Beredar Kabar Orang Alami Hipotermia Bisa Berkurang Dengan Disetubuhi, Basarnas: Itu Sesat

Berdasarkan informasi yang beredar, disebutkan bahwa "skin to skin" untuk menangani hipotermia adalah dengan cara disetubuhi.

instagram
Ilustrasi seorang pendaki cewek menolong pendaki cewek yang mengalami hipotermia. 

TRIBUNCIREBON.COM - Informasil viral mengenai penanganan hipotermia menyebar di media sosial. Berdasarkan informasi yang beredar, disebutkan bahwa "skin to skin" untuk menangani hipotermia adalah dengan cara disetubuhi.

Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa jika seseorang yang dalam keadaan hipotermia berada pada kondisi darurat, maka ia harus disetubuhi.

Hipotermia adalah suatu kondisi ketika mekanisme tubuh mengalami kesulitan untuk mengatur suhu tubuh pada tekanan suhu dingin di mana suhu tubuh di bawah 35 derajat celcius.

Benarkah bisa menangani hipotermia dengan cara ini?

Mengonfirmasi hal ini, Kompas.com menghubungi Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas), Suhri Sinaga, Senin (22/7/2019).

Ia menegaskan, menghangatkan tubuh seseorang yang mengalami hipotermia dengan cara disetubuhi adalah hal keliru.

Pendaki Dijamin Aman, Lokasi Pelepasliaran Macan Tutul Jauh dari Jalur Pendakian dan Permukiman

Seperti di Dieng, Embun Pun Berubah Jadi Kristal Es di Gunung Gede, Pendakian Ditutup Sebulan

"Menurut saya, itu enggak benar cara menanganinya. Kalau yang kami pernah pelajari, cukup dengan mengganti pakaian dan memakai selimut saja," ujar Sinaga saat dihubungi Kompas.com pada Senin (22/7/2019).

"Tidak ada itu metode menyetubuhi, itu ajaran sesat," ujar Sinaga.

Adapun metode "skin to skin" yang diperbolehkan adalah kulit bersentuhan dengan kulit, bisa dengan saling berpelukan, misalnya di dalam sleeping bag untuk mengembalikan suhu badan ke angka normal.

Sinaga mengatakan, jika korban hipotermia mengenakan baju yang basah, maka ia dilepas bajunya dan diganti dengan pakaian kering.

Cara lain yang bisa dilakukan, dengan melepas semua pakaian basah dan saling berpelukan di dalam sleeping bag antara sesama gender.

Misalnya, jika yang mengalami hipotermia adalah laki-laki, maka penanganan dilakukan oleh laki-laki juga.

"Kalau dia perempuan dengan perempuan dalam satu sleeping bag, itu oke. Laki-laki dengan laki-laki itu oke. Pasangan suami-istri juga oke. Bukan, laki-perempuan disetubuhi," jelas Sinaga.

Diberi makanan atau minuman hangat

Korban hipotermia biasanya kondisi tubuhnya kaku, sehingga susah untuk menerima makanan dan minuman. Tubuh kaku ini dicirikan dengan mengatupnya mulut korban.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved