WOW 162 Kasus Kekerasan Terjadi di Cirebon dan Sekitarnya, Didominasi Kekerasan Seksual Pada Anak
Sementara 55 korban lainnya berasal dari Kota Cirebon, dan dari Indramayu serta Brebes masing-masing dua korban.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Kota Cirebon mencatat kasus kekerasan di wilayah Cirebon dan sekitarnya tergolong tinggi.
Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Cirebon, dr Siska Muliadi, mengatakan selama 2019 PPT RSD Gunung Jati telah menangani 162 korban kasus kekerasan.
"Para korban berasal dari sejumlah daerah di Wilayah III Cirebon hingga Brebes," ujar dr Siska Muliadi saat ditemui di RSD Gunung Jati, Jalan Sudarsono, Kota Cirebon, Rabu (25/12/2019).
Ia mengatakan, dari jumlah 162 korban itu 103 korban di antaranya merupakan warga Kabupaten Cirebon.
Sementara 55 korban lainnya berasal dari Kota Cirebon, dan dari Indramayu serta Brebes masing-masing dua korban.
Menurut dia, berdasarkan jenis kasusnya, dari 162 korban kekerasan, sebanyak 110 korban mengalami kekerasan seksual.
"Ada 41 korban mengalami kekerasan fisik dan 11 korban lainnya mengalami kekerasan psikis," kata dr Siska Muliadi.
• Cabuli 17 Murid SD Bahkan Diduga Lebih, Pria Di Parongpong Ini Iming-Imingi Uang Rp 5000 dan Petasan
• 17 Murid SD di Parongpong Jadi Korban Pelecehan Seksual, Dicabuli Pemilik Warung Samping Sekolah
• Jenuh Lantaran Istri Baru Lahiran Pria di Parongpong Ini Salurkan Nafsu Bejatnya Pada 17 Murid SD
Lebih lanjut Siska memaparkan, dari 162 kasus kekerasan yang ditangani PPT RSD Gunung Jati, korban kekerasan didominasi usia anak-anak dan remaja.
Yakni, usia 0 - 5 tahun sebanyak 14 korban, usia 6 - 10 tahun sebanyak 30 korban, usia 11 - 15 tahun sebanyak 57 korban, usia 16 - 18 tahun sebanyak 28 korban, dan 33 korban lainnya usia dewasa.
"Faktanya memang korban kekerasan ini sebagian besarnya anak-anak dan remaja, kemudian kalangan dewasa," ujar dr Siska Mulyadi.