6 Fakta Korban Kecelakaan Perlintasan KM 143+1, Sang Anak Sempat Bertanya Hidup Dengan Siapa

H. Tasdan (47) menjadi salah satu korban dari kedelapan korban kecelakaan maut di perlintasan kereta api di KM 143+1

Tribun Cirebon.com/Handhika Rahman
Zulfa Fadilah (paling kanan) anak salah satu korban kecelakaan maut saat bersama rekan sebayanya di rumah duka di Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/6/2019). 

5. Janin Berusia 6 Bulan Kandungan Diberi Nama Rokimah Oleh Kepala Kemenag Kabupaten Indramayu

Sepupu salah satu korban, Ratnadi mengatakan, saat dikebumikan janin tersebut diberi nama Rokimah.

Adapun nama Rokimah sendiri merupakan nama yang diberikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu, H. Sofandi.

"Tadi saat pemakaman diberinama Rokimah oleh Bapak Ketua Kementerian Agama Kabupaten Indramayu," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com di rumah duka di Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/6/2019).

Diberinya nama janin itu oleh Kepala Kemenag, dengan alasan si janin akan dikuburkan terpisah dari ibu kandungnya.

"Iya si janin ini makanya kuburannya itu dipisah," ucap dia.

Lebih lanjut Ratnadi menuturkan, saat pemakaman terdapat empat buah makam, pertama makam H. Tasdan, kedua istrinya Hj. Dian Kudprihatini, ketiga anak kedua mereka Muti amrilah, dan makam terakhir anak ketiga Rokimah.

6. Keluarga Ikrarkan Janji Korban Yang Hendak Menyunati Putra Keduanya

Sepupu salah satu korban, Ratnadi mengatakan, sebelum meninggal korban (H. Tasdan) pernah berikrar akan menyunatkan putra keduanya, Muti Amrilah (5).

"Tadi habis pemakaman diikrarkan juga sunat Muti. Walaupun sudah meninggal tapu sudah ada niatan mau disunatkan oleh korban," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com di rumah duka di Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/6/2019).

Adapun tata cara penyunatan itu, dijelaskan Ratnadi dilakukan sebagaimana prosesi sunat pada umumnya.

Hanya saja, prosesi sunat ini diwakili dengan menggunakan jantung pohon pisang sebagai mediator.

"Saat pengikraran sunat Muti tadi disaksikan juga oleh keluarga dan kerabat yang hadir melayat," ujar dia.

Disampaikan Ratnadi, Muti Amrilah adalah anak kedua dari pasutri yang menjadi korban kecelakaan kereta api,  H. Tasdan dan Hj. Dian Kudprihatini. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved