Info Kesehatan

Kenali Penyebab-penyebab Disfungsi Ereksi yang Sering Diabaikan Ini, Segera Obati Dengan Cara Ini

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi dengan baik untuk berhubungan seksual.

NET
Ilustrasi 

TRIBUNCIREBON.COM- Berhubungan intim memiliki banyak manfaat baik untuk kesehatan maupun menjaga keharmonisan hubungan.

//

Banyak pria yang meyakini, wanita akan lebih menyukai hubungan intim dengan durasi yang lama.

Hingga kemudian sebagian pria kerap menggunakan obat khusus untuk membuatnya tahan lama.

Kenali Gejala Asam Urat yang Sering Disepelekan Ini, Segera Sembuhkan Dengan Obat Alami Ini

Tak sedikit pria yang mengalami disfungsi ereksi sehingga tidak bisa maksimal saat berhubungan intim.

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi dengan baik untuk berhubungan seksual.

Pada umumnya, banyak pria merasa malu saat mengalami disfungsi ereksi.

Bahkan, banyak yang merasa segan untuk berkonsultasi kepada ahli medis tentang kondisi tersebut.

Padahal, disfungsi ereksi bisa diatasi jika diketahui penyebabnya.

Lalu, apa sajakah yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi pada pria?

Dilansir Tribuncirebon.com dari alodokter.com, terdapat tiga kondisi yang bisa menjadi tanda-tanda terjadinya gangguan ereksi.

Kenali Tanda-tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Sering Diabaikan Ini, Jangan Sampai Terkena Diabetes

Tiga ganguan ereksi yaitu ereksi yang kurang kokoh sehingga tidak dapat melakukan hubungan seksual, ereksi yang kurang lama, atau ereksi yang terjadi lebih sering dari biasanya.

Penyebab Disfungsi Ereksi

Terpicunya gairah seksual pria merupakan proses yang tidak sederhana. Proses tersebut melibatkan otak, saraf, otot, pembuluh darah, hormon, dan emosi.

Disfungsi ereksi biasanya terjadi jika hal-hal tersebut mengalami masalah. Bahkan, ada kemungkinan penyebabnya merupakan kombinasi dari beberapa kondisi.

Berikut beberapa kemungkinan penyebab terjadinya disfungsi ereksi:

Kondisi Medis Tertentu
Disfungsi ereksi kerap dipicu oleh penyakit tertentu, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis), diabetes, obesitas, sindrom metabolik, penyakit Peyronie (perkembangan jaringan parut di dalam penis) dan gangguan tidur.

Beberapa kondisi lain yang juga diketahui dapat menyebabkan gangguan ereksi adalah gagal ginjal, sirosis, kelebihan zat besi pada darah atau hemokromatosis, skleroderma (pengerasan kulit), serta penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang sering diderita oleh perokok.

Kenali Tanda-Tanda Stres Berat, Segera Periksakan Diri Anda Jika Anda Mengalami Gejala Ini

Selain itu, penyakit yang menyerang sistem saraf juga mampu memengaruhi ereksi, misalnya epilepsi, stroke, multiple sclerosis, Alzheimer, Parkinson dan sindrom Guillain-Barré.

Ketidakseimbangan hormon tertentu juga cukup sering menjadi penyebab disfungsi ereksi. Kondisi tersebut antara lain hipertiroid (kelebihan hormon tiroid), hipotiroid (kekurangan hormon tiroid) dan hipogonadisme yang menyebabkan kekurangan hormon testosteron.

Alasan psikologis
Salah satu faktor penting saat ereksi yaitu kesehatan mental. Otak memainkan peran penting dalam memicu ereksi.

Ereksi dimulai dengan adanya gairah seksual saat terjadi rangsangan, namun hal ini bisa terganggu karena beberapa kondisi psikologis seperti stres, depresi, kecemasan, atau masalah pada hubungan dengan pasangan.

Usia dan tingkat stres dapat menjadi faktor-faktor penentu seseorang mengalami gangguan ereksi. Meski begitu, terdapat juga faktor psikologis, seperti widower syndrome.

Sindrom ini muncul pada pria yang kehilangan istrinya. Pria dengan kepercayaan diri yang rendah juga dapat mengalami disfungsi ereksi.

Cegah Penuaan dan Atasi Kulit Kering Dengan Masker Alpukat, Begini Cara Membuatnya

Faktor Obat-obatan
Meski dapat mengobati kondisi penyakit, obat-obatan tidak jarang menimbulkan efek samping, salah satunya disfungsi ereksi.

Beberapa jenis obat yang mungkin dapat memicu hal tersebut antara lain obat antidepresan, antipsikotik, penurun tekanan darah tinggi, pengobatan kanker prostat, penurun kolesterol, atau penggunaan obat-obatan terlarang semacam kokain atau ganja.

Akibat cedera

Ketika bagian penis, bagian saraf, atau pembuluh darah di bagian punggung mengalami cedera, maka perlu diwaspadai karena hal itu dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Cedera di sekitar penis, juga dapat memicu pembentukan jaringan parut serta posisi penis yang melengkung secara tidak normal selama ereksi.

Selain itu, kebiasaan tertentu yang dapat menekan area di sekitar anus, seperti mengendarai sepeda dalam waktu yang lama, diduga dapat memicu terjadinya disfungsi ereksi juga.

Cedera pada panggul yang memengaruhi organ seksual pria juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Anda Jika Minum Air Rebusan Lemon Sebelum Tidur, Khasiatnya Dahsyat

Efek tindakan operasi
Beberapa jenis tindakan operasi dapat memicu disfungsi ereksi.

Salah satunya adalah operasi pada otak dan tulang belakang, pada bagian tersebut terdapat saraf-saraf yang mengatur proses ereksi.

Contoh-contoh lainnya adalah operasi yang dilakukan di panggul atau di bagian tulang belakang karena prosedur pembedahan pada kedua area tersebut berisiko merusak saraf dan pembuluh darah di sekitar penis.

Prosedur medis lain yang memiliki kemungkinan memicu gangguan ereksi adalah operasi atau prosedur medis pada kelenjar prostat, terapi radiasi untuk kanker usus besar atau kandung kemih, dan operasi pengangkatan usus besar.

Langkah-langkah Pengobatan
Disfungsi ereksi secara berkepanjangan dapat berdampak kepada keharmonisan hubungan dengan pasangan, juga kesulitan mendapat keturunan.

Untuk mengatasinya, maka dibutuhkan pengobatan yang sesuai dengan penyebab dasarnya.

Karena itu, konsultasi dengan dokter untuk mendiagnosa disfungsi ereksi penting dilakukan.

Biasanya, dokter terlebih dahulu akan mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya melalui penelusuran riwayat medis dan pemeriksaan fisik, diikuti tes penunjang.

Jika sudah diketahui penyebabnya, maka selanjutnya akan dilakukan pengobatan.

Penanganan disfungsi ereksi bisa dengan pemberian obat-obatan, konseling, rutin berolahraga, hingga tindakan operasi jika diperlukan.

Obat-obatan yang bisa diberikan dokter antara lain obat perangsang ereksi (obat kuat pria), atau pemberian hormon testosteron jika terdapat kekurangan pada hormon tersebut.

Ragam Olahraga untuk Mengatasi Disfungsi Ereksi
Berikut adalah beberapa jenis olahraga dan latihan fisik yang dianjurkan untuk mengatasi disfungsi ereksi:

1. Jalan santai

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa rutin berjalan santai selama 30 menit setiap hari berpotensi menurunkan risiko disfungsi ereksi.

Jika dilakukan secara rutin, jalan santai dipercaya mampu memperbaiki stamina dan aktivitas seksual.

2. Berenang
Olahraga kardiovaskular, seperti berenang, dapat membantu meningkatkan asupan oksigen melalui aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk penis Anda.

Selain itu, olahraga jenis ini juga dapat menurunkan berat badan hingga membuat Anda merasa lebih percaya diri di atas ranjang.

3. Senam dan latihan aerobik
Disfungsi ereksi bisa disebabkan oleh obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, dan penyakit kardiovaskular.

Berbagai penyakit tersebut dapat menghambat dan mengurangi aliran darah menuju penis.

Nah, menurut penelitian, rutin melakukan senam dan latihan aerobik dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

Jika Anda mengalami disfungsi ereksi, dianjurkan untuk rutin melakukan latihan aerobik setidaknya 4 kali seminggu, selama 40 menit per sesi.

4. Senam Kegel
Senam Kegel sangat mudah dan bisa dilakukan di mana saja. Meski umumnya dilakukan oleh wanita, senam Kegel juga bermanfaat untuk pria.

Salah satunya dalah untuk membantu mengatasi disfungsi ereksi.

Senam Kegel dapat memperkuat otot panggul bawah. Hal ini berkontribusi dalam memperlancar aliran darah ke area penis selama ereksi dan membantu menjaga darah agar tidak meninggalkan penis.

Dengan begitu, fungsi ereksi penis lebih optimal.

Jika beragam jenis olahraga untuk mengatasi disfungsi ereksi di atas tidak memberikan manfaat pada diri Anda, jangan ragu untuk memeriksakan kondisi ini ke dokter urologi atau dokter andrologi. (Tribuncirebon.com/Mutiara Erlanti)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved