Covid 19 di Jawa Barat
Waspada! 190 Anak di Jabar Tertular Virus Corona, Kebanyakan Usia Sekolah Antara 6-18 Tahun
tercatat 1.541 anak di Jabar sempat menjadi pasien dalam pengawasan (PDP), terdiri atas 872 laki-laki dan 669 perempuan.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJCIREBON.COM, BANDUNG - Penularan Covid-19 terhadap anak tampaknya harus menjadi perhatian khusus, terutama potensi penularannya di kawasan tempat tinggal sampai tempat umum.
Hal ini pun dicermati Pemerintah Provinsi Jabar untuk mencegah penularan Covid-19, terutama terhadap anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Berli Hamdani, mengatakan berdasarkan data terbaru, secara kumulatif anak-anak di Jawa Barat yang tertular sampai dinyatakan positif Covid-19 adalah sebanyak 190 anak.
Dari total tersebut, kata Berli, anak usia sekolah atau antara 6-18 tahun yang tertular Covid-19 berjumlah 131 orang. Sedangkan anak prasekolah dengan usia 5-6 tahun berjumlah 13 orang, balita berusia 1-5 tahun berjumlah 35 orang, dan bayi usia 0-1 tahun yang terpapar Covid-19 jumlahnya 11 orang.
"Total anak yang meninggal dunia 3 orang, yaitu seorang balita perempuan, dan anak usia sekolah ada dua orang laki-laki," kata Berli di Gedung Sate, Selasa (23/6).
Dari 190 orang kumulasi angka positif Covid-19, katanya, yang masih dirawat berjumlah 105 orang anak. Yakni, 3 bayi, 17 balita, 5 anak prasekolah, dan 80 anak usia sekolah. Sedangkan, anak yang sudah sembuh mencapai total 82 anak, dengan rincian 8 bayi, 17 balita, 8 anak usia prasekolah, dan 49 anak usia sekolah.
Berli mengatakan ada banyak kemungkinan penyebab anak-anak ini terpapar Covid-19, mulai dari terpapar dari keluarganya sampai orang-orang sekitarnya, baik di lingkungan tempat tinggal sampai tempat umum.
Berdasarkan data dari Pusat Koordinasi dan Informasi Covid-19 Jabar atau Pikobar, tercatat 1.541 anak di Jabar sempat menjadi pasien dalam pengawasan (PDP), terdiri atas 872 laki-laki dan 669 perempuan. Dari angka tersebut, PDP usia sekolah, laki-laki sebanyak 278 orang dan perempuan 221 orang.
Anak prasekolah yang menjadi PDP sebanyak 25 laki-laki dan 28 perempuan, usia balita sebanyak 191 laki-laki dan 104 perempuan, sedangkan tertinggi adalah usia bayi, yakni laki-laki yang sempat dirawat 378 orang dan perempuan 316 orang.
Update Kasus
- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan bahwa penularan virus corona di masyarakat masih terjadi hingga saat ini. Penularan virus itu menyebabkan kasus Covid-19 terus bertambah hingga Senin (22/6/2020).
Berdasarkan data pemerintah yang masuk hingga Senin pukul 12.00 WIB, ada 954 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Hal ini menyebabkan kini ada 46.845 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Informasi terbaru ini disampaikan Achmad Yurianto dalam konferensi pers dari Graha BNPB pada Senin sore. "Kami dapatkan jumlah kasus positif sebanyak 954 orang, sehingga totalnya menjadi 46.845 orang," ujar Yurianto.
Menurut Yurianto, jumlah kasus baru ini didapatkan dari pemeriksaan terhadap 10.926 spesimen. Jumlah ini terbilang sedikit karena ada 20 laboratorium yang libur, terutama di rumah sakit.
Jumlah spesimen yang sudah diperiksa hingga saat ini totalnya ada 650.311 spesimen dari 393.117 orang.
Sebagai catatan, satu orang bisa diambil sampel spesimen lebih dari satu kali.
Adapun terdapat lima provinsi yang mencatat penambahan kasus Covid-19 dengan angka tinggi. Jumlah tertinggi dicatat Jawa Timur dengan 315 kasus baru dalam sehari.
Kemudian, disusul DKI Jakarta dengan 127 kasus baru. Berikutnya, Sulawesi Selatan dengan 111 kasus baru, Kalimantan Selatan dengan 89 kasus baru, dan Sumatera Selatan dengan 60 kasus baru.
