Human Interest Story
Cuma Tamat SMP, Eks Petugas Kebersihan Bikin 9 Perpustakaan Mini di Bandung, Pangalengan, & Cianjur
Di sudut teras terdapat rak kayu yang penuh sesak dengan buku-buku. Di dalam rumah, rak setinggi 3 meter yang difungsikan sebagai partisi ruangan juga
Sepanjang waktu itu, hobinya membaca makin menjadi-jadi.
"Setiap istirahat kerja, saya selalu baca buku. Teman-teman seprofesi suka nyinyir, katanya sok intelek, lagak mahasiswa saja. Tapi, ya cuek saja, namanya juga hobi," katanya.
Gajinya dari petugas kebersihan pun lebih banyak dihabiskan untuk membeli buku ketimbang belanja baju.
Alhasil, dari waktu ke waktu koleksi bukunya semakin bertumpuk dan mulai menyesaki kamar kosnya.
Saung baca pertama di kontrakan
Melihat koleksi bukunya yang semakin banyak, terbersit di pikirannya untuk membuka perpustakaan mini. Rencananya itu pun berbanding lurus dengan dukungan sang istri, yang juga hobi baca.
"Saya menikah 2008. Cita-cita saya ingin punya istri yang suka buku. Alhamdulilah kesampaian. Jadinya, istri sangat dukung dengan apa yang saya lakukan ini," ucap Yadi.
Saung Baca pertama yang dibuka di rumah kontrakannya di daerah Bandung itu mendapat sambutan positif dari lingkungan sekitar.
Warga, terutama anak-anak dan remaja, banyak yang menyambangi rumah kontrakannya untuk membaca buku.
“Dari situlah kemudian saya berinisiatif menggalang donasi 1 Miliar Buku untuk Bangsa, lewat jejaring sosial,” ujar dia.
Galang donasi buku Lewat penggalangan buku yang digagasnya pada 2016 itu, Yadi mengaku kebanjiran buku. Hampir setiap pekan selalu saja ada kiriman paket buku dari donatur.
"Tiba-tiba berdatangan kiriman buku berdus-dus ke rumah,” ucapnya.
Namun, karena Saung Baca di rumah kontrakanya tak mampu menampung banyaknya kiriman buku dari para donatur itu, Yadi lantas menawari teman-temannya yang ingin membuka Saung Baca.
"Sejak itu, satu demi satu Saung Baca bisa berdiri. Sekarang sudah ada sembilan. Peran saya volunteer bukunya," kata Yadi.
Mimpi punya Saung Baca di penjuru negeri