Carmi TKI Cirebon Yang Tak Pulang 31 Tahun Ditemukan, Keluarga Tak Sabar Menanti dan Akan Syukuran

Carmi (48), seorang tenaga kerja wanita (TKW), asal Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon

ISTIMEWA
Carmi, TKW Asal Cirebon Sudah 31 Tahun 'Hilang' di Arab kini sudah kembali 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Carmi (48), seorang tenaga kerja wanita (TKW), asal Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, yang lebih dari 31 tahun hilang kontak dengan keluarga saat bekerja di Arab Saudi, kini berhasil ditemukan.

Sofiyudin (48), paman Carmi, menyebut, seluruh keluarga yang berada di Blok Kalibangka dan tetangga dekat lainnya sudah menantikan kedatangan Carmi yang diketahui saat ini berada di KBRI Riyadh.

"Keluarga sangat menantikan, mendengar kabar sudah ditemukan saja bahagia, apalagi nanti ketemu," kata Sofiyudin melalui sambungan telepon, Jumat (30/8/2019).

Sofiyudin menuturkan, kalau ia terakhir bertemu dengan Carmi pada usia 13 tahun atau selepas masa sekolah dasar. Pada masa tersebut, selain menjadi paman, Sofiyudin pun merupakan teman bermain Carmi.

Ia menambahkan, saat melihat foto terbaru Carmi yang dikirimkan oleh Atase Ketenagakerjaan KBRI di Riyadh, Sofiyudin bersama anggota keluarga tidak mengenali, lantaran sudah menggunakan kerudung dan banyaknya kerutan di wajah.

"Alhamdulillah, pokoknya nanti pas pulang kami akan menyambut hangat Carmi, semacam syukuran,"katanya.

Pada pukul Rabu (28/8/2019) pukul 20.00 WIB, keluarga mendapatkan kabar melalui sambungan telepon dari Atase Ketenagakerjaan KBRI di Riyadh, Sa'dullah Affandy yang mengabarkan, bahwa anaknya tersebut sudah ditemukan dan sedang dalam perjalanan menuju KBRI di Riyadh.

Dalam percakapan tersebut, Sa'dullah menuturkan, dalam waktu tiga jam ke depan atau setibanya di Kantor KBRI di Riyadh, pihak KBRI akan segera melakukan panggilan video untuk menghubungkan antara Carmi dengan keluarganya di Kecamatan Pangenan.

Selama waktu tiga jam hin‎gga beberapa anggota tertidur, salah satu telepon genggam milik saudara Carmi, bahwa Carmi sudah tiba di KBRI Riyadh dan beberapa kemudian akan segera melakukan panggilan video.

"Benar saja, kira-kira jam 1 malam hari Kamis, kami sekeluarga melihat langsung Carmi yang selama ini keluarga sudah pasr‎ah dengan keberadaanya," kata Sofiyudin.

Carmi TKW Asal Cirebon Sudah Tak Bisa Bicara Bahasa Indonesia, Bahasa Cirebon pun Sudah Tak Mengerti

Carmi TKW Asal Cirebon yang Hilang Selama 31 Tahun Akhirnya Ditemukan, Sudah Tak Ingat Orang Tua

Masih Belum Ditemukan Carmi TKI Cirebon, KBRI Akui Terus Telusuri TKI yang 31 Tahun Tak Pulang

Saat melihat langsung Carmi melalui layar gawai, seluruh anggota keluarga ‎meneteskan air mata, lantaran masih tidak menyangka Carmi masih dalam kondisi sehat dan sangat berbeda dengan waktu awal berangkat ke Arab Saudi.

Namun sayangnya, saat tengah melakukan panggilan ‎video, Carmi sama sekali tidak mengingat kedua orangtua dan keluarganya, bahkan Carmi pun sama sekali sudah tidak bisa berbicara bahasa Indonesia atau pun bahasa Cirebon.

"Tapi, setelah coba diingatkan, akhirnya Carmi ingat juga. Kami sangat terharu, sampai nangis," katanya.

Sebelum dijemput pihak KBRI, kata Sofiyudin, Carmi sempat menolak karena alasan sudah kerasan berada di Arab Saudi, namun dengan alasan bohong untuk pendataan, akhirnya Carmi mau berangkat ke KBRI dan kemudian dirayu untuk pulang ke Indonesia.

‎Ilyas (85), ayah kandung Carmi, selama puluhan tahun ini hanya mampu memandangi secarik kertas berupa salinan dokumen yang berisikan identitas putrinya tersebut saat pemberkasan untuk bekerja di Arab Saudi.

"Waktu daftar, anak saya belum punya KTP. Yang ngurusnya juga sponsor, tapi udah meninggal," kata Ilyas dirumahnya pada Minggu siang (28/7/2019).

Ditahun 1991 atau tiga tahun setelah pemberangkatannya, Ilyas mendapatkan kabar dari Carmi melalui surat, namun di tahun-tahun selanjutnya kabar dari Carmi sama sekali tidak diketahui oleh pihak keluarga.

Pada tahun 1995, Ilyas pun mendatangi kantor PT Umah Sejati Alwidah di Jakarta, untuk mengetahui keberadaan anaknya tersebut, dalam waktu singkat itu Ilyas pun berhasil berkomunikasi dengan Carmi.

Carmi yang merupakan anak pertama dari 10 bersaudara itu, bekerja rumah pasangan suami istri Suud bin Hudaiban dan Habibah, di Riyadh, Arab Saudi, sebagai asisten rumah tangga (ART).

Pekan Depan Carmi Tiba di Indonesia

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cirebon, Abdullah Subandi, menyebutkan,‎ Carmi  (48), tenaga kerja wanita (TKW) asal Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, saat ini tengah melakukan sejumlah persiapan untuk pulang ke tanah air Indonesia.

Abdullah mengatakan, berdasarkan laporan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh, saat ini Carmi sudah berada di KBRI dan tengah melakukan proses pemulihan serta proses pembayaran dari majikan.

"Keluarga sudah mengadu ke kami pada Juli, langsung kami tindaklanjuti. Rencana pada 7-9 September Carmi akan ke Indonesia, mudah-mudahan tidak ada halangan," kata Abdullah di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Minggu (1/9/2019).

‎Selama 31 tahun bekerja di Arab Saudi, Carmi mengaku hanya dikontrak selama tiga tahun, karena merasa nyaman kemudian Carmi memutuskan melanjutkan pekerjaannya sebagai asisten rumah tangga (ART).

"Carmi mendapatkan perlakuan yang baik dari majikan, tetapi keluarga merindukan, jadi harus pulang," katanya.

Dilansir postingan akun instagram @kbri_riyadh‎ pada Kamis (29/8/2019), 28 Agustus 2019, menjadi hari terindah bagi Ilyas, ayah kandung Carmi  mendengar kembali suara anaknya tersebut melalui panggilan video yang dihubungkan oleh Atase Ketenagakerjaan KBRI di Riyadh.

Sampai akhirnya pada bulan Juli 2019, dalam unggahan tersebut, informasi terkait keberadaan Carmi diterima oleh Atase Tenaga Kerja KBRI Riyadh dan langsung melakukan pendekatan ke pemerintah Arab Saudi, dalam hal ini pihak Kepolisian Arab Saudi.

"Alhamdulillah, atas upaya intensif KBRI Riyadh, pada bulan Agustus 2019 keberadaan Carmi terlacak berada di desa Al Amar, Propinsi Gaseem yang berjarak sekitar 400 km dari Riyadh," tulis dalam keterangan unggahan @kbri_riyadh.

Kemudian, Tim Perlindungan Warga KBRI Riyadh segera bergerak menuju lokasi dan mendapati Carmi dalam kondisi fisik yang baik, lalu KBRI Riyadh berhasil melakukan persuasi kepada majikannya, untuk bisa membawa Carmi ke kantor KBRI, lalu diproses kepulangannya atas permintaan orang tuanya. 

Staff Atase Ketenagakerjaan KBRI Riyadh, Sa'dullah Affandy, mengatakan, Carmi masih dalam perawatan untuk dilakukan kondisi psikologisnya, karena sudah tidak menggunakan bahasa Indonesia dan tidak mengenali orangtuanya.

"Masih menunggu untuk pulang, karena gaji masih belum dibayar," kata Sa'dullah saat dihubungi, Jumat (30/8/2019). (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved