Percakapan Kombes Sumarni dengan Perempuan Pengedar Narkoba di Cirebon, ''Kamu Sadar Tidak''
Dalam waktu dua bulan ini Polresta Cirebon menangkap puluhan tersangka pengedar narkoba.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Suasana aula Mapolresta Cirebon tampak tegang, Jumat (10/10/2025) siang.
Di depan kamera para jurnalis, puluhan tersangka berbaris mengenakan baju tahanan oranye.
Dari sekian banyak wajah, satu sosok perempuan mencuri perhatian Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni.
Dengan langkah mantap, Sumarni menghampiri tersangka perempuan itu.
Di hadapan wartawan, ia sempat menanyai langsung tentang perannya dalam jaringan peredaran sabu yang baru saja diungkap.
"Kamu sadar tidak kalau sabu yang kamu jual itu bisa merusak orang lain?” tanya Sumarni tegas.
“Sadar, Bu,” jawab pelan perempuan berinisial DS sambil menundukkan kepala.
Momen itu sontak menjadi perhatian utama dalam konferensi pers yang digelar untuk memaparkan hasil ungkap kasus Satres Narkoba Polresta Cirebon periode Agustus–September 2025.
Sumarni menjelaskan, dalam kurun dua bulan terakhir, pihaknya berhasil mengungkap 23 kasus peredaran narkotika dan obat terlarang.
Total 34 tersangka diamankan, terdiri dari 6 pelaku sabu, 8 ganja, 1 tembakau sintetis, 16 pelaku obat keras tanpa izin, dan 3 kasus psikotropika.
“Ini hasil kerja keras anggota kami di lapangan."
"Kami tidak akan beri ruang bagi peredaran narkoba, baik di wilayah kota maupun kabupaten Cirebon,” ucap Sumarni.
Dari para tersangka, polisi menyita beragam barang bukti.
Mulai dari 27,45 gram sabu, 1,6 kilogram ganja, 31,9 gram tembakau sintetis, ribuan butir obat keras seperti tramadol dan trihexyphenidyl, hingga uang tunai lebih dari Rp 5 juta dan 29 unit ponsel yang digunakan untuk transaksi.
Sebagian besar transaksi dilakukan dengan sistem COD dan peta lokasi, di mana metode yang lazim digunakan jaringan pengedar untuk menghindari deteksi petugas.
Para pelaku memiliki latar belakang beragam, yakni ada wiraswasta, pelajar, buruh, hingga ibu rumah tangga.
Menurut Sumarni, mereka bukan bagian dari sindikat besar, namun saling terhubung melalui perantara daring dan media sosial.
“Banyak yang mengaku tergiur keuntungan cepat. Padahal risikonya besar, bisa penjara belasan tahun,” ucap dia.
Di akhir konferensi pers, Sumarni menegaskan komitmennya memberantas narkoba di wilayah hukumnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar aktif melapor jika melihat aktivitas mencurigakan.
"Narkoba ini musuh bersama. Kami minta dukungan masyarakat untuk terus melapor, sekecil apa pun informasinya,” katanya.
Seusai sesi tanya jawab, Sumarni sempat berbincang dengan beberapa tersangka muda.
Ia menasihati agar mereka tak lagi terjebak dalam dunia hitam narkoba.
“Masih ada waktu untuk memperbaiki diri,” ucapnya lembut, kontras dengan ketegasan saat ia menginterogasi sebelumnya.
Momen itu menutup konferensi pers dengan nuansa yang bukan hanya represif, tapi juga humanis, menegaskan bahwa di balik kerasnya penegakan hukum, ada upaya untuk menyadarkan.
Baca juga: Ramai-Ramai Urus SKCK di Polresta Cirebon, Pemohon Ngaku Prosesnya Lebih Cepat Karena Daftar Online
Tenda Tak Terpasang, Gubernur Jadi Tak Datang, Program Abdi Nagri di Cirebon Urung Digelar |
![]() |
---|
Pemkot Cirebon Geber Perbaikan, Jalan Perjuangan & Cipto Kini Mulus, 92 Persen Jalan Kondisinya Oke |
![]() |
---|
Tak Kapok, Warga Argasunya Kembali Menambang Usai 2 Pekerja Tewas Tertimbun, Polisi Turun Tangan |
![]() |
---|
Terekam CCTV Curi Sepatu, Kasus Anak Mantan Wali Kota Cirebon Diselesaikan Lewat Restorative Justice |
![]() |
---|
Terekam CCTV, Remaja di Kota Cirebon Dikejar Pakai Celurit hingga Bersujud di Gang Buntu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.