Virus Corona Kuningan
Omzet Penjualan Daging Sapi di Pasar Tradisional Kuningan Turun 60 Persen: Tidak Ada Daging Babi
Masa pandemi covid-19, kata dia, pemotongan hewan sapi berkurang dari jumlah biasanya.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mumu Mujahidin
Terpisah pengusaha sapi di Kuningan Yayan mengatakan bahwa konsumen daging sapi di Kuningan sangat apik.
Di samping itu, para pedagang daging sapi selalu menjaga kualitas barang jualannya.
“Sebab ini menyangkut kepercayaan juga,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Yayan, tidak banyak peredaran daging datang dari Negara luar.
“Itu disebutnya daging impor dan biasanya dari negara India. Namun bukan daging sapi, melainkan daging kerbau,” katanya.
Kemudian untuk Negara importir lainnya, kata dia, yakni Australia dan Selandia.
“Namun jenis barang impornya bukan daging. Melainkan tulang daging, seperti iga dan tulang leher sapi,” katanya.
• Gadis Bone Ini Prank Tenaga Medis Pura-pura Kena Covid-19, Ditangkap Polisi dan Jadi Tersangka
• Ini Tanda-tanda Anda Mendapatkan Malam Lailatul Qadar, ketika Beribadah Dirasakan Begitu Nikmat
Daging impor tersebut, kata dia, tentu dalam paketan tertutup dan legal dijual belikan.
“Hargnya memang tidak sama dengan daging segar atau daging sapi lokal,” katanya.
Sebagai edukasi kepada masyarakat, Yayan berharap konsumen bisa meneliti dan bisa membedakan.
”Terutama daging sapid dan daging babi,” kata dia.
Daging sapi pada umumnya lebih segar jika dilihat dari warna merahnya, persis darah begitu.
”Kemudian kalau non daging sapi itu seratnya sangat jauh berbeda,” katanya.
Yayan berharap konsumen jangan ragu saat membeli daging sapi di pasar Kuningan.
“Kuncinya tinggal bertanya apakah daging ini asli sapi atau bukan dan yang utama sesuai keyakinan kita,” ungkapnya. (*)