Seorang Siswa SMK di Surabaya Gantung Diri Sambil Video Call, Sempat Tulis Surat Wasiat Bahasa Jawa

Teman sekolah yang khawatir langsung mendatangi rumah RH dan ternyata korban sudah ditemukan tewas oleh ayahnya sendiri.

Editor: Machmud Mubarok
Tribun Jogja - Tribunnews.com
Ilustrasi Gantung Diri 

RH dikabarkan sempat tidak sekolah dan kabur dari rumah setelah mengikuti kegiatan outbond di Malang bersama rekan-rekan sekolahnya.

"Sempat ikut outbond sekolah di Malang, hari Selasa-Rabu. Terus pas pulang itu katanya anak-anak sempat tidak masuk sekolah dan kabur dari rumah. Kalau sehari-hari ya pendiam anaknya. Gak aneh-aneh," kata SV salah satu teman sekolah korban.

Selain itu, SV sempat mendengat jika RH sempat izin ke wali kelas tidak masuk sekolah karena motornya disita polisi.

"Kan motornya itu disita polisi karena knalpotnya brong dan motornya modifikasi. Nah itu denger-denger korban takut dan dimarahi orang tuanya. Itu sempat ditebus 600 ribu," kata SV.

Hal senada juga dijelaskan salah satu saudara RH yang menduga anak 17 tahun itu nekat gantung diri karena tekanan dimarahi orangtuanya.

"Mungkin karena motor itu. Karena sempat disita lama. Itu diurus habis 600 ribu. Disuruh kembalikan ke standarnya sama polisi. Disita pas malam tahun baru," ujar saudara RH.

Selasa (3/12/2019) siang, M (16) siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Ternate, Maluku Utara, ditemukan adik kandungnya bernama IM (11) tewas gantung diri di rumahnya saat pulang bermain.

"Kebetulan ada sela-sela rumah saya melihat ke dalam kakak saya ternyata sudah gantung diri. Saya langsung panggil orang yang ada sekitar rumah," ujar IM saat ditemui di rumah duka.

Diketahui, selama ini korban bersama dengan ketiga adiknya ternyata hidup sendiri. Karena kedua orangtua mereka bekerja di luar Ternate sebagai pekerja tambang di Weda, Kabupaten Halmahera Tengah.

"Papa kerja di tambang dan mama kerja di luar, sudah lama kami tinggal berempat," ujar AM, adik ketiga korban.

AM menceritakan, sebelum kakaknya tewas gantung diri. Korban sempat mengeluhkan kondisi badannya yang dingin.

Selain itu, korban juga sempat menanyakan makanan dan uangnya. Hanya saja setelah itu, korban tidur di kasur dengan masih memakai seragam sekolah.

"Pulang sekolah tadi sudah ada kakak di rumah, dia tanya makanan terus saya bilang ada di atas meja. Terus dia bilang lagi hanya nasi saja ini, kenapa ikan sudah habis?" kata AM.

"Saya pun memilih diam, setelah itu dia tanya uang Rp 5.000 di atas meja, saya bilang tidak tahu. Setelah itu saya keluar bermain, tak lama saya dapat telepon kalau kakak saya gantung diri," tambahnya.

Sementara itu, Kapolsek Ternate Utara Iptu Efrian Batiti saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved