Buntut Atap Sekolah Ambruk di Bogor, Maulana Politisi PKB Jabar Angkat Bicara

Maulana meminta pemerintah provinsi Jawa Barat memerhatikan sektor pendidikan.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: taufik ismail
Tribun Cirebon/Ahmad Ripai
Maulana Politisi PKB Jabar saat berkegiatan di Kuningan. 

Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Buntut atap SMKN 1 Gunung Putri Bogor ambruk menjadi perhatian lembaga legislatif Jawa Barat.

Saat ditemui di sela kegiatan partai di Kuningan, Maulana politisi PKB Jawa Barat berharap pemerintah harus konsisten dalam memperhatikan dunia pendidikan.

"Saya belum tahu dan masih menunggu keterangan pemerintah soal kejadian sekolah ambruk. Terus melihat gaya atau pola pemikiran pemerintah hari ini, jangan sampai seperti masyarakat. Misal dari kejadian hibah yang sekarang dinolkan akibat oknum tertentu. Ini jangan di samaratakan hingga hibah itu tiada," kata Maulana yang juga Anggota DPRD Provinsi Jabar dapil Kuningan, Ciamis, Pangandaran dan Banjar, Senin (10/11/2025). 

Ia juga menyoroti peristiwa yang terjadi di lingkungan pendidikan swasta dengan kerusakan bangunan sekolah negeri.

"Apakah pemerintah bisa menilai? Maksudnya, jangan terus pendidikan swasta ini dijadikan penilaian buruk tanpa melihat kerugian terus akibat bangunan sekolah negeri yang rusak hingga sekarang kejadian ambruk," katanya. 

Selain itu, Maulana mengatakan terjadinya pemangkasan anggaran transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 2.458 triliun 2026 dan pemerintah bertekad pada pengembangan infrastruktur.

"Tentu kami mempertanyakan bagaimana pendidikan. Apalagi terjadi hibah BPMU (Bantuan Pendidikan Menengah Universal) yang sempat di nol rupiah, dan kita tetap mempertahankannya." 

"Selain itu, kenapa harus infrastruktur, sedang untuk permasalahan sosial harusnya mendapat sentuhan, seperti kemiskinan tinggi di setiap daerah," katanya. 

Memperhatikan kebijakan pemerintah Jabar terhadap sektor pendidikan, tentu menjadi perhatian lapisan masyarakat.

Sebab, kondisi sekarang jauh berbeda dengan kebijakan pada tahun sebelumnya. 

"Bicara pendidikan itu ada standar angka dan jangan bicara uangnya darim ana. Zaman Pak Aher (Ahmad Heryawan) dan Kang Emil (Ridwan Kamil) perhatian pendidikan per siswa itu jelas," katanya.

Baca juga: Seusai Sidang Paripurna PAW DPRD Kuningan, DPC ‎PKB Kuningan Gelar Tasyakuran

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved