Kerja Taruhannya Nyawa tapi Hasil Minim, Dedi Mulyadi Ajak Semua Pihak Menghargai Para Buruh Tani

Sambil memikul karung berisi gabah basah, kedua petani itu menyebrangi satu sungai hingga sampai di tegalan. Sebelum gabah basah itu dikarungi

Editor: Fauzie Pradita Abbas
Istimewa
Dedi Mulyadi mencoba memikul karung berisi gabah basah seberat 45 kilogram 

Di tempat yang sama, Dedi juga berbincang dengan seorang kakek pedagang cilok yang berasal dari Sagalaherang Subang. 

Dari Sagalaherang ke tempat itu berjarak 7 kilometer. Dedi pun menyampaikan bahwa sang kakek harus berjalan naik turun bukit dari Sagalaherang ke tempat ini.

"Hanya untuk mendapatkan laba Rp 30 ribu, kakek ini harus menempuh perjalanan sejauh 10 kilometer naik turun bukit dengan memikul tanggungan berisi cilok," kata Dedi.

Dedi ingin berbagi pengalaman dengan semua orang bahwa kita semua harus selalu bersyukur.

Dalam kesempatan itu, Dedi pun memberikan tambahan modal usaha untuk kakek penjual cilok tersebut.

"Nu penting Aki sing sehat (yang penting kakek selalu sehat, red)," kata Dedi.

Dedi Mulyadi berbincang dengan seorang kakek penjual cilok
Dedi Mulyadi berbincang dengan seorang kakek penjual cilok (istimewa)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved