Ini Sejarah Menara Penampung Air yang Dibangun Kader PKI di Kota Cirebon

sebelumnya di Kota Cirebon terdapat menara air yang lebih dulu dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Machmud Mubarok
Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi
Bangunan setinggi kira-kira lebih dari 20 meter itu merupakan menara penampung air milik PDAM Tirta Giri Nata Kota Cirebon. 

Laporan Wartawan TribunCirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM - Menara penampung air berada di Jalan Tuparev, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, dibangun pada masa Wali Kota RSA Prabowo.

Saat ini, kompleks bangunan tersebut menjadi kantor PDAM Kota Cirebon.

Sejarawan Cirebon, Nurdin M Noor, menyebut menara itu dibangun kira-kira pada 1961.

Menurut dia, RSA Prabowo menjabat Wali Kota Cirebon periode 1961 - 1965 dan merupakan kader PKI.

"Menara air itu mampu mengaliri debit air hingga 900 liter perdetik," kata Nurdin M Noor saat ditemui di kediamannya di Perumnas Harjamukti, Kota Cirebon, Senin (30/9/2019).

TEGA, Tak Bisa Kerjakan Soal Matematika, Siswa Kelas 4 Telinganya Dihekter Gurunya

Kasus Ibu Bunuh Bayi Karena Suami Selingkuh, Suami: Saya Nyesel, Kehilangan 2 Orang Paling Disayangi

Ia mengatakan, sebelumnya di Kota Cirebon terdapat menara air yang lebih dulu dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda.

Menara air yang pertama dibangun itu berada di sekitaran Jalan Parujakan, Kota Cirebon.

Namun, seiring bertambahnya jumlah penduduk menara itu dinilai sudah tidak mencukupi lagi.

"Dari catatan ada, sebelum membangun menara baru pada 1863 pemerintah kolonial sempat mencoba membuat sumur artesis, tapi gagal," ujar Nurdin M Noor.

VIRAL, Suami Hebat Jadi Bidan Dadakan Bantu Istri Melahirkan, Beruntung Ibu dan Anak Selamat

Pagi-pagi Kapolres Cirebon Datangi SMK Nusantara, Siswa Pun Berbaris, Ada Apa Ya?

Pada 1878 diputuskan untuk mencari air bersih dari sumber yang ada di daerah Linggarjati, Kuningan.

Semula debit air enam liter perdetik kemudian ditampung pada tujuh bak penampungan.

Untuk memperbesar debit air, menurut Nurdin, pada 1889 - 1890 pemerintah kolonial mengganti pipa-pipa yang lebih besar yang debit airnya mencapai 8,1 liter dan ditampung pada 43 bak penampungan.

Selanjutnya pada 1917 Asisten Residen Cirebon mengusulkan kepada Direktur Laboratorium Kesehatan Gemeente untuk melakukan penelitian kualitas air bersih itu.

"Hasilnya menunjukkan air bersih di Linggarjati kurang memenuhi syarat terutama saat musim hujan," kata Nurdin M Noor.

Suami Tak Bisa Penuhi Syahwat, Wanita Ini Pilih Berhubungan Badan Bertiga Dengan Kedua Anaknya

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved