Virus Corona
Emak-emak Sembunyi Takut Tertular Virus Corona dari WNI yang Dikarantina di Natuna, Sekolah Libur
Pelajar di Natuna juga diimbau agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah serta menghindari dari tempat keramaian.
Mahasiswa Natuna berkomentar terkait proses karantina Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China.
Ketua Himpunan Mahasiswa Kabupaten Natuna (HMKN) Tanjungpinang, Raja Igo Febrinaldy menegaskan, mahasiswa bersama masyarakat tetap pada penolakan.
"Kami bersama masyarakat akan gelar aksi lebih besar lagi besok," tegasnya, Minggu (2/2/2020) yang turut ikut aksi tersebut.
Ia pun mempertanyakan alasan Pemerintah Pusat yang menetapkan lokasi karantina ratusan WNI dari Wuhan China harus di Natuna.
Dipilihnya Natuna menjadi lokasi menurutnya membuat resah masyarakat.
Mahasiswa Natuna di Tanjungpinang menyampaikan 3 sikap.
• Komentar Tyas Mirasih Jadi Sorotan Netizen di Postingan Kehamilan Vanessa Angel, Ada Apa ya?
1. Menyayangkan keputusan pemerintah kurangnya koordinasi terkait Natuna akan di jadikan tempat karantina, dan Mahasiswa jogja mendorong legislatif daerah untuk segera melakukan koordinasi kepada pemerintah terkait untuk meredamkan situasi yang ada di Natuna
2. Mendorong segera memfasilitasi insfrastruktur kesehatan yang lengkap terhadap WNI yang di karantina dan memikirkan keamanan masyarakat Natuna.
3. Mahasiswa Natuna berharap karantina di tempatkan jauh dari pemukiman warga, dan harus di fasilitasi keamanan, dan jaminan kesehatan yang berkelanjutan.
Warga Natuna Bersikap
Jelang kedatangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari kota Wuhan, Hubei, China di pulau Natuna memberikan kesan stigma negatif bagi masyarakat setempat.
Bahkan jelang 3 unit pesawat TNI AU yang mengangkat ratusan WNI mendarat, ibu-ibu masyarakat Natuna dikabarkan sembunyi di dalam rumah masing-masing.
Sementara para suami dan pemuda setempat terus melakukan aksi demonstrasi penolakan terhadap kedatangan ratusan WNI itu.
Hingga kini gelombang massa dikabarkan terus memuncak, dan memadati pintu AURI Lanud Raden Sajad, Minggu (2/2/2020) siang.
Aksi penolakan terus memanas hingga warga melakukan aksi bakar ban karet di lokasi tersebut.