Lockdown Terbatas di Indramayu
BREAKING NEWS Plt Bupati Indramayu Berlakukan Status Siaga Pandemi Corona, Awasi Ketat Keramaian
Mulai menginstruksikan para pelajar belajar di rumah, tidak melakukan kegiatan-kegiatan dinas yang sifatnya mengumpulkan massa
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
Tak hanya pelajar, Sutarmidji juga melarang Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan perjalanan dinas keluar kota.
"Saya tidak akan tanda tangan pegawai yang dinas luar kota, kecuali yang penting sekali," ucap Sutarmidji.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga membuat kebijakan meliburkan sekolah.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Seluruh sekolah dari jenjang TK hingga SMA sederajat terhitung mulai Senin (16/3/2020) hingga dua pekan ke depan akan belajar di rumah.
Bahkan, ujian nasional juga ditunda untuk meminimalisir penyebaran virus corona.
• Sepasang Mahasiswa Digerebek Lagi Berduaan di Penginapan, Polisi Kaget Temukan Obat Kuat di Kamar
• Apa Itu Lockdown? Inilah 7 Negara yang Keluarkan Kebijakan Lockdown untuk Cegah Sebaran Corona
Mahasiswa USU Gak ke Kampus, Unhas Tunda Wisuda
Universitas Sumatera Utara (USU) akan mulai melakukan perkuliahan tanpa tatap muka atau dalam jaringan (online).
Sistem kuliah daring ini rencananya diterapkan mulai Selasa (17/3/2020) mendatang.
Hal ini terkait instruksi Presiden mengenai sekolah-sekolah dan kampus diliburkan terkait semakin merebaknya virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
"Kuliah jalan terus, tapi melalui internet atau daring (online). Besok (Senin 16/3/2020) akan kita rapat koordinasi di kampus, tapi saya sudah merencanakan langsung selesai rapat besok akan dikeluarkan surat edaran rektor dan berlaku mulai Selasa (17/3/2020)," ujar Rektor USU Prof Runtung Sitepu, Minggu (15/3/2020).
Ia mengatakan, kebijakan perkuliahan melalui sistem daring ini akan berlangsung sampai ada pemberitahuan lebih lanjut mengenai perkembangan virus Covid-19.
"Selasa (17/3/2020) sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Teman kita di UI kan mereka bilang sampai selesai semester ini, tapi kita tidak menggunakan itu. Jadi sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," ujarnya.
Runtung melanjutkan, jika ada pemberitahuan dari pemerintah terkait virus Covid-19 dalam 1 bulan ini virus tersebut bisa diatasi, maka kebijakan perkuliahan sistem daring akan diubah kembali.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan semua kepala daerah untuk membuat kebijakan tentang proses belajar dari rumah bagi pelajar dan mahasiswa.
Perintah itu disampaikan Jokowi dalam pidatonya di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/63/2020).
"Sebagai negara besar dan negara kepulauan tingkat penyebaran covid 19 ini derajatnya bervariasi antara daerah yang satu dengan yang lain.
Oleh karena itu saya minta kepada seluruh gubernur, bupati, walikota untuk terus memonitor kondisi daerah dan terus berkonsultasi dengan pakar medis untuk menelaah situasi yang ada," kata Jokowi.
"Kemudian juga terus berkonsultasi dengan BNPB untuk menentukan status daerahnya, siaga darurat ataukah tanggap darurat bencana nonalam. Membuat kebijakan tentang proses belajar dari rumah bagi pelajar dan mahasiswa," imbuh Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu meminta seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang dan tak panik.
Jokowi juga meminta masyarakat tetap produktif.
• Hasil Lengkap All England Open 2020: Praveen Jordan/Melati Juara dan Marcus/Kevin Harus Runner Up
• Jadwal Acara TV Hari Ini, Jangan Lewatkan Tukang Ojek Pengkolan di RCTI dan LIDA di Indosiar
"Dengan kondisi ini, saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah, Ini lah saatnya kerja bersama-sama saling tolong menolong dan gotong royong, kita ingin ini menjadi gerakan masyarakat agar masalah ini cepat selesai," kata Jokowi.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah daerah diminta untuk mengeluarkan kebijakan pencegahan meluasnya wabah virus Corona di Indonesia.
Satu di antaranya meliburkan sementara proses belajar mengajar di sekolah dan universitas.
Presiden Jokowi mengimbau masyarakat untuk keluar rumah seperlunya saja.
"Kemudian membuat kebijakan tentang sebagian ASN bisa bekerja dari rumah dengan menggunakan interaksi online dengan tetap mengutamakan pelayanan prima kepada masyaakat," ujar Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (15/3/2020).
Selain itu, menunda kegiatan yang melibatkan banyak orang.
Ada pula meningkatkan pelayanan pengetesan infeksi Covid-19 dan pengobatan secara maksimal dengan memanfaatkan kemampuan rumah sakit daerah bekerja sama dengan swasta.
Meski demikian, Presiden Jokowi mengingatkan agar pemerintah daerah melaksanakan pemetaan terlebih dahulu terkait penyebaran virus corona di daerahnya.
Melalui monitoring itu, kepala daerah diminta segera menentukan status daerahnya.
"Saya minta kepada seluruh gubernur, bupati dan wali kota untuk terus memonitor kondisi daerahnya dan berkonsultasi dengan pakar medis dalam menelaah setiap situasi yang ada," ujar Presiden Jokowi.
"Kemudian, terus berkonsultasi dengan BNPB, untuk menentukan status daerahnya apakah siaga darurat ataukan tanggap bencana non alam," lanjut dia.
• VIDEO Seorang Muadzin Menahan Tangis Saat Kumandangkan Adzan di Kuwait: Salatlah Kalian di Rumah
• Jadwal Penerbangan BIJB Kertajati Hari Ini, 16 Maret 2020, Catat Waktunya, Ada 6 Rute Penerbangan
Tingkatkan Kewaspadaan
Lebih lanjut, Presiden Jokowi meminta segenap masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona dan penyakit Covid-19.
"Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3/2020).
Menurut Jokowi, langkah ini perlu dilakukan agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan lebih maksimal.
"Agar penyebarannya bisa kita hambat dan stop," ujar Kepala Negara.
Selain itu, Jokowi juga meminta semua orang untuk mulai bekerja sama dan saling tolong-menolong agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan baik.
"Inilah saatnya bekerja bersama-sama, saling tolong-menolong dan bersatu padu. Gotong royong, kita ingin ini jadi gerakan masyarakat agar masalah Covid-19 bisa ditangani maksimal," ujar Jokowi.
Dalam menangani penyebaran virus corona atau Covid-19, Jokowi memastikan bahwa pemerintah akan terus berkomunikasi dengan Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
"Dan menggunakan protokol kesehatan WHO, serta konsultasi dengan ahli kesehatan masyarakat dalam mengatasi penyebaran Covid-19," ucapnya.
Ia menuturkan, pemerintah telah membentuk Gugus Tugas yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo.
Pembentukan gugus tugas dilakukan untuk mensinergikan semua unsur lembaga, baik itu pusat dan daerah, dalam menangani Covid-19.
Baginya, tantangan yang dihadapi Indonesia adalah kondisi geografinya yang tersebar sebagai negara kepulauan.
"Sebagai negara besar dan kepulauan, tingkat penyebaran Covid-19 ini derajatnya bervariasi daerah satu dengan yang lain," ucap Jokowi.
"Saya minta seluruh gubernur, bupati, dan wali kota untuk terus memantau dan menelaah semua," kata dia.
Hingga Minggu (15/3/2020) penderita virus Corona di Indonesia mencapai 117 kasus Covid-19.
Jumlah ini bertambah 19 sejak pengumuman kemarin, Sabtu.
Adapun penderita virus Corona yang meninggal dunia sudah mencapai lima orang dan ada delapan orang yang telah dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
• Peringatan Dini Cuaca Ekstrem, 16-17 Maret 2020, Jabodetabek Potensi Hujan Deras dan Angin Kencang
• ZODIAK CINTA, Senin 16 Maret 2020: Libra Terlibat Diskusi Intim, Aquarius Ada Beberapa Masalah
Tunda Wisuda
Rektor Universitas Hasanuddin ( Unhas) Makassar mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona atau Covid-19 yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 7522/UN4.1/PK.03.03/2/2020.
Dalam surat tersebut, perkuliahan tatap muka secara langsung ditiadakan mulai 16 - 28 Maret 2020.
Kuliah tatap muka akan diganti dengan pembelajaran online, memanfaatkan media online.
Direktur Komunikasi Unhas Suharman Hamzah menyebutkan bahwa keputusan ini merupakan langkah antisipatif setelah menerima berbagai masukan dan melihat perkembangan.
"Badan Kesehatan Dunia telah menyatakan Covid-19 sebagai pandemi. Kita perlu mengambil langkah untuk mencegah penyebaran," kata Suherman melalui pesan singkat, Minggu (15/3/2020).
Selain itu, poin surat edaran tersebut juga menyebutkan bahwa wisuda periode III yang bakal digelar pada 17-18 Maret 2020 mendatang juga terpaksa ditunda.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, wisuda tersebut bakal diikuti 2.094 peserta dari jenjang S1-S3, profesi, dan spesialis.
Unhas belum menentukan jadwal ulang untuk pelaksanaan wisuda selanjutnya.
"Keputusan penundaan wisuda ini cukup berat, namun kami perlu memikirkan kepentingan yang lebih besar," ucap Suharman.
Selain dua poin di atas, kegiatan praktik laboratorium, praktik di industri, serta di institusi juga bakal dilakukan dengan metode tanpa pertemuan langsung.
Pihak kampus berencana meniadakan untuk sementara waktu dan dijadwalkan ulang.
Unhas juga meniadakan seluruh aktivitas dan kegiatan yang memungkinkan terjadinya kerumunan orang.
Kemudian, pihak kampus menyarankan para pimpinan fakultas dan dosen untuk tidak melakukan perjalanan yang dianggap tidak perlu. (*)