Fenomena Dukhan

Tanda-tanda Kiamat dengan Kemunculan Dukhan di Pertengahan Ramadhan, Wagub Jabar Uu Merespons

Uu mengatakan tanda-tanda kiamat hendaknya membuat umat Islam semakin bertaubat dan menjauhi kemungkaran, bukan hanya diperbincangkan

Editor: Machmud Mubarok
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, Minggu (19/1/2020). 
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Fenomena dukhan atau asap tebal yang terjadi jika pertengahan Ramadan jatuh pada hari Jumat, yang kemudian disebut-sebut menjadi salah satu tanda kiamat, kian ramai diperbincangkan. Pertengahan Ramadan kali ini pun memang bertepatan jatuh di hari Jumat (8/5).
Perbincangan ini mendapat respons dari Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum yang juga masih aktif di Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya. Uu pun membeberkan bahwa tanda-tanda kiamat yang dijelaskan dalam Hadis maupun Al Quran sudah tampak jelas terjadi.
"Masalah kiamat, memang harus menjadi keimanan kita juga. Tapi kapan persisnya kiamat itu, siapapun tidak tahu. Setingkat Rasulullah pun tidak tahu. Hanya saja ada memang tanda-tanda kiamat yang dijabarkan dalam sejumlah Hadis, bahkan yang sudah bisa kita saksikan sendiri," kata Uu melalui ponsel, Jumat (8/5).
Uu mengatakan tanda-tanda kiamat hendaknya membuat umat Islam semakin bertaubat dan menjauhi kemungkaran, bukan hanya diperbincangkan. Apalagi, katanya, di saat dunia ini dilanda wabah Covid-19 yang harus jadi bahan introspeksi diri dan bersama menanggulanginya.
Dukhon, katanya, memang sudah tersirat dalam sejumlah Hadis walaupun belum jelas waktu kejadiannya dan terus diperdebatkan. Namun, ada tanda-tanda kiamat lainnya yang malahan sudah jelas tampak, yakni kebanyakan fenomena alam dan sosial.
Sejumlah Hadis, katanya, menjabarkan tanda-tanda kiamat berupa fenomena alam, yakni semakin banyaknya gempa bumi dan bencana, gurun gersang yang mulai ditumbuhi pepohonan, saat salju turun di padang pasir, sampai bangunan tinggi yang kini membayangi Kabah di Mekah.
"Hadis-hadisnya mengenai itu semua juga ada. Kita bisa lihat sendiri kan gedung tinggi di sekitar Masjidil Haram sudah membayangi Kabah saat ini," tuturnya.
 Sejumlah Hadis lainnya, kata Uu, menyatakan bahwa tanda-tanda kiamat di antaranya berupa fenomena sosial, di antaranya saat makin banyak ibu yang tidak menyusui anak-anaknya, semakin jarang hewan-hewan yang digembalakan, munculnya bangunan-bangunan tinggi terutama di Jazirah Arab, sampai banyaknya masyarakat yang lebih mengidolakan artis-artis.
Itu tanda-tandanya, tapi kiamatnya sendiri kapan, tidak bisa dipastikan. Saat Rasulullah menjalankan Isra Miraj, Beliau bertanya kepada Malaikat Jibril, nenek-nenek yang sempat dilihatnya saat itu pertanda apa. Kemudian dijelaskan itu adalah menyepertikan usia bumi. Kalau kita sepertikan biasanya kan, sisa usia yang tua lebih pendek dari yang muda. Itu kejadian 1.400 tahun lalu," katanya.
Uu menuturkan pembicaraan mengenai kiamat dan hakekat ketuhanan hendaknya tidak menjadi pembicaraan tanpa dasar dan ilmu. Padahal keilmuan ini sudah diatur dalam agama sehingga informasi sepotong-sepotong mengenai agama bukannya malah jadi bola liar. 
Masyarakat, katanya, harus mendalami ilmu agama kepada para ahlinya dan mendalam. Tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu keduniaan, ilmu-ilmu keagamaan pun harus dipelajari bahkan lebih diutamakan.
"Mari kita geserkan nilai-nilai kehidupan yang banyak berubah ini. Tidak hanya mempelajari ilmu duniawi, tapi juga mempelajari ilmu ukhrawi, ilmu keakhiratan. Kita harus sukses di dunia, juga dengan iman yang hebat, sehingga sukses di akhirat," katanya. 
Apa Itu Dukhan?

Perbincangan tentang dukhan merebak di media sosial ( medsos) dan aplikasi pesan instan WhatsApp beberapa waktu terakhir.

Dalam narasi yang beredar disebutkan bahwa akan ada kabut atau dukhan pada pertengahan bulan Ramadhan tahun ini.

Ramainya pembicaraan dukhan ini dikaitkan dengan isu adanya asteroid yang akan menabrak bumi pada 8 Mei 2020 dan bertepatan dengan 15 Ramadhan.

Meski Lapan telah membantah kabar mengenai tabrakan antara asteroid dan bumi itu, tapi topik soal dukhan terus mencuat dan dikaitkan dengan tanda-tanda kiamat.

Supermoon Terbesar Tahun Ini Disebut Bakal Terjadi Dini Hari Nanti, Nih Waktu Terbaik Melihatnya

Pengertian dukhan

Lantas, apa sebenarnya dukhan dan benarkah itu muncul sebagai bagian dari tanda hari kiamat?

Sekjen Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Anwar Abbas mengatakan, di antara tanda kiamat akan tiba adalah munculnya ad-dukhan yang berarti asap atau kabut tebal.

Soal dukhan yang viral di media sosial, Anwar menegaskan bahwa tak ada satu orang pun yang bisa memastikan apakah itu menandakan kiamat akan tiba.

"Apakah kabut yang viral di media sosial itu adalah dukhan yang dimaksud sebagai salah satu tanda bahwa kiamat akan tiba? Saya rasa tidak ada satu orang pun menurut saya yang bisa memastikannya," kata Anwar saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/5/2020).

"Karena yang tahu tentang kapan kiamat itu akan tiba hanya Tuhan saja yang tahu yang lain tidak tahu," tambahnya.

Penjelasan hari kiamat 

Ilustrasi asteroid

Ilustrasi asteroid(Shutterstock)

Bahkan, Anwar menyebut Nabi Muhammad SAW pun tidak tahu dan tidak diberitahu oleh Allah soal hari kiamat.

Menurutnya, hari kiamat adalah sesuatu yang gaib dan hanya diketahui oleh Allah SWT.

"Jadi dalam hal ini sikap kita yang bagus adalah mari kita urusi apa yang menjadi tugas dan urusan kita dan jangan kita urusi apa yang menjadi urusan Allah. Kiamat itu adalah urusan Allah," jelas dia.

Sejalan dengan Anwar, Ketua MUI Sumatera Barat Gusrizal Gazahar membenarkan bahwa salah satu tanda hari kiamat adalah munculnya dukhan.

Menurutnya, dalam menafsirkan dukhan ini juga beragam.

Di antara ulama ada yang mengatakan asap, ada juga yang mengatakan debu.

Namun, hal yang perlu digarisbawahi adalah tak ada satu pun riwayat sahih yang menentukan kapan waktu kemunculan dukhan itu.

Mengenai narasi yang beredar di media sosial, Gusrizal mengatakan, hal itu merujuk pada hadis yang menyebutkan adanya shaihah, yaitu dentuman atau gemuruh yang terjadi di pertengahan Ramadhan.

"Hadis itu sudah dibicarakan lama oleh ulama dan sudah dikaji dari sisi ilmu hadis serta telah dibahas oleh seperti Imam Ibn Jauzi, ibn Hibban dan lain-lain," kata Gusrizal saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/5/2020).

Akan tetapi, hadis itu menurut Gusrizal tidak ada asalnya dari Nabi SAW, tapi justru dijadikan sebagai rujukan.

Konsep keimanan

Ilustrasi asteroid Chariklo

Ilustrasi asteroid Chariklo (ESO/L. Calçada/Nick Risinger (skysurvey.org)

Gusrizal mengatakan, dasar dari prediksi itu sudah tidak benar karena kategori hadisnya adalah dhoif jiddan (sangat lemah).

Bahkan banyak ulama yang menyebutkan hadis itu maudlu' (palsu).

"Jelas dalam perkara keimanan hal seperti itu tidak bisa dijadikan sebagai landasan," jelas dia.

Oleh karena itu, Gusrizal menyebut bahwa narasi yang beredar adalah dua hal yang berbeda.

Pertama yaitu dukhan yang muncul sebelum hari kiamat dan itu adalah benar, tapi tak ada riwayat yang menyebutkan tanggalnya.

Sementara yang kedua adalah riwayat yang menunjukkan pertengahan ramadhan akan terjadi shoihah, yaitu dentuman atau goncangan.

Ia menegaskan bahwa konsep keimanan pada gaib harus berdasarkan pada Al Quran dan hadis yang sahih.

Meski narasi itu dimunculkan dengan tujuan untuk mengingatkan umat Islam, Gusrizal mengingatkan agar tidak berlebihan.

"Kalau emang mau mengingatkan, ada batasannya. Ambil riwayat yang sahih, cukup banyak, tak perlu menyerempet dalil-dalil yang palsu, dalil-dalil yang sangat lemah," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ramai soal Dukhan dan Dentuman di Pertengahan Ramadhan, Ini Penjelasan MUI

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Apa Itu Dukhan ? Apakah Tanda-tanda Kiamat ? Viral Medsos & WhatsApp Isu Dukhan di Ramadhan 2020, https://pontianak.tribunnews.com/2020/05/07/apa-itu-dukhan-apakah-tanda-tanda-kiamat-viral-medsos-whatsapp-isu-dukhan-di-ramadhan-2020?page=all.

Editor: Rizky Prabowo Rahino

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved