Berita Cirebon
Sungai Tumpang Cirebon Tertutupi Sampah Selama Lebih Dari 5 Tahun, Volume Air Jadi Sedikit & Hitam
Sungai Tumpang Kabupaten Cirebon, dikeluhkan oleh warga setempat, lantaran sungai tersebut tertutupi sampah rumah tangga.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Sungai Tumpang yang berada di perbatasan Kecamatan Tengah Tani dan Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, dikeluhkan oleh warga setempat, lantaran sungai tersebut tertutupi sampah rumah tangga.
Suharyati (46), warga Desa Kedungdawa, mengatakan, kondisi tersebut terjadi lebih dari lima tahun dan setiap tahunnya semakin parah.
• Pengabdian Seorang Guru di Cimahi, Tak Lelah Mengajar Selama 35 Tahun Sedih Jika Murid Melawan Guru
"Saking parahnya, banyak warga yang menganggap sungai tersebut itu tempat pembuangan sampah. Coba saja lihat, airnya lebih dikit," kata Suharyati di Desa Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Senin (25/11/2019).
Warga lainnya, Dedi (36), menyebutkan, seusai hujan mengguyur wilayah Kecamatan Kedawung, lalat yang hidup di aliran Sungai Tumpang kerap kali berterbangan hingga permukiman warga.
• ISTRI Terduga Teroris Merinding Ketakutan Dengar Suara Aneh & Sosok Bayangan Perempuan di Tempat Kos
"Biasanya kalau musim hujan, sekarang belum. Lihat saja nanti kalau hujan," katanya.
Pantauan Tribun Jabar, Senin (25/11/2019), sampah yang memenuhi dan menyumbat Sungai Tumpang tersebut, paling terlihat di Desa Kedungdawa, Kecamatan Kedawung.
Sampah rumah tangga yang menutupi aliran Sungai Tumpang, mulai dari sampah plastik kemasan, styrofoam, ranting pohon, bambu, baligho bekas, bangkai hewan ternak, hingga peralatan rumah tangga.
• Penerima Manfaat Kartu Pra Kerja Harus Tepat, Netty Prasetiyani: Jangan Sampai Kisruh Seperti BPJS
Dari radius 50 meter, aroma busuk dari sampah yang berada di aliran Sungai Tumpang tercium oleh warga sekitar, pejalan kaki, atau pun pengendara kendaraan bermotor. '
Bahkan ribuan lalat pun terlihat mengerubuni sungai tersebut.

Berbeda dengan sungai-sungai lainnya di Kabupaten Cirebon, kondisi fisik Sungai Tumpang berwarna abu kehitaman dan tidak mengalir akibat tertutup hampir sepanjang aliran sungai.
Minta sampah seger diangkut
Warga Desa Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, meminta kepada pemerintah daerah untuk membantu membersihkan aliran Sungai Tumpang dari tumpukan sampah.
Warga Desa Kedungdawa, Dedi (36), mengatakan, sampah yang berada di sungai tersebut belum pernah diangkut secara menyeluruh, sehingga masih tersumbat.
"Dibersihkan sedikit-sedikit, itu juga sama warga sekitar, mungkin kalau sama pemerintah bisa pakai alat beko, semua keangkut," kata Dedi di Desa Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Senin (25/11/2019).
• KAKEK Ini Lampiaskan Nafsu Setubuhi 6 Remaja Laki-laki, Pakai Modus WiFi Gratis & Beri Uang
Dedi mengatakan, kalau ia khawatir kondisi tersebut dapat menyebabkan banjir, karena kediamannya hanya berjarak 50 meter dari aliran Sungai Tumpang.
Selain itu, kata Dedi, kondisi tersebut dianggap merusak menganggu pandangan dan memberikan kesan kumuh.
"Secepatnya kalau bisa, jangan nunggu banjir baru dibersihkan," katanya.
Pantauan Tribun Jabar, Senin (25/11/2019), sampah yang memenuhi dan menyumbat Sungai Tumpang tersebut, paling terlihat di Desa Kedungdawa, Kecamatan Kedawung.
• Jose Mourinho Curhat Soal Melewati Masa-masa Terburuk Mengangggur Selama 11 Bulan
Sampah rumah tangga yang menutupi aliran Sungai Tumpang, mulai dari sampah plastik kemasan, styrofoam, ranting pohon, bambu, baligho bekas, bangkai hewan ternak, hingga peralatan rumah tangga.
Dari radius 50 meter, aroma busuk dari sampah yang berada dialiran Sungai Tumpang tercium oleh warga sekitar, pejalan kaki, atau pun pengendara kendaraan bermotor. Bahkan ribuan lalat pun terlihat mengerubuni.
Berbeda dengan sungai-sungai lainnya di Kabupaten Cirebon, kondisi fisik sungai tersebut berwarna abu kehitaman dan tidak mengalir akibat tertutup hampir sepanjang aliran sungai.
• Soeharto Mencari & Ingin Bertemu Sang Adik Hajah Bressinah Sebelum Meninggal, Ucap Kalimat Ini
Pemerintah Kabupaten Cirebon, mengaku kesulitan menangani permasalahan sampah, lantaran tidak hingga saat ini di Kabupaten Cirebon pembangunan tempat penampungan akhir (TPA) tak kunjung rampung.
Beberapa waktu lalu, Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, mengatakan, setiap orang di Kabupaten Cirebon rata-rata menghasilkan 1,2 liter sampah dan jumlah pendudukan sebanyak 2,1 juta jiwa, ini artinya produksi sampah sebanyak 2,4 ton.
"Yang bisa kami tangani hanya sebanyak 61 persen saja," kata Imron.
• Barito Putera Diuntungkan Karena Tak Ada Ezechiel & Berhasil Curi Poin di Kandang Persib Bandung
Imron mengatakan, hasil dari rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), permasalahan penanganan sampah menjadi fokus perhatian pemerintah.
Salah satunya membangun TPA di Kecamatan Pasaleman.
"Ada waktu sampai 2024 untuk menyelesaikan permasalahan sampah. Maka dari itu semua SKPD harus fokus agar permasalahan sampah dapat teratasi," kata Imron.