BIJB Resmi Tak Layani Penerbangan
VIDEO: Bandara Kertajati Resmi Tak Beroperasi, Tak Akan Angkut Penumpang
Di tengah pandemi virus Corona saat ini, suasana Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka tampak tidak seramai hari-hari biasanya.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Di tengah pandemi virus Corona saat ini, suasana Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka tampak tidak seramai hari-hari biasanya.
Saat Tribuncirebon.com mencoba mengelilingi bandara, tidak ada aktivitas orang yang berlalu lalang yang sibuk dengan kepentingannya masing-masing.
Tempat parkir yang biasanya dihiasi dengan puluhan kendaraan baik mobil dan motor, kini kosong melompong.
Kebiasaan petugas dari bandara atau kepolisian sektor setempat juga tidak tampak di posko terpadu yang berada di depan.
Di dalam bandara tepatnya di lantai 1, beberapa kantin atau rumah makan juga tampak menutupkan diri dari keramaian.
Kursi dan meja berjejer rapih dengan dibaluti kain tanda tidak menerimanya pengunjung untuk beberapa waktu ke depan.
• Malam Ini Nisfu Syaban, Inilah Bacaan Niat dan Tata Cara Shalat Malam Nifsu Syaban, Arab dan Latin
• Inilah Amalan Nisfu Syaban Setelah Magrib, Doa Lengkap dengan Artinya, Berharap Perlindungan Allah
Dari kehilangan banyaknya orang yang biasa memenuhi di setiap sudut bandara, hanya tampak juga beberapa petugas kebersihan yang selalu sigap dalam membersihkan kotoran yang menempel di lantai.
Tidak jauh berbeda juga terjadi di lantai 2 dan 3, yang sunyi sepi dari aktivitas penumpang.
Bahkan, di lantai 3 yang biasanya menjadi tempat aktivitas pembelian tiket dan ruang tunggu, benar-benar dinonaktifkan.
Suasana pengap juga dirasakan karena seluruh mesin pendingin ruangan di lokasi tersebut tidak beroperasi.
Menurut Direktur Utama PT BIJB Kertajati, Salahudin Rafi mengatakan, sepinya bandara telah dirasakan pihaknya sejak pertengahan Januari 2020 atau tepatnya setelah keluar Surat Keputusan (SK) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait pandemi virus Corona.
Disebutkannya, sepinya bandara atau penumpang terus merosot hingga akhirnya saat ini tidak ada lagi maskapai yang beroperasi.
"Bandara sepi ini saya amati dari Januari, pertengahan Januari tepatnya setelah keluar SK BNPB, 29 Januari sampai 28 Februari dinyatakan pandemi virus Corona itu mulai ada penurunan penumpang.
Lalu ada SK kedua turun diperpanjang hingga Mei pada akhir Februari mah itu merosotnya lebih. Dan benar-benar tidak ada penerbangan pada awal April ini" ujar Rafi saat ditemui di kantornya, Rabu (8/4/2020).
Merosotnya jumlah penumpang akibat pandemi Corona, lanjut Rafi, membuat pihaknya mengambil kebijakan untuk memberlakukan hampir seluruh karyawannya dengan sistem kerja Work From Home (WFH).
Namun, Rafi menyebut kejadian seperti itu tidak hanya terjadi di Bandara Kertajati, melainkan di seluruh bandara di Indonesia.
"Dan setelah terbit Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu, lalu sudah hampir seluruhnya karyawan bekerja di rumah atau Work From Home (WFH). Nah disitu mulai penerbangan kosong dan ini tidak hanya terjadi di Kertajati melainkan di seluruh bandara di Indonesia. Itu langkah-langkah yang diambil di industri penerbangan baik Airlines maupun Bandara," ucapnya.
Masih dikatakan Rafi, kebijakan itu pihaknya ambil untuk mengutamakan seluruh karyawan dalam mencegah penyebaran virus Corona.
Apalagi, para petugas atau karyawan selama ini terjun langsung bertemu para penumpang selama beraktifitasnya penerbangan.
"Kita mengurangi semua kegiatan di bandara, karena kita juga mengutamakan melindungi karyawan agar tetap mereka sehat, karena kami yang ada di bandara ini peranan langsung untuk bertemu dengan penumpang," kata Direktur.
Kendati demikian, lebih jauh Rafi menambahkan, tidak adanya rute penerbangan bukan berarti seluruh aktivitas di bandara lumpuh.
Disampaikannya, masih ada sebagian karyawan dan beberapa petugas yang masih bekerja seperti biasa.
"Walaupun tidak ada penerbangan kita tetap harus beroperasi, yang kedua obyek bandara ini sebagai pintu gerbang untuk Papua, kalau ada bencana alam, bencana seperti ini, sebab bandara itu yang paling tercepat dalam mengirimkan bantuan atau mengangkat korban agar segera di berikan pertolongan," jelas dia.
Dirinya pun berharap, pandemi Corona ini segera berakhir, agar aktivitas bandara yang ada di Indonesia pada umumnya dan di Bandara Kertajati khususnya dapat kembali normal seperti sedia kala.
Bandara Kertajati sendiri dalam situasi normal dapat melayani 10 rute penerbangan ke berbagai daerah Indonesia setiap harinya yang dilayani oleh maskapai Citilink, Lion Air, Air Asia dan Malaysia Airlines.
Berbagai daerah itu meliputi, Makassar, Balikpapan, Medan, Batam, Pekanbaru, Banjarmasin, Denpasar, Surabaya, Jakarta dan Malaysia.