Desa Tangguh Bencana

Pangandaran Rawan Gempa dan Tsunami, Banyak Hotel dan Sekolah Belum Punya Jalur Evakuasi

Pangandaran dengan panjang garis pantai mencapai 91 km ada 23 desa di 6 kecamatan yang rawan tsunami.

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Ratusan siswa SMPN 1 Pangandaran saat mengikuti edukasi mitigasi dan simulasi bencana oleh tim ekspedisi Destana Tsunami, Sabtu (3/8). 

Laporan Wartawan Tribun, Andri M Dani

TRIBUNCIREBON.COM CIAMIS - Meski pernah diamuk tsunami menyusul goncangan gempa 6,8 SR  yang menelan 665 korban jiwa (32 orang tidak dikenal) dan 52 orang dinyatakan hilang  hari Senin(17/7/2006) sore 13 tahun lalu, sampai hari ini masih banyak hotel, bangunan besar, perkantoran dan sekolah di Pangandaran yang tidak mempunyai jalur evakuasi dan titik kumpul yang memadai. 

“Sekedar contoh,  di dalam gedung SMPN 1 Pangandaran maupun Pasar Pananjung belum ada jalur evakuasi dengan rambu yang jelas. Termasuk titik kumpul. Jalur evakuasi sangat penting untuk menghindari  kepanikan dan banyak jatuh korban ketika terjadi gempa ,” ujar Koordinator Forum Tagana Kabupaten Pangandaran, Nana “Nay” Suryana  kepada Tribun Sabtu (3/8).

Padahal sekolah dan pasar merupakan tempat berkumpul banyak orang terutama siang hari. Dengan tidak adanya jalur evakuasi dan titik kumpul, akan menimbulkan kerawanan bila terjadi gempa (besar).

Foto Tanpa Busana Siti Badriah & Krisjiana Tersebar Luas, Saling Menempelkan Kening, Mabuk Asmara

Pembunuh Gadis Cantik Lulusan IPB Ditangkap, Sempat Melawan Polisi Akhirnya Ditembak di Kaki

Nana menjelaskan, di sekolah, jalur evakuasi ini sangat penting, terutama di sekolah yang jumlah siswa yang banyak. Jalur evakuasi harus jelas dan terbagi secara tegas sehingga bila ada evakuasi menyusul gempa tidak terjadi penumpukan yang bisa menimbul kepanikan. Kelas A sampai kelas D, misalnya ada jalur evakuasinya, terpisah dengan kelas E sampai G contohnya.

Hotel bertingkat di Pangandaran kata Nana sudah ada yang melengkapi bangunannya dengan dak beton (semacam roof top) sebagai shelter. Namun banyak hotel yang belum memiliki tangga darurat yang memadai.

“Kalaupun ada, lebarnya di bawah 1 meter seharusnya lebih dari 1 meter sehingga bila terjadi gempa tidak berdesak-desakan saat evakuasi untuk penyelamatan diri,” katanya.

Jusuf Kalla Ungkap Perbedaan Jadi Wapres di Era Jokowi & SBY, Sebut Ada Perbedaan Sangat Mencolok

5 Artis Wanita Indonesia Ini Tetap Cantik Tanpa Makeup, Ada Jerawat di Dekat Bibir pun Dibilang Kece

Menyusul terjadinya gempa Banten 7,4 mag (kemudian dikoreksi jadi 6,9 mag) Jumat (2/8) pukul 19.03 malam, menurut Nana, masyarakat Pangandaran sangat respek sudah melakukan evakuasi mandiri dengan cepat dan terarah tanpa disertai kepanikan melalui jalur evakuasi yang sudah ditentukan pasca tsunami tahun 2006 lalu. 

"Dari Desa Babakan warga melakukan evakuasi mandiri ke arah Sukahurip. Sedangkan dari Desa Pangandaran dan Desa Pananjung, jalur evakuasinya ke arah Purbahayu melalui jalan pasar dan jalan stasiun. Juga ada yang mengungsi ke masjid agung.

Tidak terjadi kepanikan di jalan saat warga melakukan evakuasi mandiri tadi malam. Setelah peringatan potensi tsunami resmi dicabut, warga yang sempat mengungsi sekitar tiga jam kembali ke rumah masing-masing. Dan gempa tadi malam tidak menimbulkan kerusakan di Pangandaran, tidak ada laporan kerusakan ,”  ujar Nana.

Paskibraka Tangsel Meninggal, PPI: Tidak Ada Body Contact Dalam Pelatihan Paskibraka

Paskibraka Tangsel Aurellia Meninggal Tak Wajar, Diduga Mendapat Hukuman Berlebihan dari Senior

Pada Jumat (2/8) sore, Pangandaran kedatangan Tim Ekspedisi  Destana (Desa Tangguh Bencana) Tsunami dari BNPB. Mereka sudah melakukan ekspedisi Destana sejak dua minggu lalu menyusuri pantai selatan mulai  Jawa Timur. Setelah dari Cilacap, JUmat (2/8) sore tim ekspedisi Destana BNPB langsung ke Pangandaran.

“Malam harinya Pangandaran ikut diguncang gempa Banten, tim ekspedisi disambut gempa di Pangandaran. Hari ini (Sabtu, 2/8) tim memulai ekspedisi dalam rangka edukasi mitigasi bencana dan simulasi di Pangandaran didampingi relawan inti serta BNPB Jabar dan BPBD Pangandaran. Ekspedisi Destana di Pangandaran selama dua hari setelah itu berlanjut ke Tasikmalaya Selatan,” katanya.

Menurut Nana, Pangandaran dengan panjang garis pantai mencapai 91 km ada 23 desa di 6 kecamatan yang rawan tsunami. Di antaranya pernah diterjang tsunami tahun 2006 lalu. Tentunya upaya-upaya edukasi perlu terus dilakukan untuk mengurangi risiko bencana.

Masyarakat pesisir pantai katanya harus memahami peringatan 20-20-20 untuk bersiaga menghadapi tsunami. Bila terjadi gempa lebih dari 20 detik,  masih ada waktu 20 menit untuk menyelamatkan diri dan segera capai tempat dengan ke tinggian lebih dari 20 meter dari tempat terendah di pesisir pantai. (andri m dani)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved