Virus Corona
Mengira Minum Alkohol Bisa Lawan Virus Corona, 27 Orang di Iran Tewas Akibat Keracunan Alkohol
Setidaknya 27 orang tewas akibat keracunan alkohol di Provinsi Khutzen dan Alborz, Iran.
TRIBUNCIREBON.COM- Setidaknya 27 orang tewas akibat keracunan alkohol di Provinsi Khutzen dan Alborz, Iran.
Dilansir dari ABC News vi Kompas.Com, Juru Bicara Universitas Ilmu Kedokteran Universitas Ahwaz, Ali Ehsanpour mengatakan peristiwa itu terjadi karena adanya informasi yang mengatakan alkohol dapat membantu melawan virus corona.
• Tarsidi Warga Majalengka yang Tewas Tenggelam di Sungai Cimanuk Dimakamkan di TPU Desa Sumber Kulon
"Beberapa warga Ahwaz telah mendengar bahwa minum alkohol dapat membantu mereka melawan virus corona, sehingga mereka menggunakannya sebagai tindakan pencegahan," kata Ali.
Banyak kasus virus corona di Iran, menimbulkan berbagai rumor tentang berbagai macam cara tak ilmiah terkait cara melawan virus itu di media sosial.
Di antaranya adalah minum alkohol. Iran melarang konsumsi alkohol bagi masyarakat, beberapa orang kemudian membeli alkohol industri yang banyak dijual di pasar untuk tujuan sanitasi.
• WNI yang Positif Virus Corona di Singapura Bertambah Jadi 4 Orang, Diduga Tertular di Jakarta
Setidaknya total ada 218 orang Iran yang dirawat di rumah sakit karena keracunan alkohol di pusat-pusat medis yang berafiliasi dengan Universitas Ilmu Kedokteran Ahwaz.
Jumlah yang lebih banyak dibanding mereka yang positif virus corona di wilayah Khuzestan yakni 73 orang.
"Salah satu korban menjadi buta dan beberapa lainnya dalam kondisi kritis," tambah Ali.
Sistem kesehatan lumpuh
Sementara itu, Wakil Jaksa Kota Karaj, Mohammad Aghayari mengatakan di Provinsi Utara Alborz tujuh orang tewas akibat keracunan alkohol.
Iran sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah kasus Covid-19 cukup banyak.
Setidaknya hingga Selasa (3/3/2020) lalu sudah ada 8.042 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 291dan 2.394 orang telah pulih.
• Live Streaming All England Open 2020, Jonatan Christie Jadi Pembuka Perjuangan Wakil Indonesia
Negara ini menghadapi beberapa masalah dalam penangan kasus. Di antaranya termasuk kekurangan sanitizer dan utamanya peralatan pencegahan untuk para staf medis di seluruh negeri.
Kesalahan pengurusan manajemen domestik dan sanksi internasional yang dihadapi negara ini telah melumpuhkan sistem kesehatan selama merebaknya wabah virus corona di negara ini.
• Kaeni Kini Jadi Janda, Suaminya, Tarsidi Ditemukan Tewas di Indramayu, Tubuhnya Sudah Membusuk
Saat ini, kasus virus corona secara global telah mencapai 116.654 kasus dengan jumlah kematian mencapai 4.259. Adapun pasien yang sembuh adalah sebanyak 64.214.
Wakil Presiden dan Menkes Iran positif virus corona
Belum lama ini, Wakil Presiden Iran Urusan Wanita dan Keluarga, Mashoumeh Ebtekar terkonfimasi terinfeksi virus corona.
Wakil Presiden Iran diketahui telah terinfeksi virus corona sehari setelah menteri kesehatan Iran sebelumya juga telah positif virus corona, dengan nama medisnya Covid-19.
Wakil Presiden Iran terinfeksi Virus Corona setelah sebelumnya menjalani tes, dan hasilnya postif.
• Puluhan Ribu Pasien Positif Virus Corona di China Sembuh, Ternyata Dapat Pengobatan Tradisional Ini
Dilansir dari Metro.co.uk via Tribun Jabar, sebuah surat kabar milik pemerintah mengatakan penyebaran virus corona di Iran terus meningkat, angka infeksi virus corona mencapai 254 orang.
Dan 26 orang meninggal dunia akibat virus mematikan tersebut, jumlah kematian tertinggi di luar China.
Sementara itu Mojtaba Zolnour, kepala komite keamanan nasional dan urusan luar negeri parlemen Iran, juga muncul dalam video yang diposting oleh kantor berita Fars yang mengatakan ia terkena virus dan sedang dikarantina sendiri.
Tujuh kematian baru dilaporkan di Iran dalam 24 jam karena penyebaran coronavirus tampaknya meningkat.
Pada hari Rabu, pemerintah Iran mengumumkan pembatasan perjalanan domestik untuk orang-orang yang dicurigai terinfeksi.
Mereka juga membatasi akses ke situs ziarah utama Syiah, termasuk kuil Imam Reza di kota kedua Mashhad dan kuil Fatima Masumeh di Qom.
Pengunjung ke kuil akan diizinkan untuk dengan syarat mereka diberikan 'cairan pembersih tangan, informasi (kesehatan) yang tepat, masker', Menteri Kesehatan Saeed Namaki mengatakan pada konferensi pers.
Detik-detik Wakil Menteri Kesehatan Iran Positif Idap Virus Corona, Awalnya Pucat & Berkeringat
Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi dinyatakan positif virus corona, atau virus mematikan dengan nama medis Covid-19.
Iraj Harirchi tersebut dites positif mengidap Virus Corona, setelah beberapa jam ia terlihat pucat dan berkeringat dalam sebuah acara konferensi pers TV.
Iraj Harirchi dimasukkan ke dalam karantina lantara postif idap virus mematikan tersebut.
Sebelumnya Pemerintah Iran memberikan klarifikasi soal tuduhan menyembunyikan skala infeksi yang sebenarnya.
Di mana salah seorang pejabat Iran mengatakan per hari ini 95 orang menderita pneumonia Covid-19 dan 15 orang meninggal.
• Pemuda Ini Habisi Sang Pacar Secara Sadis Lantaran Hamil di Luar Nikah, Teman Korban Ikut Dibunuh
• Pole Dance Pake Pakaian Seksi dan Minim, Gisella Anastasia: Striper Malah Nggak Pakai Baju
Namun kemarin seorang anggota parlemen mengatakan jumlah korban tewas sebenarnya lebih dari 50 orang di kota Qom saja, dilansir dari The Sun.
Ahmad Amiriabadi Farahani, yang mewakili kota suci, menuduh Menteri Kesehatan "berbohong" tentang wabah Corona dan menyebut jumlah infeksi berkali-kali lipat dari angka resmi.
Namun sang Wakil Menteri Kesehatan, Harirchi bersikeras hanya 61 kasus diketahui dan 12 orang telah meninggal.
Harirchi juga menyebut saat ini sebuah tes sedang dilakukan pada 900 kasus yang diduga Virus Corona.
Dia mengatakan anggota parlemen tidak memiliki akses ke angka-angka tersebut.
• Lowongan Kerja Bank BCA, Terbuka untuk Lulusan S1 Fresh Graduate, Cek Syarat dan Link Pendaftarannya
• Tyas Mirasih & Gisella Anastasia Dipanggil Polda Jatim Hari Ini Dugaan Kasus Pembobolan Kartu Kredit
Tampak Sakit, Ternyata Positif Virus Corona
Dilansir BBC, dalam konferensi pers TV, Wakil Menteri Kesehatan Iran tersebut tampak sakit, dan pucat.
Ketika seorang juru bicara pemerintah berbicara di sampingnya, dia minum air dan berulang kali melepas kacamatanya untuk mengelap keringat.
Namun pada akhirnya, Harirchi, yang memimpin gugus tugas untuk membatasi penyebaran virus, memposting video di media sosial mengatakan dia telah dites positif.
Para pejabat Iran mendesak orang-orang untuk tetap di dalam ruangan, meskipun tidak ada karantina wajib.
Seorang juru bicara kementerian kesehatan mengatakan kepada TV pemerintah: “Akan lebih aman bagi orang untuk tinggal di rumah."
Sementara ada 34 kasus baru yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir, termasuk 16 orang di kota Qom.
Kemarin virus itu dikonfirmasi penyebaranya dari Iran ke Lebanon, Bahrain, Oman, UEA, Kuwait, dan Kanada.
Kasus lebih lanjut muncul di Afghanistan dan Irak, yang berbatasan dengan Iran.
Pakistan dan Turki menutup perbatasan mereka karena khawatir virus itu bisa menyebar di sana juga, dan maskapai menunda penerbangan.
• Jadwal Acara TV Hari Ini, Jangan Lewatkan Acara-acara Seru, Bioskop Trans TV, Pesbukers & LIDA 2020
• Viral Ibu Hamil 5 Bulan Tewas Ditabrak Mobil yang Sedang Belajar Nyetir, Terseret hingga Terjepit
Kritik Pejabat AS
Hari ini Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meminta Iran dan China untuk "mengatakan yang sebenarnya" setelah Beijing juga dikritik karena menyensor dokter dan media.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan informasi yang menunjukkan rezim Iran mungkin telah menekan rincian penting tentang wabah Corona di negara itu.
"Semua negara, termasuk Iran, harus mengatakan yang sebenarnya tentang virus corona dan bekerja sama dengan organisasi bantuan internasional."
Wabah Iran diyakini telah dimulai di Qom, yang merupakan situs studi agama untuk Syiah dari seluruh Timur Tengah.
Diperkirakan seorang pengusaha yang meninggal setelah perjalanan ke China diduga membawa virus tersebut, atau pekerja Cina yang membangun pabrik energi matahari di dekatnya.
Virus itu telah menyebar ke empat kota lain termasuk Teheran.
Farahani, salah satu anggota parlemen untuk Qom, dikutip mengatakan lebih dari 250 pasien berada di karantina.
Dia mengatakan kondisinya suram di rumah sakit-rumah sakit di kota itu, dengan para perawat yang tidak memiliki perlengkapan yang memadai, dan mengatakan 50 orang meninggal pada tanggal 13 Februari - enam hari sebelum kasus resmi pertama.
Data yang dirilis pejabat kesehatan Inggris pada hari Selasa menunjukkan, jumlah kematian di Inggris dari wabah coronavirus naik menjadi enam.
Kementerian kesehatan juga mengatakan jumlah orang yang dites positif terkena virus telah meningkat menjadi 373 kasus dari sebelumnya 319 kasus.
