Ramadhan 2020
Ternyata Es Teh Memiliki Efek Buruk Saat Diminum Buka Puasa atau Sahur Loh, Cek Selengkapnya
Saat buka puasa, es teh bisa jadi menu favorit banyak orang untuk melepas dahaga setelah seharian berpuasa menahan haus dan lapar.
Selain tidak terlalu banyak, dia juga menyarankan siapa saja untuk tidak mengonsumsi teh terlalu kental saat berpuasa.
“Masyarakat Indonesia sukanya ngeteh. Jadi boleh tetap minum teh saat puasa asal tidak terlalu sering, terlalu banyak, atau terlalu kental karena bersifat diuretik. Kopi juga hampir sama,” terang dr. Dien saat dimintai pendapat Kompas.com, Minggu (26/4/2020).
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia, Bertambah 275 Kasus Baru, Total 8.882 Kasus, Sembuh 1.107 orang
• Raja Salman Sedih Melihat Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19, Tak Bisa Sholat Tarawih di Masjid
Sementara itu, dia menambahkan, minum teh dengan tambahan es saat buka puasa juga berisiko menyebabkan ganguan pencernaan.
Pasalnya, minum air dingin atau es saat perut dalam kondisi kosong setelah puasa dapat memicu kontraksi pada lambung.
Selain itu, minum es teh juga berisiko membuat seseorang menjadi mudah sakit.
Hal itu dikarenakan, minum air dingin memiliki salah satu efek, yakni memproduksi lendir berlebih pada tubuh.
Padahal, kelebihan lendir tersebut mampu menurunkan fungsi sistem pertahanan tubuh sehingga mudah terserang suatu penyakit.
“Kalau minum es, efeknya terutama lokal di daerah tenggorokan. Ini terjadi karena imun turun, lalu virus atau bakteri masuk hingga membuat radang atau ISPA yang salah satu gejalanya adalah demam,” terang dr. Dien.
Teh bisa mengganggu penyerapan nutrisi makanan
Kepala Unit Gizi RS JIH Solo, Himaa Aliya, S.Gz, sebelumnya pernah menyatakan, minum teh tak direkomendasikan untuk dilakukan saat makan maupun tidak lama setelah makan.
Hal itu dikarenakan minum teh setelah makan berisiko mengganggu proses pencernaan atau penyerapan nutrisi ke dalam tubuh.
Saran tersebut kiranya juga berlaku pada aktivitas makan pada saat buka puasa dan sahur.
Himaa menerangkan kandungan asam tannin dan polifenol dalam teh dapat mengganggu penyerapan protein dan zat besi. Kedua zat gizi tersebut akan diikat di dalam usus.
Padahal, tubuh membutuhkan protein dan zat besi untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan.
Maka dari itu, Himaa pun menyarankan masyarakat, terutama yang menderita anemia (kekurangan zat besi) lebih baik tidak membiasakan diri untuk minum teh baik sambil atau setelah makan.