Buku Berbau LGBT Bebas Dijual Belikan Secara Online, Begini Imbauan DP3A Indramayu

Buku Berbau LGBT Bebas Dijual Belikan Secara Online, Begini Imbauan DP3A Indramayu

lgbt.org
Ilustrasi - LGBT 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Sebuah buku menjadi sarana bagi anak-anak untuk belajar dan mengetahui banyak hal. Namun, dari sejumlah buku yang sekarang banyak beredar ada juga buku-buku yang memuat konten tak seronoh.

Buku-buku itu secara bebas diperjual belikan secara online. Salah satu buku yang menjadi sorotan adalah buku berjudul baby's first words karangan Christiane Engle.

Tampak jelas pada cover depan buku tersebut menayangkan gambar hubungan LGBT, yakni ada dua orang pria yang nampak mesra sembari memeluk seorang anak memegang boneka.

Lucinta Luna Ketahuan Pakai Rambut Palsu, Ternyata Rambut Aslinya Pendek Disebut Mirip Cowok Macho

Ada juga buku yang berjudul I Am Jazz, buku ini berisi tentang kisah seorang advokat transgender remaja yang semula merupakan seorang pria kemudian bertransgender menjadi perempuan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Indramayu, Lily Ulyati mengatakan, buku dengan muatan konten gambar pornografi seperti LGBT ini sangat merusak mental si anak.

"Sangat miris sekali, anak itu kan apa yang dilihat dan dibacanya mereka selalu mengidolakan, secara otomatis mereka akan meniru, bagaimana kalau itu ditiru mereka?" ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com, Jumat (20/9/2019).

Sejumlah Anak Sedang Bermain Temukan Janin Bayi yang Masih Basah & Ari-arinya Masih Menempel

Pria Ini Tega Sebarkan Video Hubungan Badan Bersama Selingkuhannya di Mobil ke Grup Facebook Mesum

Dijelaskan Lily Ulyati, mereka akan merasa ingin melakukan dengan melihat gambar yang ada di buku itu, mereka akan merasa tertarik dan bukan tidak mungkin dengan melihat konten-konten tersebut sikap dan mental mereka akan menjadi seperti apa yang ada pada gambar di buku tersebut.

Selain itu, bukan hal mustahil anak-anak juga akan mempraktikan hal tidak sepantasnya mereka lakukan terhadap teman sebayanya.

Oleh karena itu, Lily Ulyati sangat menekankan khusunya kepada orangtua untuk lebih selektif dalam membimbing anak-anaknya.

Ayo Buat Kartu Identitas Anak, Ini Sejumlah Keuntungan yang Bisa Didapat Sang Buah Hati

Cemburu, Pria Malaysia Bunuh Teman Dekat, Mau Setubuhi Mayatnya Tapi Gagal Karena Tak Bisa Ereksi

Mereka harus mengawasi betul-betul bacaan apa yang anak-anak baca serta tontonan apa yang anak-anak tonton.

Bila perlu disebutkan Lily Ulyati, orangtua harus terlebih dahulu mengecek isi dari bahan bacaan anak-anak sebelum oleh mereka dibaca.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Indramayu, Lily Ulyati, Jumat (20/9/2019).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Indramayu, Lily Ulyati, Jumat (20/9/2019). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Dirinya juga menyarankan, untuk bahan bacaan anak sendiri lebih baik mengambil referensi dari buku-buku yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.

Pelaku dan Perekam Video Syur ASN Pemprov Jabar Ditangkap, Ngaku Tak Rela Ditinggalkan

Karena buku-buku yang ada di sekolah tentu sudah lolos dari pengawasan guru-guru sehingga meminimalisir kemungkinan anak-anak membaca buku yang tidak sepatutnya mereka baca.

"Orangtua juga ditekankan untuk memastikan bacaan apa atau tontonan apa yang anak-anak sedang lakukan, bisa saja sedang membaca ini tapi ternyata membaca yang tidak pantas," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved