Nih Mitos dan Legenda Gunung Tangkubanparahu Yang Meletus Tadi Sore

Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat mengalami erupsi pada Jumat (26/7/2019) pukul 15.48 WIB.

Istimewa
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu 

Tidak kelihatan adanya abu erupsi dari kantor BPBD Kabupaten Bandung Barat dengan jarak 17 - 20 Km dari gunung Tangkuban Perahu.

Terakhir, informasi dari masyarakat di Kecamatan Cisarua, ada abu yang mengarah ke sana.

Gunung Tangkubanparahu Erupsi dan Warga Diimbau untuk Waspada, Begini Kata Plh Kepala Informasi BNPB

Hati-hati Abu Vulkanik Letusan Gunung Bisa Berbahaya bagi Kesehatan, Ini Beberapa Dampaknya

2013 Terakhir Kali Gunung Tangkubanparahu Meletus, Kini Meletus Lagi dan Ini Sejarah Meletusnya

Imbauan kepada warga dan wisatawan

Badan Geologi memberikan rekomendasi kepada masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.

Masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki juga tidak diperbolehkan menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.

Dikarenakan ketika cuaca mendung dan hujan, hal tersebut mengandung gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.

Masyarakat di sekitar G. Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan jika Gunung Tangkuban Parahu telah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

Hal tersebut berdasarkan pengamatan visual PVMBG pada Senin (22/7/2019) lalu. Dari hasil rekaman seismograf PVMBG, terpantau sudah terjadi 425 kali gempa.

Hembusan dan Asap kawah utama bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal

Selain itu, sudah terjadi dua kali gempa Tremor Harmonik, tiga kali gempa frekuensi rendah, tiga kali gempa vulkanik dalam, dan tiga kali gempa tektonik jauh.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi pada Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan.

Saat ini PVMBG masih mengevaluasi data lengkapnya.

"Intinya masih dievaluasi karena aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi gempa hembusan yang berfluktuasi dan masih kami evaluasi data lengkapnya," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun Jabar melalui pesan singkat.

Namun secara umum, kata dia, variasi gempa hembusan berfluktuasi ini pernah terjadi di tahun tahun sebelumnya.

Hal tersebut akibat efek perubahan muka air tanah akibat perubahan musim.

"Atas kejadian ini wisatawan agar tidak turun mendekat ke kawah aktif serta tetap mengikuti perkembangan dari BPBD dan pengelola (Gunung Tangkuban Parahu)," katanya.

Ia mengatakan, evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu hingga beberapa hari ke depan akan selesai, saat ini datanya masih terus dikumpulkan dan dianalisis.

"Intinya tergantung kapan ada perubahan muka air tanah, yang naik turunnya muka air tanah bergantung musim, tapi ini semua baru dugaan, karena evaluasi dan analisis kami belum final," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mitos dan Legenda di Gunung Tangkuban Perahu yang Erupsi Sore Ini, https://www.tribunnews.com/nasional/2019/07/26/mitos-dan-legenda-di-gunung-tangkuban-perahu-yang-erupsi-sore-ini?page=all.
Penulis: Malvyandie Haryadi

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved