Ibu dan Adiknya Meninggal Karena Covid-19, Dokter Anang Pun Meninggal Pula Setelah Isolasi Mandiri

Anang melakukan isolasi mandiri di rumahnya di Surabaya. Isolasi itu belum diketahui apakah karena ada kaitannya dengan corona atau tidak.

Editor: Machmud Mubarok
IRNA
Ilustrasi Virus Corona 

Pada postingannya tersebut, jenazah Mikhael Robert Marampe diistirahatkan oleh petugas medis menggunakan pakaian APD lengkap.

Sejatinya, pasangan ini sudah merencanakan pernikahan pada 11 April lalu.

Karena situasi wabah corona, mereka memutuskan untuk mengundur hingga 12 September 2020.

"Sayang ada satu lagi janji yg aq mau tepatin sama km, aq akan kelarin Lagu yg km buat buat aq “KAU YANG TERAKHIR”

yang harusnya kita bawakan pada pernikahan kita tgl 11 April kemaren trus mundur ke tgl 12 september ini..." kutipan caption @miknov.id.

Dua pekan lalu, almarhum Mikhael Robert Marampe menyampaikan tak pernah menyesal menjadi seorang dokter.

Bahkan dia turut memberikan semangat pada para rekan sejawatnya.

"Halo teman-teman semua, selamat pagi dan selamat beraktivitas. Saya dokter Mikhael Robert Marampe."

"Hari ini adalah hari kedelapan saya dirawat dan saya menjadi salah satu korban dari covid-19."

"Buat saya, menjadi seorang dokter itu adalah suatu kebanggan tersendiri. Tetap bisa melayani pasien, bisa membantu banyak orang dan tidak ada penyesalan sedikit pun."

"Buat temen-temen semua di garda terdepan tetap semangat dan wajib menggunakan APD yang lengkap," ujar Mikhael Robert Marampe saat dirawat karena Covid-19.

Hari ini, Senin (27/4/2020) postingan Instagram milik Robert Marampe dan calon istri dipenuhi ungkapan duka warganet.

Dokter Naek L Tobing

Dokter jiwa sekaligus pakar seksologi dr Naek L Tobing, SpKJ. dinyatakan meninggal dunia pada hari ini, Senin (6/4) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.

Hal itu dibenarkan oleh PR & Media Relations Lead Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Elizabeth Fang. “Ya benar, Dr Naek meninggal dunia di RSPP karena Covid-19. Sebelumnya ia memiliki riwayat kanker, tapi harus dipastikan lagi kanker apa,” tutur Elizabeth kepada Kompas.com, Senin (6/4/2020).

Berdasarkan data dari IDI, Dr Naek adalah dokter ke-19 dari IDI yang meninggal dunia karena positif Covid-19.

“Total ada 19 dokter umum dan spesialis, 5 dokter gigi, dan 6 perawat,” tambah Elizabeth.

Menurut Ikatan Dokter Indonesia/IDI, dari awal kasus covid-19 di Indonesia sejak awal Maret 2020 lalu sudah ada 30 dokter yang meninggal dunia yang terpapar covid-19.

Dokter terakhir yang meninggal adalah dr. I.S. Tjahyadi, SpPD pada hari minggu (31/5/2010) pukul 22.45 wib di ICU RS Adi Husada Undaan Wetan, Surabaya.

Humas IDI menyebutkan dr. I.S. Tjahyadi meninggal saat statusnya pasien dalam pengawasan (PDP) dan masih menunggu hasil pemeriksaan tes swab.

"Dr. I.S Tjahyadi sempat dirawat sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) Covid19, dirawat 4 hari di ICU dengan bantuan alat pernafasan," kata dr. Halik kepada Tribunnews.com, Kamis (4/6/2020).

Dr. Halik menyebutkan dibanding awal-awal kasus covid-19 di Indonesia jumlah dokter yang meninggal mulai menurun, tidak intens seperti awal kasus.

IDI Berduka, Dokter IS Tjahjadi Meninggal Dunia, Berstatus PDP Covid-19
IDI Berduka, Dokter IS Tjahjadi Meninggal Dunia, Berstatus PDP Covid-19 (PB IDI)

Namun pihak Ikatan Dokter Indonesia terus mengingatkan dokter dan tenaga kesehatan agar tetap memakai alat pelindung diri (APD) saat melayani pasien walaupun tidak bertugas khusus di pos pelayanan covid-19.

"Angka penularan di tenaga medis seharusnya menurun karena tenaga medis kita mulai sadar dan pencegahan infeksi sudah membaik. Tetapi kita jangan lengah, tetap waspada karena angka kesakitan dan kematian masih terus bertambah," ucap dr. Halik.

Berikut nama-nama dokter di Indonesia yang meninggal karena terpapar covid-19 :

1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (GB FK UGM)
2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (GB FKM UI)
3. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
4. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinkes Kota Bandung)
5. dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta, IDI Jaksel)
6. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
7. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
8. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan, IDI Jaktim)
9. dr. Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU, IDI Medan)
10. dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, IDI Prabumulih)
11. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS di RSAL Mintohardjo. (IDI Jakpus)
13. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)
14. Dr. Bernadette Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar)
15. DR.Dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) Meninggal di RS Persahabatan (IDI Jaksel)
16. Dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangsel)
17. Dr. Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jaksel)
18. Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT meninggal di RS Pelni (IDI Kab. Bekasi)
19. Dr. Naek L. Tobing, SpKJ meninggal di RSPP Jakarta (IDI Jakarta Selatan)
20. Dr. Karnely Herlena meninggal di RS Fatmawati (IDI Depok)
21. Dr. Soekotjo Soerodiwirio SpRad (Dosen FK Unpad, IDI Bandung)
22. Dr. Sudadi, MKK, SpOK (Dosen FK UI, IDI Jakarta Pusat)
23. Prof. Dr. H. Hasan Zain, Sp.P (IDI Banjarmasin)
24. Dr. Mikhael Robert Marampe (IDI Kab. Bekasi)
25. Dr. Berkatnu Indrawan Janguk (IDI Surabaya)
26. Dr. Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan)
27. Dr. Boedhi Harsono (IDI Surabaya)
28. Dr. Soeharno (IDI Kediri)
29. Dr. Amir Hakim Siregar SpOG (IDI Batam)
30. Dr. Ignatius Tjahjadi SpPD (IDI Surabaya)

2.491 Kasus Covid-19

Pemerintah menyatakan bahwa masih terjadi penularan virus corona yang menyebabkan jumlah pasien Covid-19 bertambah.

Hingga Senin (6/4/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui secara total ada 2.491 kasus Covid-19 di Tanah Air. Jumlah ini bertambah 218 kasus dalam 24 jam terakhir.

Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Senin (6/4/2020) sore.

"Penambahan kasus baru konfirmasi positif Covid-19 dengan pemeriksaan menggunakan metode PCR bukan rapid test sebanyak 218 kasus," ujar Yurianto. "Sehingga total menjadi 2.491 kasus," kata dia.

Dia juga menjelaskan bahwa dalam periode yang sama terdapat penambahan 28 pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh.

Dengan demikian, total ada 192 pasien yang dinyatakan tidak lagi terinfeksi virus corona berdasarkan dua kali pemeriksaan.

Kemudian, diketahui juga ada penambahan 11 pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Penambahan ini menyebabkan total pasien meninggal akibat Covid-19 menjadi 209 orang.

"Masih ada pertambahan kasus meninggal sebanyak 11 orang, sehingga total menjadi 209," ujar Yurianto.

 Download Lagu Aisyah Istri Rasulullah MP3 Cover Syakir Daulay, Sabyan, Anisa Rahman, Unduh di Sini

 Jadwal Acara TV Hari Ini, Jangan Lewatkan Yeh Teri Galiyan di ANTV dan Sinetron Anak Langit di SCTV

 Daftar Harga Xiaomi Terbaru Per 4 April 2020, Redmi 8 Dibanderol Rp 1,8 Juta, Cek Harga Lainnya

Jumlah kasus baru yang ditemukan ini, menurut Yuri memperlihatkan bahwa penularan Covid-19 masih terjadi di masyarakat. 

Penularan itu bisa saja terjadi sebab ada sejumlah orang tanpa gejala yang menularkan virus corona ke orang lain.

Menurut Yuri, masih banyak orang yang rentan terinfeksi karena tidak menggunakan masker saat berada di luar rumah, tidak disiplin dalam mencuci tangan, dan tidak mematuhi imbauan untuk jaga jarak.

Dia pun meminta masyarakat untuk mematuhi berbagai imbauan pemerintah.

"Kita bisa melalui masa-masa sulit ini karena kita bersedia dengan tulus ikhlas untuk melindungi diri sendiri, melindungi keluarga kita sebagai basis dari masyarakat," ucap Yurianto.

"Melindungi masyarakat di sekitar kita, melindungi orang tua yang rentan akan penyakit ini, melindung kampung kita, melindungi bangsa kita," ujar dia.

70 Persen Tak Merasa

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, 70 persen individu yang positif tertular Covid-19 tidak merasakan gejala gangguan kesehatan.

Yuri mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dengan kondisi ini. 

"Hati-hati, sekarang gambaran yang terbanyak hampir sekitar di atas 60 persen atau ada yang mengatakan sampai 70 persen penderita positif Covid-19 ini tanpa gejala atau kita sudah mengenal dengan sebutan OTG yakni orang tanpa gangguan," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin (6/4/2020).

Yuri menjelaskan, individu tersebut bisa saja merasa tidak sakit karena tidak merasakan gangguan apa pun pada tubuhnya.

"Atau bahkan dengan gangguan minimal, karenanya disebut tanpa gejala. Itu kemudian bisa menjadi potensi untuk terjadinya sumber penyebaran baru," lanjutnya.

Dengan begitu, Yuri menyarankan seluruh masyarakat menunda pulang kampung atau mudik lebih dulu. Jika tidak, potensi penularan saat masyarakat bepergian ke kampung halaman atau ke daerah lain semakin tinggi.

"Selalu kami katakan bahwa risikonya terlalu tinggi kalau kita harus bepergian dalam situasi yang seperti ini. Karena ada perjalanan panjang yang kita lakukan. Sangat mungkin akan ketemu dengan banyak orang, kemudian memunculkan risiko-risiko yang lebih besar, " tambah Yuri. 

Sebelumnya, Yurianto mengatakan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan hingga Sabtu (4/4/2020), pemerintah melihat adanya tren penularan Covid-19 dari individu positif yang tidak menunjukkan gejala tertentu.

Kemudian, orang yang terjangkit Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala ini berpindah ke kota atau daerah lain.

"Sebaran kasus baru muncul akibat pergerakan orang tanpa gejala (OTG) yang berasal dari kota-kota besar tempat ditemukannya jumlah penularan tertinggi Covid-19. Lalu mereka menularkan ke warga sekitar (daerah tujuan)," jelas Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB. 

Oleh karena itu, Yuri mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah dan menunda untuk bepergian ke mana pun hingga pandemi Covid-19 berakhir.

"Tinggal di rumah adalah jawaban satu-satunya yang paling benar. Bepergian ke kampung, ke rumah saudara, atau ke tempat lain sebaiknya tidak dilakukan dulu," tegas Yuri. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dokter Anang Meninggal Setelah Kematian Adik dan Kedua Orangtua karena Covid-19", https://regional.kompas.com/read/2020/06/23/18353491/dokter-anang-meninggal-setelah-kematian-adik-dan-kedua-orangtua-karena-covid.
Penulis : Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman
Editor : David Oliver Purba

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved