Human Interest Story
Pedagang Kolang-kaling di Majalengka Meraup Untung Saat Bulan Ramadhan Walau Tergerus Corona
Saefudin menyebut, banyaknya para pengendara yang membeli kolang-kaling sudah terjadi sejak memasuki bulan Ramadhan.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Takjil dari buah kolang-kaling merupakan salah satu makanan yang identik dengan bulan puasa.
Tak heran, bulan Ramadhan seperti sekarang ini menjadi berkah tersendiri bagi pedagang kolang-kaling.
Sebab, dagangan mereka banyak diserbu pembeli.
Seperti yang dialami oleh salah satu pedagang kolang-kaling, Saefudin (30) di Jalan Raya Banjaran, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka.
Sejak pagi, dirinya sudah menjajakan dagangannya untuk para pembeli yang datang dari Kecamatan Talaga maupun Kecamatan Maja serta sekitarnya khususnya yang melewati jalan raya tersebut.
Saefudin menyebut, banyaknya para pengendara yang membeli kolang-kaling sudah terjadi sejak memasuki bulan Ramadhan.
"Alhamdulilah, dari awal Ramadhan sudah banyak yang membeli, memang sudah terbiasa lebih banyak pembeli di bulan puasa itu," ujar Saefudin saat ditemui di lapak dagangannya, Sabtu (2/5/2020).
• Kasus Corona di China Makin Menurun, Tak Lagi Masuk Daftar 10 Negara Terbanyak Kasus Covid-19
• Gubernur Jabar Ridwan Kamil: Jutaan Data KK Ternyata Ngaco, Bantuan Belum Datang Karena Masalah Data
Dalam satu kilogram, jelas dia, kolang-kaling dijual dengan harga Rp 15 ribu baik ukuran kecil maupun besar.
"Kalau dibanding hari-hari biasa, bulan Ramadan memang lebih banyak pembelinya, namun jika dibanding bulan Ramadhan tahun lalu, justru berkurang," jelas dia.
Pedagang yang melanjutkan usaha turun temurun dari orangtuanya itu mengaku, setiap harinya bisa menjual kolang-kaling tidak kurang dari satu kuintal.
Namun, akibat adanya wabah viru Corona ini, ia merasakan dampaknya, yakni adanya penurunan penjualan dibanding bulan Ramadan tahun kemarin.
Ia pun menyebut, semoga semakin dekat ke lebaran akan semakin banyak pembeli atau yang memburu kolang-kaling.
"Ya memang biasanya kurang seminggu yang membeli bertambah banyak kadang kewalahan stoknya kurang," kata pria 30 tahun tersebut.
Sementara, pembeli kolang-kaling, Khaeroji (50) mengatakan dirinya sengaja membeli kolang-kaling di jalan raya Banjaran tersebut dikarenakan langsung dari pengolahnya.
Hal itu membuat, kolang-kaling dirasa masih segar dan harnya lebih murah.
"Dibanding di pasar mungkin harganya lebih mahal meski tidak terlalu jauh, tapi kalau di sini langsung dari pembuatnya, diolah langsung pastinya lebih fresh," ucapnya. (*)