Carmi TKI Cirebon Yang Tak Pulang 31 Tahun Ditemukan, Keluarga Tak Sabar Menanti dan Akan Syukuran

Carmi (48), seorang tenaga kerja wanita (TKW), asal Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon

ISTIMEWA
Carmi, TKW Asal Cirebon Sudah 31 Tahun 'Hilang' di Arab kini sudah kembali 

‎Ilyas (85), ayah kandung Carmi, selama puluhan tahun ini hanya mampu memandangi secarik kertas berupa salinan dokumen yang berisikan identitas putrinya tersebut saat pemberkasan untuk bekerja di Arab Saudi.

"Waktu daftar, anak saya belum punya KTP. Yang ngurusnya juga sponsor, tapi udah meninggal," kata Ilyas dirumahnya pada Minggu siang (28/7/2019).

Ditahun 1991 atau tiga tahun setelah pemberangkatannya, Ilyas mendapatkan kabar dari Carmi melalui surat, namun di tahun-tahun selanjutnya kabar dari Carmi sama sekali tidak diketahui oleh pihak keluarga.

Pada tahun 1995, Ilyas pun mendatangi kantor PT Umah Sejati Alwidah di Jakarta, untuk mengetahui keberadaan anaknya tersebut, dalam waktu singkat itu Ilyas pun berhasil berkomunikasi dengan Carmi.

Carmi yang merupakan anak pertama dari 10 bersaudara itu, bekerja rumah pasangan suami istri Suud bin Hudaiban dan Habibah, di Riyadh, Arab Saudi, sebagai asisten rumah tangga (ART).

Pekan Depan Carmi Tiba di Indonesia

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cirebon, Abdullah Subandi, menyebutkan,‎ Carmi  (48), tenaga kerja wanita (TKW) asal Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, saat ini tengah melakukan sejumlah persiapan untuk pulang ke tanah air Indonesia.

Abdullah mengatakan, berdasarkan laporan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh, saat ini Carmi sudah berada di KBRI dan tengah melakukan proses pemulihan serta proses pembayaran dari majikan.

"Keluarga sudah mengadu ke kami pada Juli, langsung kami tindaklanjuti. Rencana pada 7-9 September Carmi akan ke Indonesia, mudah-mudahan tidak ada halangan," kata Abdullah di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Minggu (1/9/2019).

‎Selama 31 tahun bekerja di Arab Saudi, Carmi mengaku hanya dikontrak selama tiga tahun, karena merasa nyaman kemudian Carmi memutuskan melanjutkan pekerjaannya sebagai asisten rumah tangga (ART).

"Carmi mendapatkan perlakuan yang baik dari majikan, tetapi keluarga merindukan, jadi harus pulang," katanya.

Dilansir postingan akun instagram @kbri_riyadh‎ pada Kamis (29/8/2019), 28 Agustus 2019, menjadi hari terindah bagi Ilyas, ayah kandung Carmi  mendengar kembali suara anaknya tersebut melalui panggilan video yang dihubungkan oleh Atase Ketenagakerjaan KBRI di Riyadh.

Sampai akhirnya pada bulan Juli 2019, dalam unggahan tersebut, informasi terkait keberadaan Carmi diterima oleh Atase Tenaga Kerja KBRI Riyadh dan langsung melakukan pendekatan ke pemerintah Arab Saudi, dalam hal ini pihak Kepolisian Arab Saudi.

"Alhamdulillah, atas upaya intensif KBRI Riyadh, pada bulan Agustus 2019 keberadaan Carmi terlacak berada di desa Al Amar, Propinsi Gaseem yang berjarak sekitar 400 km dari Riyadh," tulis dalam keterangan unggahan @kbri_riyadh.

Kemudian, Tim Perlindungan Warga KBRI Riyadh segera bergerak menuju lokasi dan mendapati Carmi dalam kondisi fisik yang baik, lalu KBRI Riyadh berhasil melakukan persuasi kepada majikannya, untuk bisa membawa Carmi ke kantor KBRI, lalu diproses kepulangannya atas permintaan orang tuanya. 

Staff Atase Ketenagakerjaan KBRI Riyadh, Sa'dullah Affandy, mengatakan, Carmi masih dalam perawatan untuk dilakukan kondisi psikologisnya, karena sudah tidak menggunakan bahasa Indonesia dan tidak mengenali orangtuanya.

"Masih menunggu untuk pulang, karena gaji masih belum dibayar," kata Sa'dullah saat dihubungi, Jumat (30/8/2019). (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved