Virus Corona
Panik Wanita Ini Masukkan Rp 6,5 Juta ke Microwave Lantaran Virus Corona Bisa Menular Lewat Uang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyarankan masyarakat untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas.
TRIBUNCIREBON.COM - Hingga kini masalah virus corona masih terus menghantui masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyarankan masyarakat untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas.
Melansir dari Daily Mail, hal tersebut berguna untuk mencegah penularan virus yang kini disebut dengan nama Covid-19 tersebut.
Sebab, virus corona dapat menempel di permukaan uang kertas yang kemudian dapat menular ke orang lain.
Untuk itu, para aktivis kini menyarankan untuk mengganti transaksi konvensional menjadi transaksi digital menggunakan uang digital.
Menyusul kabar tersebut, seorang wanita di China langsung dilanda kepanikan.
Melansir dari Asia One, wanita yang tak disebutkan identitasnya itu nekat memasukkan segepok uang kertasnya ke dalam microwave.
Bukannya tanpa maksud, wanita dari Jiangsu itu melakukan hal berisiko karena ingin mensterilisasi sendiri uang kertas miliknya.

Ia berharap, dengan memasukkan uangnya ke dalam pemanas makanan itu bisa membunuh virus corona yang mungkin menempel di permukaannya.
Tak main-main, jumlah uang yang dimasukkan ke dalam microwave tersebut berjumlah 3.125 yuan (sekitar Rp 6,5 juta).
Namun, satu menit setelah dimasukkan, tercium aroma terbakar dari alat dapur tersebut.
Seperti yang telah diduga, uang-uang tersebut gosong karena suhu panas yang dikeluarkan oleh microwave.
• SAH! Tarif Ojek Online Resmi Naik Mulai Maret Ini, Berikut Rincian Tarif Ojol Jabodetabek yang Baru
• Kembalikan Keris Pangeran Diponegoro, Raja Belanda Minta Maaf Telah Menjajah Indonesia di Masa Lalu
Tak mau rugi begitu saja, wanita itu kemudian pergi ke China CITIC Bank untuk menukarkan uangnya yang hampir hancur tersebut yang disambut dengan reaksi tak terduga.
Uang kertas yang sebagian besar bernilai 100 yuan itu rusak parah sehingga pihak bank kesulitan untuk mengenalinya.
Staf bank bahkan harus menghitung secara manual dan memeriksa satu per satu untuk memastikan uang tersebut asli atu tidak.