Data yang sama memperlihatkan penambahan 331 pasien yang dianggap sembuh setelah pernah dinyatakan terinfeksi Covid-19.
• Kerja Taruhannya Nyawa tapi Hasil Minim, Dedi Mulyadi Ajak Semua Pihak Menghargai Para Buruh Tani
• Kakek Pemulung Beli Hape Pakai Duit Receh, HP Mau Diberikan untuk Cucu, Pemilik Toko Bereaksi Begini
• Obyek Wisata di Majalengka Boleh Beroperasi Lagi 27 Juni 2020, tapi Wajib Patuhi Protokol Kesehatan
Tiga Provinsi
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, ada tiga provinsi yang saat ini menjadi perhatian utama Presiden Joko Widodo lantaran kasus harian Covid-19 di sana masih tinggi.
Ketiga provinsi itu ialah Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Hal itu disampaikan Muhadjir melalui video conference usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/6/2020).
"Bapak Presiden sangat menaruh perhatian yang sangat tinggi pada tiga provinsi sekarang, yaitu Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan," kata dia.
Oleh karena itu, Presiden meminta seluruh jajarannya membantu menekan penambahan kasus harian yang jumlahnya masih signifikan di sana.
"Beliau memberikan arahan bagaimana betul-betul supaya segera diatasi, terutama Jawa Timur, dan beberapa arahan tadi akan segera tindak lanjuti, termasuk penambahan fasilitas yang diperlukan termasuk tata kelola," lanjut Muhadjir.
Kalsel Merah
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor menjelaskan kondisi terbaru daerahnya yang masih berstatus zona merah penularan Covid-19. Zona merah merupakan daerah dengan tingkat penularan Covid-19 yang tinggi.
"Sampai hari ini semua kabupaten/kota di Kalimantan Selatan masih zona merah. Ada 13 kabupaten/kota. Ya semuanya," ujar Sahbirin dalam talkshow yang digelar secara daring bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kamis (11/6/2020).
Sahbirin mengungkapkan kondisi terbaru ini berkaitan dengan upaya pemeritah setempat dalam memperluas jangkauan dan memperbanyak rapid test didapatkannya kasus konfirmasi positif yang jumlahnya banyak.
Dalam uraiannya, Sahbirin mengungkapkan bahwa di awal masa pandemi (22-29 Maret) kasus konfirmasi positif Covid-19 masih nol.
Penyebabnya skrining dan pemeriksaan sampel dilakukan di Surabaya. Kemudian, pada 30 Maret- 4 April 2020, mulai ada kasus dari luar. Termasuk di dalamnya dari Gowa.
Selanjutnya, pada 5 April - 5 Mei 2020, rata-rata ada 7 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dalam sehari.
Mulai 6 Mei, kata Sahbirin, mulai dilakukan perbaikan sistem identifikasi Covid-19, sehingga mampu mencatat sebanyak 1.438 kasus secara kumulatif di Kalimantan Selatan.
Sahbirin mengungkapkan, saat ini pihaknya terus melakukan rapid test dan melakukan sosialisasi pencegahan penularan Covid-19.
Sekolah Tetap di Rumah
Kegiatan sekolah secara tatap muka di sekolah di Jawa Barat baru dipastikan aetelah evaluasi pada triwulan keempat tahun ini. Hal ini disebabkan belum adanya kabupaten atau kota di Jawa Barat yang masuk zona hijau seperti yang dapat menggelar kegiatan di gedung sekolah seperti yang dikriteriakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi, mengatakan pihaknya baru saja menyampaikan draft peraturan gubernur tentang pedoman dan tata cara proses kegiatan belajar mengajar bagi kabupaten dan kota di era pandemi Covid-19 di Jawa Barat. Selain itu, ada lagi secara khusus draft pedoman tata cara belajar mengajar di SMA dan SMK di era pandemi Covid-19.
"Sesuai dengan arahan dari Mendikbud bahwa zona hijau itu boleh dilakukan dengan tatap muka sekolahnya. Hasil evaluasi kami dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, untuk Jawa Barat tidak ada kabupaten kota saat ini yang menempati di zona hijau, rata-rata paling bagus juga di zona biru," katanya di Gedung Sate, Jumat (19/6).
Sehingga keputusannya, Disdik Jabar menyatakan belum ada kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru ini dengan pola tatap muka sampai evaluasi selanjutnya.
"Kalau ada kabupaten kota yang langsung masuk zona hijau, kita juga tidak serta merta langsung di minggu depannya itu dilakukan tatap muka. Karena perhitungan kita adalah pertama berkaca dari data pada saat terjadi di Perancis, India, dan Israel itu kan dengan adanya sekolah lagi ternyata menjadi cluster-cluster baru," katanya.
Pertimbangan kedua, katanya, pihaknya masih tetap harus berpikir tentang penyetaraan mutu pendidikan. Jangan sampai pada saat minggu depannya ada zona hijau di Jabar dan pendidikan langsung dibuka secara tatap muka, malah nantinya terjadi kesenjangan pendidikan dengan zona kuning atau biru.
"Nanti kita berpikir antara kabupaten satu dengan kabupaten lain yang masih merah, untuk pendidikannya tidak sama. Itu kita tidak berharap seperti itu. Jadi artinya evaluasi ini masih harus dilakukan. Selambat-lambatnya, kalau kita katakan mudah-mudahan bisa berakhir beberapa waktu untuk yang zona hijau itu di evaluasinya, sampai dengan triwulan empat di tahun ini," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, dan Kota Cimahi, naik peringkat dalam hal penanganan Covid-19 sehingga berubah dari zona kuning menjadi zona biru. Sedangkan Kabupaten Garut yang tadinya berstatus zona biru kini turun menjadi zona kuning.
"Jadi yang naik kelas ya, yang berhasil yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, dan Kota Cimahi. Zona biru di Jawa Barat dulunya 15 (kota atau kabupaten), sekarang 17 (kota atau kabupaten)," kata Gubernur yang akrab disapa Emil ini di Gedung Pakuan, Jumat (12/6).
Kemudian, katanya, satu-satunya daerah yang turun peringkat adalah Kabupaten Garut karena muncul klaster penularan Covid-19 di Kecamatan Selaawi. Dengan demikian, katanya, jumlah kabupaten atau kota yang masuk zona kuning menjadi 10 daerah dari awalnya 12 daerah.
Dengan demikian, daerah yang masuk zona kuning atau direkomendasikan tetap melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional adalah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Sukabumi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten Garut.
Sisanya adalah daerah yang masuk zona biru atau dapat melaksanakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), yakni Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Subang, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Banjar, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, dan Kota Tasikmalaya.
"Mudah-mudahan di dua minggu lagi ada yang masuk ke zona hijau karena banyak yang di zona biru di Jawa Barat ini angkanya sudah mendekati angka indeks zona hijau. Salah satunya di Pangandaran misalkan, kemudian di KBB, dan lain-lain, sehingga kita harapkan ini bisa naik kelas," tutur Emil.
Pembagian zona dikategorikan melalui sembilan kriteria atau indikator yang harus diukur yaitu angka laju ODP, laju PDP, laju kasus positif, laju kematian, laju kesembuhan, laju reproduksi Covid-19, laju transmisi, laju pergerakan lalu lintas dan manusia, dan risiko geografis, yang memang beda-beda di setiap daerahnya.
Zona kuning artinya ditemukan kasus Covid-19 pada kluster tunggal dan bisa dilakukan PSBB proporsional, sementara zona biru berarti ditemukan kasus Covid-19 secara sporadis baik kasus impor (imported case) atau penularan lokal, di mana daerah dengan zona ini perlu dilakukan physical distancing.
"Keputusan di hari ini adalah PSBB Jawa Barat diperpanjang sampai tanggal 26 Juni untuk mewadahi kota atau kabupaten yang zona kuning, yang ingin melakukan yang namanya PSBB skala proporsional," katanya.
Khusus untuk kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi, atau Bodebek yang sejak awal sudah diinstruksikan agar satu frekuensi penangananya dengan DKI Jakarta, maka PSBB proporsional di Bodebek dipersamakan dengan jadwal PSBB DKI Jakarta, yaitu sampai 2 Juli 2020.
"Jadi artinya ada tiga situasi di Jawa Barat. Kesatu, yang melaksanakan PSBB proporsional sampai 2 Juli, kemudian ada yang melanjutkan PSBB proporsional sampai 26 Juni, dan ada yang tidak melanjutkan karena sudah masuk zona biru," katanya. (Sam)
(Sam)