Ahli Candi Indonesia Sebut Batu Bata Kuno yang Ditemukan Polisi di Indramayu Berasal Dari Abad 12-13

Ahli Candi Indonesia Sebut Batu Bata Kuno yang Ditemukan Polisi di Indramayu Berasal Dari Abad 12-13 dan sama dengan batu bata kerajaan Majapahit

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Brigadir Rusmanto saat menunjukkan lokasi temuan batu bata kuno di sebuah lahan perkebunan di Blok Dingkel, Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Senin (28/10/2019). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Seorang Ahli Candi Indonesia, Profesor Agus Aris Mundandar menyebut batu bata berukuran besar yang ditemukan oleh anggota Polsek Lelea, Brigadir Rusmanto merupakan batuan kuno.

Menurutnya, Batu bata dengan ukuran panjang 35 centimeter, lebar 20 centimeter dan tebal 8-10 centimeter itu memiliki kesamaan dengan batu bata pada Kerajaan Majapahit.

"Diperkirakan batu bata ini sudah ada sejak Abad 12-13 Masehi," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (1/11/2019).

Anggota Polisi Ini Ngaku Didatangi Jin Berwujud Biksu, Diminta Selamatkan Puing Candi di Indramayu

Potret Batu Bata kuno yang menunjukkan goresan tapak anjing, Jumat (25/10/2019).
Potret Batu Bata kuno yang menunjukkan goresan tapak anjing, Jumat (25/10/2019). (ISTIMEWA)

Seperti di beritakan sebelumnya, batu bata kuno tersebut ditemukan oleh Brigadir Rusmanto di Desa Blok Dingkel, Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu pada Jumat (25/10/2019) lalu.

Saat itu ia dimintai tolong oleh sesosok jin biksu untuk menyelamatkan sisa-sisa peninggalan Candi Hindu-Budha di Kabupaten Indramayu.

ZODIAK Besok Sabtu 2 November 2019: Pisces Tidak Bersemangat, Scorpio Alami Hal Mengejutkan

Detik-detik Petugas Damkar Selamatkan Dua Orang yang Terjebak di Dalam Sumur di Cibeber Cimahi

"Sudah sering sekali, saya juga tidak kenal tapi pakaiannya itu seperti biksu pada umumnya," ujar Rusmanto.

Kedatangan sosok biksu itu sudah berlangsung cukup lama, yakni sejak tahun 2007 lalu hingga sekarang.

Biksu itu selalu menemui Brigadir Rusmanto baik saat sedang bertugas di Mapolsek Lelea maupun di rumahnya.

Sementara itu, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Dedy S Musashi mengatakan, batu bata itu diduga kuat merupakan struktur bagian dari bangunan candi.

SULE Akhirnya Menikah Dengan Seorang Gadis Setelah Setahun Menduda, Ternyata Ini Kejadian Sebenarnya

Candi tersebut diperkirakan sudah ada di Kabupaten Indramayu sebelum ajaran Agama Islam menyebar di Bumi Wiralodra.

"Perlu ada sebuah penelitian khusus untuk memastikan usia dari batu bata kuno ini," ucapnya.

Sementara itu, untuk memastikan kebenaran dari situs sejarah yang diduga candi itu pihaknya juga mengundang Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

"Insya Allah tanggal 9 November Balar Jawa Barat akan ke Indramayu, langsung dengan ketuanya untuk mengecek langsung," ujar dia.

FAKTA Video Viral Kuburan Keluarkan Api dan Asap Misterius, Kasus Lain Ada Yang Sampai Meledak

Diminta Jin Biksu Rawat Puing Candi

Puluhan batu bata kuno yang ditemukan seorang anggota Polsek Lelea, Brigadir Rusmanto diduga kuat merupakan bagian dari struktur bangunan Candi Hindu-Budha.

Candi itu dahulunya adalah pusat penyebaran agama Hindu-Budha pada masa sebelum penyebaran agama Islam masuk ke Indramayu.

Brigadir Rusmanto menjelaskan, sosok jin biksu menerangkan bahwa candi-candi tersebut berjumlah lebih dari satu.

 Vina Garut Sakit, Begini Kondisinya Setelah Lawan 3 Pria Diatas Ranjang Hingga Video Pornonya Viral

 Ashanty Bongkar Urusan Ranjang Dengan Sang Suami, Sebut Anang Minta Berhubungan Badan Setiap Hari

Brigadir Rusmanto saat ditemui di Mapolsek Lelea, Indramayu, Senin (28/10/2019).
Brigadir Rusmanto saat ditemui di Mapolsek Lelea, Indramayu, Senin (28/10/2019). (TribunCirebon.com/Handhika Rahman)

Candi itu tersebar di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Juntinyuat dan Kecamatan Karangampel. Dahulunya candi itu adalah rumah sekaligus tempat berlatih sosok biksu ini.

"Saya diminta untuk menyelamatkan dan merawat puing-puing yang tersisa itu," ujar dia.

 Midnight in Atlantis, Acara Spesial yang Disiapkan Aston Cirebon untuk Menyambut Tahun Baru 2020

Sosok jin biksu juga menerangkan, alasan candi-candi tersebut tersebar ke berbagai titik yaitu guna menyebar luaskan agama Hindu-Budha di Indramayu.

Fenomena ini persis seperti kondisi candi-candi lain di Indonesia yang posisinya saling menyebar. Ada tempat khusus berlatih, asrama, beribadah, dan lain-lain.

Brigadir Rusmanto saat mengantar Yayasan Tapak Karuhun Nusantara ke lokasi penemuan batu bata yang diduga kuat tilas bangunan Candi Hindu-Budha di Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jumat (25/10/2019).
Brigadir Rusmanto saat mengantar Yayasan Tapak Karuhun Nusantara ke lokasi penemuan batu bata yang diduga kuat tilas bangunan Candi Hindu-Budha di Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jumat (25/10/2019). (ISTIMEWA)

Meski demikian, sosok biksu yang menemuinya itu tidak menerangkan secara detail tahun berapa candi tersebut dibuat.

Ia juga menerangkan bahwa ajaran Hindu-Budha di Indramayu pada masa itu hilang tergerus karena masuknya penyebaran agama Islam ke Indramayu.

 Empat Kios di Jalan Letjen Mashudi Kota Tasikmalaya Hangus Terbakar

Pengaruh Islam itu disebar luaskan oleh seorang ulama yang bernama Syekh Samaun di sekitaran lokasi candi.

"Jadi pengaruh ajaran Hindu-Budha ini kalah oleh agama Islam yang dibawakan oleh Syekh Samaun," ucap Brigadir Rusmanto.

 Jaipong dan Tari Merak Siswi SMK 10 Bandung Pukau Penonton Festival Dance Around the World di London

Dari beberapa titik-titik lokasi candi yang ditunjukkan oleh biksu tersebut baru satu lokasi yang berhasil Brigadir Rusmanto temukan pada Jumat (25/10/2019).

Lokasi itu terletak di sebuah lahan perkebunan di Blok Dingkel, Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.

Bukti kuat batu bata kuno ini merupakan bagian bangunan candi karena berukuran tidak lazim, yaitu dengan panjang 35 centimeter, lebar 20 centimeter, dan tebal 8-10 centimeter.

Pada batu bata kuno itu juga terdapat tapak kaki anjing yang persis seperti yang terdapat pada Candi Bojong Menje Karawang.

Sering Didatangi

Anggota Polsek Lelea, Brigadir Rusmanto mengaku didatangi sesosok jin biksu yang tidak dikenal.

Dia diminta oleh biksu itu untuk menyelamatkan sisa-sisa peninggalan Candi Hindu-Budha di Kabupaten Indramayu.

 Orkes PSK Hadir Luncurkan Mini Albumnya, Berikan Suasana Baru Di Dunia Musik

"Sudah sering sekali, saya juga tidak kenal tapi pakaiannya itu seperti biksu pada umumnya," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Mapolres Indramayu, Senin (28/10/2019).

Kedatangan sosok biksu itu sudah berlangsung cukup lama, yakni sejak tahun 2007 lalu hingga sekarang.

Biksu itu selalu menemui Brigadir Rusmanto baik saat sedang bertugas di Mapolsek Lelea maupun di rumahnya.

Ada beberapa biksu yang datang menemui Brigadir Rusmanto, mereka terkadang datang sendirian kadang pula datang rombongan. Anehnya lagi setiap selesai berbincang, biksu-biksu itu selalu menghilang.

Ia pun tidak mengetahui nama dari para biksu itu, mereka hanya menyebut berasal dari bangsa Tionghoa.

"Ngomongnya ya seperti kita, pakai bahasa Indramayu, namanya juga makhluk halus bisa bahasa apa saja," ucap dia.

 Tak Lagi Jadi Menteri, Susi Pudjiastuti Masih Akrab Sama Mantan Suami,Panggilan Sayangnya Bikin Lucu

 Siapa Hashim Djojohadikusumo, Adik Prabowo? Rekam Jejak Tak Bisa Diremehkan, Bukan Orang Sembarangan

 Prabowo Jadi Menhan, Pengamat AS: Mengecewakan Lihat Prabowo Kembali Punya Kekuatan di Pemerintahan

Ada beberapa titik yang menjadi tilas candi-candi yang ditunjukkan oleh biksu tersebut. Titik-titik itu tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Juntinyuat dan Kecamatan Karangampel.

Dirinya menyebut di sana adalah rumah serta tempat berlatihnya dahulu. Brigadir Rusmanto diminta untuk menyelamatkan peninggalan-peninggalan yang masih tersisa.

Selama 12 tahun ia menyimpan rahasia tersebut, biksu itu pun terus menemuinya dan selalu meminta Brigadir Rusmanto segera menyelamatkan puing-puing Candi Hindu-Budha yang tersisa.

Potret Batu Bata kuno yang menunjukkan goresan tapak anjing, Jumat (25/10/2019).
Potret Batu Bata kuno yang menunjukkan goresan tapak anjing, Jumat (25/10/2019). (ISTIMEWA)

Biksu itu juga memberi ciri, yakni adanya bebatuan yang pada permukaannya terdapat tapak kaki anjing. Tapak itu persis seperti di Candi Bojong Menje di Karawang.

Dugaan kuat, Candi Hindu-Budha sudah ada sejak zaman sebelum penyebaran Agama Islam masuk ke Kabupaten Indramayu.

"Ya seperti tertekan gitu pak, biksu itu selalu menemui saya. Kebetulan ada Yayasan Tapak Karuhun Nusantara berkunjung ke Indramayu ya momennya kan pas, ya sudah saya sampaikan. Awalnya mereka juga tidak percaya lalu saya tunjukan langsung saja," ujar dia.

Brigadir Rusmanto saat ditemui di Mapolsek Lelea, Indramayu, Senin (28/10/2019).
Brigadir Rusmanto saat ditemui di Mapolsek Lelea, Indramayu, Senin (28/10/2019). (TribunCirebon.com/Handhika Rahman)

Namun, dari beberapa titik yang tersebar itu baru satu titik yang ia temukan, yakni di sebuah lahan perkebunan di Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu pada Jumat (25/10/2019).

Setelah tilas Candi Hindu-Budha itu ia temukan, para biksu itu belum lagi menampakkan sosoknya kembali.

Saat ini, penemuan batu-batu bata kuno sekarang sudah ia laporkan kepada Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat untuk ditindaklanjuti.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved