Berita Majalengka Hari Ini

Klik-klik dari Majalengka, Senyum Tersambung ke Pangandaran, CIMB Niaga Solusi Perantau

Klik-klik dari Majalengka, Senyum Tersambung ke Pangandaran,  Digital Banking CIMB Niaga Solusi Perantau

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TribunCirebon.com/ Eki Yulianto
Klik-klik dari Majalengka, Senyum Tersambung ke Pangandaran,  Digital Banking CIMB Niaga Solusi Perantau 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Kabupaten Majalengka tidak pernah benar-benar tidur.

Di kawasan industri yang dipenuhi deretan pabrik, suara mesin terus berdengung, menandai aktivitas ribuan pekerja yang datang dari berbagai penjuru Indonesia.

Salah satunya adalah Nurika (31), buruh asal Kabupaten Pangandaran yang sejak tiga bulan terakhir merantau ke Majalengka untuk mencari penghidupan.

Di luar itu, ia sudah merantau ke berbagai daerah demi menafkahi keluarganya di kampung. 

Baca juga: TEMBUS Rp2.174.000! Harga Emas Antam Hari Ini 24 September 2025 di Indramayu dan Majalengka Meledak

Seperti kebanyakan pekerja perantau, Nurika punya rutinitas penting di akhir bulan, yakni mengirimkan sebagian gajinya untuk orang tua dan anak-anaknya.

“Kalau sudah terima gaji, pasti yang pertama saya pikirkan bukan belanja, tapi bagaimana bisa segera kirim uang ke rumah."

"Mereka di sana menunggu,” ujar Nurika saat berbincang dengan Tribun, Rabu (24/9/2025).

Baca juga: EDAN! Harga Emas Antam Hari Ini 24 September 2025 di Cirebon dan Kuningan Kembali Meledak

Ribetnya Kirim Uang Zaman Dulu

Sebelum mengenal layanan digital banking, Nurika sering merasa kesulitan setiap kali ingin mengirim uang.

Waktu istirahat yang terbatas membuatnya harus rela antre di loket transfer atau minimarket yang menyediakan jasa pengiriman uang. 

Biaya administrasi pun tidak sedikit, ditambah rasa was-was karena kiriman kadang baru sampai setelah berjam-jam, bahkan berhari-hari.

Baca juga: MELEDAK LAGI! Harga Emas Antam Hari Ini 23 September 2025 di Indramayu dan Majalengka Jadi Segini

“Pernah suatu kali saya sudah capek kerja shift malam, tapi tetap harus keluar antre di tempat transfer. Pulangnya badan makin lelah."

"Belum lagi keluarga di kampung sering nelpon nanya uang sudah masuk atau belum,” kenang Nurika.

Situasi itu membuat ibu dua anak itu sadar, ada banyak pekerja perantau lain yang mengalami hal serupa. 

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved