VIDEO - Tety Darmiyati, Manusia Kayu dari Kuningan, 12 Tahun Berbaring di Atas Ranjang
Rumiati menceritakan, dalam keseharian untuk melakukan perawatan, ia sering kebingungan mengenai biaya yang dibutuhkan, untuk keperluan Tety.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor TribunCirebon.com, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Tety Darmiyati (32) merupakan warga Dusun Pataregan, Desa Ciporang, Kecamatan Maleber, kini namanya menjadi terkenal. Itu akibat sejumlah media mainstream hingga tv swasta yang mengabarkan sosok Tety.
Hal itu menyusul dengan penyakit yang dirasakan, sejak 12 tahun terakhir yang tak kunjung pulih normal seperti sebelumnya. Dalam menjalani kehidupannya, Tety kini mengandalkan bantuan dari kakak iparnya, Rumiati.
"Iya kang, seluruh organ tubuh Tety, seperti tangan, kaki dan beberapa organ lainnya, tidak bergerak secara normal. Hanya jemari tangan yang bisa sedikit bergerak, " ungkap Rumiati saat ditemui di rumahnya, Jumat (28/2/2020).
Rumiati menjelaskan, Tety hanya bisa berbaring di atas ranjang sejak belasan tahun, sehingga kondisinya pun harus mendapat perhatian serius.
“Punggung Tety pun terlihat kayak terbakar dan melepuh, karena tidak bisa bergerak sama sekali. Karena panas dari kelamaan berbaring saja," ucap Rumiati.
Rumiati menceritakan, dalam keseharian untuk melakukan perawatan, ia sering kebingungan mengenai biaya yang dibutuhkan, untuk keperluan Tety.
"Seperti menggantikan pampers, serta kebutuhan lainnya. Saya suka bingung kang, uang dari mana untuk mencukupi itu. Sedangkan suami saya kerjanya itu tidak menentu, ya serabutan gitu," ujar Rumiati.
• Bu Eti Asal Ciamis Kawin Lagi, 3 Anak Gadisnya Juga Nikah, Gelar Resepsi Bersama di Lapangan Bola
• Rohayani Tergopoh Sambil Menahan Perut Besarnya, Ia Lahirkan Bayi Perempuan di Planetarium Jakarta
• Peneliti Kaget Saat Autopsi Jenazah Korban Virus Corona, Organ Dalam Korban Kondisinya Mengerikan
Menyinggung soal bantuan, Rumiati mengakui memang ada saja. Namun, yang sering menjadi kekhawatiran itu datang ketika Tety mengalami sikap yang tak biasanya.
"Apalagi dalam waktu beberapa terakhir ini. Kondisi dan berat badannya mengalami penurunan. Bisa akang lihat langsung," kata dia untuk menyaksikan Tety.
Perlakuan Rumiati dalam memberi makan, itu dilakukan seperti pada umumnya. Namun sesekali, Tety minta jangan dibantu atau di suapin. Alasan itu muncul dari Tety yang kasihan kepada kakaknya, telah mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengurus Tety.
"Caranya, saya kasih makan yang sudah dibungkus plastik, dan pakai alat semacam kayu. Nanti tongkat pendek itu dipegang dan bungkus makanan itu sodorkan ke mulutnya, oleh Tety sendiri, " kata Rumiati.
Di tempat sama, Tety didampingi Rumiati menceritakan, awal menderita penyakit langka seperti ini. Muncul benjolan di kepala bagian belakang.
"Ini sejak usia 19 tahun, mulai kaku menggerakkan anggota tubuh saya," ungkap Tety seraya menambahkan, bahwa mulai kecil sudah ditinggal kedua orang tua.
Ketika di usia remaja sehingga terserang penyakit langka. Tety hanya tinggal dan di suh di rumah kakak iparnya. "Hanya Kakak ipar saya, yang mengurusi kebutuhan saya. Seperti memberikan makan minum dan obat-obatan, " imbuhnya. (*)