sudah keburu menyebar dan disimpan netizen.

Karena itulah,  ratusan warga yang tergabung dalam Forum Mujahid Tasikmalaya (FMT) menggelar aksi damai di depan Mapolresta Tasikmalaya, Kamis (2/7).

Aksi damai itu digelar menyusul pernyataan Denny Siregar di media sosial yang menyatakan seolah santri sebagai calon teroris. Gambar postingan itu adalah santri Tahfidz Al Quran Daarul Ilmi Tasikmalaya saat aksi 212.

Koordinator aksi FMT, Nanang Nurjamil, aksi damai digelar sebagai bentuk solideritas warga Kota Tasikmalaya kepada santri yang dikaitkan dengan terorisme.

Disebutkannya, Denny menulis status melalui akun Facebook miliknya, 27 Juni 2020, dengan judul "Adek2ku Calon Teroris yg Abang Sayang". Di status itu ada foto sejumlah santri Tahfidz Alquran Daarul Ilmi Tasikmalaya saat aksi 212.

"Status tersebut saat ini telah dihapus yang bersangkutan. Namun karena sempat menyebar, kami selaku warga Kota Tasikmalaya merasa ikut prihatin dengan postingan tersebut," kata Nandang.

Surat dari Pondok Pesantren Daarul Ilmi Tasikmalaya untuk memperkarakan Denny Siregar (kiri) dan tangkapan layar unggahan Denny Siregar di Facebook.
Surat dari Pondok Pesantren Daarul Ilmi Tasikmalaya untuk memperkarakan Denny Siregar (kiri) dan tangkapan layar unggahan Denny Siregar di Facebook. (Kolase)

Pada aksi damai itu, Pimpinan Ponpes Tahfidz Alquran Daarul Ilmi Tasikmalaya, Ustaz Ahmad Ruslan Abdul Gani, menyerahkan berkas laporan resmi ke Polresta Tasikmalaya.

"Postingan itu merupakan penghinaan bagi santri dan pesantren. Apalagi terdapat foto para santri kami saat ikut aksi 212. Makanya kami secara resmi melaporkan perbuatan Denny ke Polresta, kata Ahmad.

 Covid-19 Belum Selesai, Flu Babi Disebut Berpotensi Menjadi Pandemi, Ini Gejala Virus G4 EA H1N1

 Daftar Harga Sepeda Lipat 2020, Mulai dari Rp 1 Jutaan, Sepeda Lipat United Hingga Polygon

 Butuh Mobil Bekas Masih Mulus dan Tangguh? Ini Rekomendasi Mobil MVP yang Paling Banyak Dicari

Unggahan status Denny Siregar di Facebook sebelum dihapus.
Unggahan status Denny Siregar di Facebook sebelum dihapus. (kolase/istimewa)

Perwakilan massa kemudian masuk Mapolresta untuk menyerahkan berkas laporan dan diterima langsung Kapolresta, AKBP Anom Karibianto.

Anom mengatakan, pihaknya segera melakukan tindak lanjut atas laporan masyarakat. "Kami segera tindak lanjuti. percayakan penanganannya kepad kami dan diharapkan warga tetap menjaga kondusivitas," ujarnya.

Berikut ini tulisan lengkap Denny Siregar di akun Facebook sebelum dihapus.

Adek2ku Calon Teroris Yang Abang Sayang

Adekku sayang....

Abang kasihan sama kalian. Teganya orangtua kalian mendoktrin kalian seperti ini. Hilang masa kecil kalian yang seharsunya berwarna. Kalian sejak kecil hanya tahu dua warna, kalau hitam ya putih saja.

Tau gak dek. Masa kecil abang dulu sangat bahagia. Abang main kejar2an, main layang2. Abang dulu kecil penuh dgn permainan. Ada petak umpet, main gundu, galah asin dan boy2an. Teman abang yang cewek main karet gelang, main congklak, wuih nikmatnya masa kecil kami.

Dan karena kami kaya dengan semua permainan itu, abang tumbuh jadi orang yang kreatif, bergaul dgn semua orang tanpa kenal siapa dia, agamanya apa, dari suku mana. Bagi abang dahulu semua sama, kami anak kecil yang bahagia yang kadang jotakan, tapi cepat baikan. Indah kan, dek?

Dan lihatlah diri kalian sekarang. Coba pandangi foto kalian. Menyedihkan, bukan? Sibuk dengan bendera2 yang kalian juga gak tahu artinya apa. Sibuk dgn simbol2 yang kalian juga gak tau. maknanya. Wajah kalian kusam, gak ada cahaya kegembiraan seperti anak kecil umumnya.

Abang kasihan sama kalian. Lebih kasihan lagi sama orangtua kalian, yang dengan teganya mengumpankan kalian kepada ustad2 jahil, bodoh, goblok, dan terkadang jadi predator. Orangtua kalian yang tanpa sadar menjadikan kalian mesin penghancur, tanpa perasaan, eksklusif, fanatik dan sudah pasti bodoh dan tidak mudah bergaul dengan siapa saja.

Mereka yang merasa bangga, bukan kalian. Kalian hanya korban, adek2ku sayang. Korban dari kebodohan oraangtua kalian, yang dulu waktu kecil sebenarnya kaya dgn permainan anak2. Tapi mereka mungkin selalu jadi pecundang, sehingga tidak punya kebanggan diri dan mencari eksistensi melalui simbol2 kebanggaan semua yang miskin arti.

Kelak ketika kalian dewasa dan tumbuh jadia pribadi mengerikan yang ingin merusak ketahanan negeri ini, maafkan abang dek. Anak2 abang sudah dilatih untuk melawan kalian. Anak2 abang sudah dilatih untuk mencintai negeri ini dan siap membelanya sampai titik penghabisan.

Mungkin kelak kalian akan berhadapan dengan anak2 abang. Dan itu bisa jadi takdir kalian bertemu di simpang jalan. Bukan, bukan abang jahat. Tapi supaya ideologi kalian tidak berkembang dan merusak semua tatanan yg dibangun pendiri bangsa ini untuk hidup damai dalam keberagaman.

Cium sayang abang untukmu, dek. Abang doakan kalian ketika dewasa. melawan semua doktrin yang sekarang dipaksakan kepada kalian.

Abang seruput kopi dulu, ya... Ahh, sedapnya. Jangan mau dikasih kencing onta dek, gak sehat buat otak kalian. Salam

Denny Siregar.

(firman suryaman)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved