Jenderal Polisi Nyamar Jadi Warga Biasa, Buat Laporan di Polsek Dibiarkan, Kapolsek Langsung Dicopot
Hal itu sengaja ia lakukan agar bisa mengetahui bagaimana para petugas di Polsek memberi pelayanan.
Sementara kepada para polisi yang setengah hati membantu warga, Pak Hardi langsung mengambil tindakan tegas.
Dari beberapa polsek, tercatat sejumlah polisi dicopot dari jabatannya karena dinilai tak tanggap dalam bertugas.
"Yang tidak siap dalam pelayanan dan tidak tanggap kita ganti," katanya.

Lagi-lagi, tanpa mengenakan seragam polisi, Suhardi berjalan tengah malam dengan mengenakan celana jeans dan sandal jepit memasuki Polsek Menteng.
Kala itu, ia berpura-pura melaporkan adiknya yang menjadi korban hipnotis.
Tetapi rupanya, seorang brigadir polisi yang menerimanya tidak menerimanya dengan baik.
Ia diminta polisi yang berjaga di Polsek Menteng saat itu untuk melapor ke Pos Polisi.
Bahkan saat ia meminta diantar ke Pos Polisi, sang brigadir yang menerimanya menolak permintaannya.
Kemudian suatu waktu, ia kembali melakukan penyamaran kembali sebagai masyarakat biasa yang meminta bantuan polisi.
Ia mendatangi Polsek Gambir dan melaporkan adiknya menjadi korban hipnotis di depan Hotel Millenium.
• Inilah Daftar 20 Negara di Asia yang Belum Terinfeksi Virus Corona, Bagaimana dengan Indonesia?
• KRONOLOGI 2 Warga Depok Terjangkit Virus Corona, Ternyata Menular dari Turis Warga Jepang
Tentu saja laporan tersebut hanya untuk menguji saja, bukan laporan kejadian yang sesungguhnya.
Ia diterima seorang petugas polisi, berbeda dengan perlakuan yang diterimanya di Polsek Menteng.
Petugas yang menerimanya cukup baik, meskipun tempat yang dilaporkan Suhardi saat itu berada di luar wilayah Polsek Gambir.
Puas dengan pelayanan yang diberikan anggota Polsek Gambir, Suhardi pun pulang dan menelepon Kapolres Jakarta Pusat yang saat itu dipimpin Kombes Pol Hamidin.
Suhardi tanpa ragu meminta Kapolres untuk mempertemukannya dengan dua anggota Polsek Gambir yang menerimanya malam itu.