LIVE STREAMING Kondisi Gunung Anak Krakatau Pascaletusan Jumat Malam, Status Masih Level II Waspada

live streaming ini bisa berlangsung karena terdapat kamera yang diinstal di kawah Anak Krakatau dengan menggunakan tenaga solar panel

Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok

TRIBUNCIREBON.COM - Gunung Anak Krakatau (GAK) yang meletus dua kali sejak Jumat (10/4/2020) malam menyemburkan abu tebal.

Letusan pertama terjadi pada pukul 21.58 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 357 meter di atas permukaan laut. Sementara, letusan GAK kedua terjadi pada pukul 22.35 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 657 meter di atas permukaan laut.

Kondisi Gunung Anak Krakatau pascaerupsi bisa disaksikan secara live lewat akun YouTube VolcanoYT. 

Dalam keterangannya, disebutkan bahwa live streaming ini bisa berlangsung karena terdapat kamera yang diinstal di kawah Anak Krakatau dengan menggunakan tenaga solar panel yang berjarak dari 40 km dari pos pemantuan.

"Jadi harap dimaklami jika kamera ada tertunda sekitar satu menit," tulis akun VolcanoYT.

Press release yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menjelaskan secara detail tentang erupsi Gunung Anak Krakatau ini.

Pasca penurunan tingkat aktivitas G. Anak Krakatau dari Siaga (Level III) menjadi Waspada (Level II) pada 25 Maret 2019, aktivitas vulkanik G. Anak Krakatau berfluktuasi. Selama Januari hingga Maret 2020 aktivitas erupsi masih terjadi. Erupsi terjadi tidak menerus.

Data Pemantauan:
1) Pengamatan visual: selama Januari 2020 terjadi empat kali erupsi pada tanggal 1,7 dan 15; menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas puncak.

Pada tanggal 6 hingga 11 Februari 2020 terjadi rangkaian erupsi menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu tebal dengan ketinggian maksimum 1000 m dari atas puncak.

Selama Maret 2020 erupsi terjadi dua kali erupsi pada tanggal 18 Maret 2020, menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu setinggi kl. 300 m dari atas puncak.

Saat tidak terjadi erupsi, teramati hembusan asap berwarna putih tipis dengan tinggi maksimum 150 m dari atas puncak.

Pada tanggal 10 April 2020, terjadi dua kali erupsi, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu tebal setinggi kl. 500 m dari atas puncak, diikuti dengan erupsi menerus tipe strombolian. Tidak terdengar suara gemuruh atau dentuman akibat erupsi.

UPDATE Kasus Covid-19, Pasien Positif Mencapai 3.512 Kasus, Physical Distancing Belum Berjalan Baik

Suara Longsor Seperti Ledakan Bom, Warga Kampung Walahar Masih Was-was Hingga Kini

Download Lagu Aisyah Istri Rasulullah Cover Syakir Daulay, Sabyan, Anisa Rahman, Unduh di Sini

2) Menjelang dan selama erupsi, gempa-gempa Vulkanik masih terekam dengan jumlah yang belum signifikan, menunjukkan masih terjadinya suplai magma ke kedalaman yang lebih dangkal.

3) Pengamatan deformasi dengan tiltmeter berfluktuasi dan menunjukkan gejala kenaikkan yang tidak signifikan sejak 5 April 2020 hingga kejadian erupsi pada 10 April 2020 pkl. 22:35 WIB, diduga akibat energi yang relatif tidak terlalu besar.

Analisis:
Data kegempaan dan deformasi menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik G. Anak Krakatau masih berfluktuasi. Suplai fluida dari kedalaman masih terjadi. Jenis fluida pada rangkaian erupsi Januari hingga Maret 2020 diduga didominasi oleh gas/uap air, sedangkan erupsi pada 10 April 2020 material batuan pijar sudah terbawa ke permukaan dengan intensitas yang belum signifikan, jauh lebih kecil dibandingkan rangkaian erupsi pada periode Desember 2018 – Januari 2019.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved